Kelas menengah di Indonesia dikabarkan mengalami penurunan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, tekanan inflasi yang tinggi menjadi salah satu penyebab utama penurunan ini. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa proporsi kelas menengah di Indonesia pada tahun ini mencapai 17,13%, atau setara dengan 46,85 juta penduduk. Angka ini menurun dari tahun sebelumnya, di mana pada 2019 proporsi kelas menengah mencapai 21,45% dengan jumlah 57,33 juta jiwa. Penurunan ini telah berlanjut hingga tahun 2021 dan 2024.
Kondisi Kelas Menengah Saat Ini
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, menyatakan bahwa kelas menengah saat ini cenderung turun ke level menuju kelas menengah dan rentan miskin. Hal ini terlihat dari data BPS yang menunjukkan peningkatan jumlah individu pada level menuju kelas menengah dan rentan miskin seiring dengan penurunan jumlah kelas menengah.
Faktor Penyebab
Penurunan jumlah kelas menengah disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah tekanan pengeluaran yang semakin besar. Turunnya kemampuan kelas menengah dalam memenuhi kebutuhan dasar, terutama makanan, mengakibatkan dominasi pengeluaran hanya pada kebutuhan primer. Hal ini menandakan bahwa pengeluaran untuk kebutuhan non-makanan semakin berkurang, sehingga mengindikasikan tingkat kesejahteraan yang menurun.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, juga menyoroti penurunan kelas menengah karena beban pembayaran yang tinggi, terutama terkait dengan pajak. Kontribusi kelas menengah dalam pembayaran pajak mencapai 85,2%, namun kenaikan beban pajak seperti kebijakan PPN dapat memberikan dampak signifikan terhadap kelas menengah.
Dampak dan Tantangan
Penurunan jumlah kelas menengah telah membawa dampak yang signifikan. Mulai dari penurunan pendapatan pribadi akibat kenaikan biaya hidup seperti biaya pendidikan dan sewa rumah, hingga terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang cukup besar di berbagai sektor. Kelas menengah yang terkena PHK seringkali harus beralih ke pekerjaan informal dengan pendapatan yang tidak pasti, mengakibatkan ketidakpastian ekonomi individu.
Sektor perpajakan yang terus meningkatkan beban pajak juga menjadi salah satu tantangan utama bagi kelas menengah. Kebijakan yang berdampak pada kelas menengah perlu dipertimbangkan dengan cermat untuk menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Semua tantangan ini menggambarkan perlunya perhatian ekstra terhadap kondisi kelas menengah di Indonesia agar dapat memperkuat fondasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.