Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Prospek Menjanjikan untuk Sektor Barang Baku di Akhir 2024

Prospek Menjanjikan untuk Sektor Barang Baku di Akhir 2024

by Intan Sari at 17 Oct 2024 20:29

JAKARTA. Pada Kamis, 17 Oktober 2023, sektor barang baku kembali menunjukkan kinerja yang menggembirakan, berkontribusi pada lonjakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 1,13% ke level 7.735,03. Kenaikan ini didorong oleh sektor barang baku yang tercermin dari IDX Basic Materials, yang naik paling tinggi sebesar 2,75%. Hal ini menandakan adanya potensi positif bagi investor yang mengincar saham-saham di sektor tersebut.

Sentimen Global Memengaruhi Pergerakan Emiten

Research Analyst Stocknow.id, Emil Fajrizki, mengungkapkan bahwa prospek kinerja bisnis dan pergerakan saham emiten di sektor barang baku sangat dipengaruhi oleh sentimen global. Berbagai faktor seperti kondisi makroekonomi, geopolitik, rantai pasok industri, serta fluktuasi harga komoditas menjadi pengaruh signifikan terhadap pergerakan emiten.
Contohnya, lonjakan harga komoditas emas yang menembus rekor tertinggi di level 2.680 dolar AS per troi ons diperkirakan akan memberi dampak positif bagi emiten-emiten yang bergerak di sektor emas.

Emiten Emas Menyita Perhatian

Pada hari yang sama, beberapa saham emiten emas berhasil mencatatkan kenaikan yang tajam. Saham-saham seperti PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) mencatat lonjakan sebesar 18,57%, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) naik 17,48%, dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga mengalami kenaikan sebesar 3,18%.
Hal ini menunjukkan bahwa emiten di sektor emas menjadi sorotan utama, terutama menjelang rilis kinerja kuartal III-2024 yang diharapkan akan membawa hasil yang positif.

Peluang bagi Emiten Logam dan Semen

Emil Fajrizki juga menaksir bahwa katalis dari pasar komoditas global akan meningkatkan prospek emiten logam, termasuk nikel dan tembaga. Di sisi lain, pemerintah baru yang segera dilantik diharapkan akan meluncurkan program-program keberlanjutan yang menjadi katalis positif bagi emiten semen. Hal ini menjadi harapan bagi harga-harga komoditas untuk bertahan dan bahkan meningkat dalam beberapa bulan ke depan.

Pengaruh Permintaan China

Analisis serius juga datang dari Research Analyst Phintraco Sekuritas, Arsita Budi Rizqi. Menurutnya, permintaan dari China menjadi faktor kunci dalam prospek permintaan dan harga komoditas terkait sektor barang baku. Data ekonomi serta realisasi stimulus ekonomi di China diharapkan dapat menjadi katalis bagi pemasok di sektor barang baku. Namun, dia juga memberikan catatan bahwa tanpa adanya stimulus baru dari China, prospek kinerja emiten barang baku, khususnya tambang mineral logam, bisa tetap moderat.

Harga Komoditas dan Prospek Emiten

Arsita menyoroti beberapa komoditas, seperti nikel yang menghadapi kelebihan pasokan yang bisa mempengaruhi harga jual rata-rata (Average Selling Price/ASP). Sementara itu, harga tembaga diperkirakan masih terganjal oleh pelemahan permintaan. Namun, harga timah tercatat cenderung menguat dengan pasokan yang lebih rendah dari perkiraan. Untuk emas, harganya akan dipengaruhi oleh kekhawatiran terkait eskalasi geopolitik dan jangka waktu pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).

Rekomendasi dan Target Harga Saham

Menyusul analisis yang cukup mendalam, para analis memberikan beberapa rekomendasi yang menarik. Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menyarankan untuk mengamati saham-saham emiten tambang mineral-logam seperti ANTM dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dengan target harga masing-masing sebesar Rp 1.665 - Rp 1.720 dan Rp 10.175 - Rp 11.000.
Herditya juga merekomendasikan speculative buy pada PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan target harga di kisaran Rp 4.340 - Rp 4.440.

Harga Saham yang Menarik di Sektor Bahan Baku

William Wibowo dari Kanaka Hita Solvera juga memberikan rekomendasi serupa, dengan fokus pada bisnis nikel dan emas. Salah satu rekomendasi teknikal dari William adalah untuk buy ANTM dengan mencermati area support di Rp 1.500 dan resistance di Rp 1.780. Saham-saham lain seperti BRMS, INCO, dan PSAB juga mendapat perhatian dengan support dan resistance yang terdefinisi dengan jelas.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, kinerja sektor barang baku menunjukkan sinyal yang positif menjelang akhir tahun 2024. Baik dari prospek harga komoditas yang stabil sampai dengan rekomendasi saham dari analis, sektor ini memberikan banyak peluang bagi investor. Namun, perlu diingat bahwa pergerakan di pasar saham sangat dipengaruhi oleh dinamika ekonomi global dan lokal, terutama kebijakan pemerintah dan permintaan pasar yang didorong oleh stimulus. Dengan memperhatikan berbagai faktor ini, investor diharapkan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat mengenai investasi di sektor barang baku.