Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Pemangkasan Suku Bunga The Fed: Peluang untuk Mata Uang Komoditas?

Pemangkasan Suku Bunga The Fed: Peluang untuk Mata Uang Komoditas?

by Gilang Permana at 17 Oct 2024 18:26

Kondisi pasar mata uang saat ini memperlihatkan tekanan yang signifikan pada nilai mata uang komoditas. Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) disertai dengan lesunya harga komoditas membawa dampak negatif, namun tetap terdapat sinyal optimisme terkait pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed).

Tekanan pada Mata Uang Komoditas

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Trading Economics, indeks mata uang komoditas menunjukkan pelemahan yang cukup terasa. Sebagai contoh, pasangan mata uang NZDAUD mengalami penurunan terparah pada minggu terakhir dengan penurunan sebesar 2,31% hingga mencapai level 0,60675 per tanggal 17 Oktober. AUDUSD juga mengalami penurunan sebesar 0,72% menjadi 0,66935, sementara USDCAD melawan tren ini dengan sedikit penguatan 0,27% ke level 1,37791.

Pengamat pasar, Ibrahim Assuaibi dari Laba Forexindo Berjangka, mencatat bahwa tekanan terhadap mata uang komoditas disebabkan oleh kurang efektifnya stimulus ekonomi dari Tiongkok. Permintaan yang lambat terhadap komoditas menciptakan dampak yang luas. “Efek stimulus China gagal sehingga harga komoditas masih tertekan,” katanya kepada media.

Kondisi Ekonomi Global dan Dampaknya

Menyusul kondisi di Tiongkok, data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan turut memberikan kontribusi terhadap ketidakpastian ekonomi, terutama bagi Australia. Inflasi di Tiongkok pada bulan September hanya tumbuh sebesar 0,4% dari tahun ke tahun, jauh di bawah ekspektasi. Selain itu, Indeks Harga Produsen (IHP) juga mengalami penurunan 2,8%. Hal ini menunjukkan kinerja ekonomi yang melemah di salah satu mitra dagang terbesar Australia.

Deputi Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA), Sarah Hunter, menyatakan bahwa RBA mungkin perlu mempertimbangkan penurunan suku bunga pada akhir tahun 2024. Masalah inflasi yang terus berlanjut menjadi penyebab utama, meski harapan untuk pemulihan dari sektor ketenagakerjaan masih ada.

Permintaan Hidup di Sektor NZD dan CAD

Di sisi lain, mata uang Selandia Baru (NZD) juga tidak luput dari tekanan. Data inflasi dari kuartal III 2023 menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat, dengan inflasi tahunan di angka 2,2%, lebih rendah dibandingkan angka 3,3% pada tahun sebelumnya. NHK kuartal-ke-kuartal berada di angka 0,6%, memberikan ekspektasi bahwa Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) dapat melakukan pemotongan suku bunga acuan hingga 50 basis poin.

Hal yang mirip juga terjadi di Kanada, di mana inflasi tahunan mengalami kontraksi untuk pertama kalinya sejak Februari 2021. Pertumbuhan tahunan CPI merosot dari 2% di bulan Agustus menjadi 1,6% di bulan September, yang memicu spekulasi tentang kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Bank of Canada (BoC).

Optimisme di Tengah Ketidakpastian

Meskipun terdapat banyak tekanan pada mata uang komoditas, optimisme masih ada. Ibrahim percaya bahwa pemangkasan suku bunga oleh The Fed akan mengurangi nilai tukar dolar AS, sehingga memberikan peluang bagi mata uang komoditas untuk menguat. Berdasarkan alat analisis Fedwatch, ada probabilitas hingga 92,1% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November dan 84,3% pada bulan Desember.

Mesin Analisis: Proyeksi dan Level Support

Proyeksi nilai tukar akhir tahun 2024 untuk AUDUSD, NZDUSD, dan USDCAD masing-masing diperkirakan berada pada angka 0,65214, 0,59308, dan 1,35930. Ini memberikan gambaran bagaimana keseluruhan kondisi pasar global akan memberikan dampak langsung pada mata uang komoditas.

Melihat ke depan, Taufan Dimas Hareva dari ICDX menambahkan bahwa jejak support untuk AUDUSD terletak di area 0,6650, dengan support lanjutan di 0,6610 dan seterusnya. Resistensi utama berada di level 0,6730. Untuk NZDUSD, support terdekat di angka 0,6020 dan resistencia di 0,6100. Terakhir, USDCAD mengalami support terdekat di 1,3720 dan resistan di angka 1,3755.

Kesimpulan

Dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu ini, para pelaku pasar diharapkan terus memantau perkembangan kebijakan moneter dari The Fed serta data ekonomi dari negara-negara mitra perdagangan, terutama di Asia Pasifik. Walaupun ada tekanan yang cukup besar pada nilai mata uang komoditas, harapan untuk pemulihan tidak sepenuhnya sirna. Dengan demikian, kondisi ini menjadi perhatian yang harus dicermati oleh investor dan pelaku pasar secara keseluruhan.