Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Prospek Emiten Menara Telekomunikasi di Tahun 2024 semakin Cerah

Prospek Emiten Menara Telekomunikasi di Tahun 2024 semakin Cerah

by Intan Sari at 15 Oct 2024 20:02

Kinerja emiten menara telekomunikasi sepanjang semester I-2024 menunjukkan hasil yang mencengangkan. Beberapa perusahaan besar di sektor ini berhasil mencetak pertumbuhan yang positif, seiring dengan meningkatnya kebutuhan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) adalah beberapa pemain utama yang mengukir prestasi di tengah persaingan yang semakin ketat.

TOWR Membukukan Pendapatan Rp 6,15 Triliun

TOWR menjadi emiten terakhir yang merilis laporan kinerja keuangan untuk paruh pertama tahun 2024. Dalam laporan tersebut, TOWR mencatat pendapatan yang mencapai Rp 6,15 triliun, tumbuh sebesar 6,54% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Laba bersih yang diperoleh mencapai Rp 1,6 triliun, meningkat 9,4% secara tahunan.

Pencapaian TBIG dan MTEL

Sejalan dengan kinerja positif TOWR, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) juga mencatatkan laba bersih yang melonjak 6,10% YoY, menjadi Rp 730,79 miliar. Pendapatannya juga meningkat 4,10% YoY menjadi Rp 3,41 triliun.

Tak kalah baik, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) melihat pertumbuhan pendapatan dan laba bersih masing-masing sebesar 7,75% dan 12,61% di paruh pertama tahun 2024. Capaian ini menunjukkan bahwa permintaan akan infrastruktur telekomunikasi semakin tinggi di tengah pesatnya perkembangan teknologi.

Analisis Prospek Emiten Menara Telekomunikasi

Menurut Adityo Nugroho, Senior Investment Information di Mirae Asset Sekuritas, meskipun ada kekhawatiran akibat kehadiran Starlink, kinerja emiten menara telekomunikasi masih berpotensi untuk tumbuh. "Jika kinerja emiten stabil hingga akhir tahun, dampak dari Starlink kemungkinan kecil," ujarnya.

Adityo menambahkan bahwa dalam jangka panjang, sektor telekomunikasi di Indonesia masih prospektif. Hal ini disebabkan penetrasi jaringan yang belum mencapai 100%. Namun, dia juga mengingatkan untuk mencermati bahwa emiten menara merupakan sektor yang padat karya dan memiliki tingkat utang yang tinggi.

Tantangan dan Peluang di Depan

Satu tantangan utama yang harus diantisipasi oleh emiten menara telekomunikasi adalah potensi peningkatan utang. "Pastikan utang dapat terjaga dan stabilitas nilai tukar rupiah juga terjaga, maka sektor ini masih aman," tambah Adityo.

Sementara itu, Equity Analyst BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis, menyatakan bahwa emiten menara telekomunikasi dapat memperoleh angin segar dari rencana penjualan aset fiber optik milik PT Link Net Tbk (LINK). Investasi di infrastruktur fiber optik ini sangat penting dalam memperkuat kemitraan dan sumber pendapatan baru untuk perusahaan menara.

Langkah Strategis TOWR

TOWR juga dilaporkan sedang mengincar bisnis fiber optik milik PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchinson (IOH). Langkah ini strategis untuk mendorong pertumbuhan layanan Fiber to The Home (FTTH) di luar Pulau Jawa, yang diharapkan dapat meningkatkan penetrasi pasar dan pendapatan perusahaan.

Rekomendasi dan Target Harga

BRI Danareksa Sekuritas memberikan rekomendasi beli untuk saham TOWR dengan target harga di angka Rp 1.400. Selain itu, Niko juga memberikan rekomendasi beli untuk MTEL dengan target harga di Rp 960. Rekomendasi ini didasari oleh prospek pertumbuhan yang kuat serta landasan fundamental yang baik dari perusahaan-perusahaan tersebut.

Kesimpulan

Kinerja emiten menara telekomunikasi di Indonesia menunjukkan angka yang positif dan prospektif di tahun 2024. Dengan adanya pertumbuhan yang stabil dan pengembangan strategi yang baik, perusahaan-perusahaan ini berpotensi mendapatkan keuntungan yang lebih besar di masa depan. Investor harus cermat dalam memilih emiten yang memiliki dasar fundamental dan strategi yang kuat.