Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam sebuah pernyataan yang mengejutkan, Presiden terpilih Prabowo Subianto mengungkapkan kebangkitan ketidakpuasan terhadap pengalaman investasinya di pasar modal. Menjelang pelantikannya, Prabowo dengan jujur mengakui bahwa pengalaman buruknya di bursa Eropa telah membuatnya kapok berinvestasi di pasar modal.
Prabowo menceritakan bahwa selama beberapa tahun terlibat di pasar modal, hasil yang diperolehnya sangat mengecewakan. "Saya harus akui saya kurang berhasil bermain di pasar modal. Sekian tahun returnnya maybe after 5 tahun 1% return. Jadi aku kapok main pasar modal," ungkap Prabowo di hadapan para analis dan tokoh ekonomi.
Pengalaman yang kurang menyenangkan ini seolah menjadi pembelajaran baginya. Meskipun dirinya adalah sosok yang akrab dengan dunia bisnis, Prabowo mengakui bahwa ia masih merasa dasar dalam memahami sektor ini. Dengan latar belakang sebagai prajurit TNI, ia merasa lebih nyaman dan berpengalaman di sektor pertahanan.
Pandangan Prabowo tentang Investasi dan Bisnis
Dalam diskusi tersebut, Prabowo menegaskan bahwa pandangan dan pemahamannya lebih banyak berakar dari pengalaman praktis daripada pendidikan formal di bidang ekonomi. "Yang saya pelajari dari pemahaman sejarah saya, saya tidak punya gelar ekonomi. Saya punya pengalaman karena saya mantan jenderal, pengalaman saya perang," tuturnya.
Hal ini menimbulkan berbagai tanggapan di kalangan analis dan pengamat ekonomi. Beberapa pihak melihat pengakuan Prabowo sebagai sinyal bagi para investor untuk lebih berhati-hati ketika bermain di pasar modal. Mengingat banyaknya risiko yang harus dihadapi, kecuali mereka yang telah memiliki cukup pengetahuan dan pengalaman.
Tren Pasar Modal di Indonesia
Meski pengalaman pribadi Prabowo menunjukkan sisi gelap dari pasar modal, tidak dapat dipungkiri bahwa pasar saham merupakan salah satu instrumen investasi yang pernah memberikan hasil menjanjikan bagi banyak investor. Di Indonesia, sebagai contoh, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mengalami fluktuasi, terkadang ditutup melemah dan lainnya menguat.
Menurut analisis terakhir, IHSG kembali ditutup melemah, yang menunjukkan bahwa perubahan psikologis di pasar tetap mempengaruhi keputusan investor. Situasi semacam ini memperjelas pentingnya memahami dinamika pasar sebelum berinvestasi di sektor tersebut.
Kesadaran akan Risiko Investasi
Pernyataan Prabowo juga dapat menjadi refleksi bagi banyak investor, terutama bagi mereka yang baru memasuki dunia investasi. Kesadaran akan risiko, perilaku pasar, dan pengetahuan tentang alokasi portofolio yang sehat adalah aspek-aspek penting yang harus dipahami agar terhindar dari kegagalan dalam berinvestasi.
Dalam konteks ini, ada baiknya para investor mempelajari jenis-jenis investasi yang ditawarkan, mulai dari saham, obligasi, hingga reksa dana. Setiap instrumen investasi memiliki karakteristik unik yang memerlukan pendekatan berbeda serta pemahaman yang dalam untuk mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.
Mengembangkan Strategi Investasi yang Bijak
Melihat pengalaman pribadi Prabowo, rasa kapoknya berinvestasi di pasar modal harus diakui sebagai sebuah peringatan. Di balik kekecewaan tersebut, setiap investor perlu mengembangkan strategi investasi yang bijaksana untuk menghindari kerugian serupa. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menyusun rencana investasi jangka panjang, mengikuti perkembangan pasar, dan melakukan diversifikasi aset.
Diversifikasi, sebagai contoh, dapat membantu mengurangi risiko keseluruhan dengan tidak menaruh semua dana dalam satu tempat. Investasi di berbagai instrumen akan membantu menyeimbangkan potensi risiko dan imbal hasil yang diinginkan.
Penutup
Dengan pengakuan dari Prabowo mengenai pengalamannya di pasar modal, ini bisa menjadi momen penting bagi investor untuk merenungkan pendekatan mereka terhadap investasi. Meskipun hasil akhirnya bisa berbeda, kiat untuk belajar dari pengalaman negatif di pasar modal adalah pelajaran berharga bagi setiap calon investor. Dalam dunia investasi, pemahaman dan pengetahuan adalah kunci untuk mencapai kesuksesan.