JAKARTA - Gelaran penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia diperkirakan akan semakin semarak ke depan. Hal ini disampaikan oleh Ernst & Young (EY), firma jasa profesional multinasional, dalam sebuah laporan terbaru. Reuben Tirtawidjaja, Partner di EY Indonesia Strategy and Transactions, menegaskan pentingnya memperhatikan perkembangan sektor EBT, terutama mengingat minat yang terus meningkat dari investor.
Kinerja Positif IPO EBT dalam Lima Tahun Terakhir
Dalam lima tahun terakhir, sektor EBT telah menunjukkan kinerja yang cukup menjanjikan dengan kehadiran beberapa perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Beberapa emiten yang sukses melantai di bursa antara lain PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN), PT Arkora Hydro Tbk (AKRO), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
Reuben mencatat, meskipun jumlah IPO EBT mungkin tidak terlalu mencolok dibandingkan sektor lainnya, kenaikan harga saham dari emiten EBT telah menunjukkan pertumbuhan tarif yang signifikan. Hingga 30 September 2024, harga saham emiten EBT telah meningkat setidaknya 30% sejak pertama kali melantai di BEI.
Minat Investor Terhadap EBT Semakin Meningkat
“Ini adalah indikator yang jelas bahwa minat investor terus meningkat terhadap sektor energi terbarukan, terutama di tengah komitmen Indonesia untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060,” ungkap Reuben. Ia juga menyoroti adanya kebijakan yang mendukung dari pemerintah baru yang semakin menguntungkan iklim investasi di sektor EBT.
Analisis Perkembangan Saham EBT di BEI
Beberapa catatan terkait perkembangan saham EBT di BEI memberikan gambaran yang positif. Berikut adalah tabel yang menunjukkan kinerja saham beberapa emiten EBT hingga 16 Oktober 2024:
Perusahaan | Harga IPO (Rp) | Harga 16 Oktober 2024 (Rp) | Pertumbuhan (%) |
---|---|---|---|
PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) | 396 | 695 | 75,55 |
PT Arkora Hydro Tbk (AKRO) | 300 | 1.220 | 306,66 |
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) | 875 | 1.185 | 35,43 |
PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) | 780 | 6.785 | 769,87 |
Dari tabel di atas, terlihat bahwa khususnya saham AKRO dan BREN mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan, dengan BREN bahkan mencatatkan kenaikan harga hingga hampir 770% dari harga IPO-nya.
Proyeksi Pertumbuhan IPO EBT di Masa Depan
Reuben memproyeksikan bahwa seiring peningkatan kebijakan pemerintah yang mendukung industri energi terbarukan, akan ada lebih banyak perusahaan di sektor ini yang akan melakukan IPO dalam beberapa tahun mendatang. “Ramalan saya, kita akan melihat peningkatan yang signifikan dari jumlah perusahaan yang berani melantai di bursa, didorong oleh pertumbuhan minat investor yang positif dan dukungan kebijakan pemerintah yang kuat,” paparnya.
Kesiapan Sektor Energi Terbarukan Menghadapi Tantangan
Sektor EBT di Indonesia juga harus mempersiapkan diri menghadapi berbagai tantangan, termasuk pengelolaan risiko dan keberlanjutan. Inovasi dan teknologi baru akan menjadi kunci untuk menarik lebih banyak investasi di sektor ini. Perusahaan-perusahaan di sektor ini diharapkan mampu memanfaatkan kebutuhan energi terbarukan sekaligus mengadopsi praktik terbaik dalam pengelolaan sumber energi agar dapat memenuhi target-target yang ditetapkan oleh pemerintah.
Penutup
Dengan proyeksi yang optimistis terhadap sektor EBT, pasar saham Indonesia bisa menjadi lebih beragam dan menarik bagi para investor. Investasi di sektor ini tidak hanya menjanjikan keuntungan finansial, tetapi juga berkontribusi pada upaya menjaga lingkungan dan keberlanjutan energi di Indonesia.