Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Prospek Positif Saham ESSA di Tengah Tantangan Ekonomi Global

Prospek Positif Saham ESSA di Tengah Tantangan Ekonomi Global

by Joko Susanto at 17 Oct 2024 14:43

JAKARTA — Saham PT Essa Industries Indonesia Tbk. (ESSA) menunjukkan prospek yang cerah meskipun ada tantangan di pendapatan dan laba bersih perusahaan. Sejumlah analis mengungkapkan keyakinan bahwa kinerja emiten yang dipimpin oleh Garibaldi ‘Boy’ Thohir dan TP Rachmat ini akan terus berlanjut positif dalam jangka menengah hingga panjang.

Katalis Positif untuk ESSA

Baru-baru ini, ESSA didorong oleh beberapa katalis positif yang berasal dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan investasi pada kilang liquefied petroleum gas (LPG) di dalam negeri. Prospek penguatan harga amonia global, yang merupakan produk utama perusahaan, juga didorong oleh konflik yang tengah berlangsung di Timur Tengah dan stimulus dari bank sentral China, People’s Bank of China (PBOC).

Hendra Wardana, Founder Stocknow.id, menilai bahwa meskipun ESSA mengalami penurunan pendapatan hingga 53,3% Year on Year (YoY) serta laba bersih yang menurun tajam sebesar 75,3% pada 2023, rasio keuangannya tetap solid jika dibandingkan dengan industri. Pada kuartal kedua, net profit margin (NPM) ESSA tercatat sebesar 13,36% dan return on equity (ROE) sebesar 12,61%, yang menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengelola efisiensi operasional dengan baik.

Performa Saham ESSA dan Prospek Jangka Panjang

Saat ini, saham ESSA diperdagangkan di level Rp960 per saham, dan sepanjang tahun 2024, saham ini telah melesat hingga 81,13%. Meskipun ada penilaian bahwa valuasi saham ESSA saat ini overvalued, dengan price earning ratio (PER) mencapai 21,82 kali dibandingkan industri yang berada di level 13,49 kali, Hendra optimis bahwa investor masih akan menaruh perhatian positif kepada ESSA. Menurutnya, para investor tampaknya telah mempertimbangkan potensi pertumbuhan di masa depan, khususnya didorong oleh kebijakan pemerintah terkait investasi di kilang LPG.

Rekomendasi untuk Investor

Miftahul Khaer, analis dari Kiwoom Sekuritas Indonesia, juga melihat kinerja positif ESSA di tahun ini. Meskipun pendapatan sempat kontraksi pada paruh pertama 2024, laba bersih perusahaan justru mengalami lonjakan signifikan. Hal ini mencerminkan adanya efisiensi dalam operasional perusahaan. Miftahul menilai bahwa kinerja saham ESSA masih berpeluang untuk kembali naik meskipun saat ini berada dalam kategori overvalued, dengan target harga Rp985 per saham.

Faktor Pendukung Kinerja ESSA di Masa Depan

Menurut Rizal Nur Rafly, Equity Research Analyst Panin Sekuritas, kinerja ESSA pada masa mendatang akan terdorong oleh penurunan harga natural gas di pasar yang diakibatkan oleh badai di Amerika Serikat. Di sisi lain, rencana pemerintah untuk membuka pasokan impor LNG diprediksi menjadi stimulus bagi kinerja perusahaan. Dengan pasokan gas yang melimpah, harga bahan baku akan turun, yang akan mendorong profitabilitas dari ESSA.

Pada semester I/2024, ESSA melaporkan laba bersih sebesar US$20,6 juta, naik 418% secara tahunan, meskipun pendapatan tercatat turun 10% menjadi US$151,6 juta. Peningkatan laba bersih terkait erat dengan tren kenaikan harga amonia yang mencapai US$334 per ton dari sebelumnya US$297 per ton pada kuartal II/2023. Perusahaan juga mencatatkan EBITDA sebesar US$61,6 juta, melonjak 48% YoY, yang menunjukkan hasil dari peningkatan produksi dan efisiensi biaya.

Pembaruan Proyek Blue Ammonia dan Kebijakan Energi

Pada awal September 2024, Kanishk Laroya, CEO ESSA, menyampaikan bahwa prospek kinerja keuangan perusahaan untuk semester II/2024 diperkirakan tidak akan mengalami perubahan besar jika dibandingkan dengan paruh pertama. Menurutnya, pasar amonia dan LPG tidak diprediksi akan meningkat signifikan pada paruh kedua tahun ini, berbeda dengan periode sebelumnya yang dipengaruhi oleh konflik antara Rusia dan Ukraina.

Saat ini, ESSA juga sedang mengembangkan proyek blue ammonia. Manajemen perusahaan melaporkan bahwa studi tahap kedua proyek tersebut sedang berlangsung dan diharapkan dapat rampung dalam waktu dekat. Dari hasil studi ini, manajemen akan mengevaluasi kelayakan proyek, struktur biaya, serta aspek lainnya yang lebih detail.

Kendala dan Harapan di Masa Depan

Namun, di tengah potensi ini, ESSA masih menghadapi kendala dalam pengembangan proyek LPG yang bergantung pada regulasi harga gas yang ditetapkan pemerintah. Kanishk berharap industri yang banyak menggunakan gas sebagai bahan baku bisa mendapatkan insentif harga yang lebih rendah, mengingat hal ini sangat berpengaruh terhadap biaya produksi.

Diharapkan, pasar untuk produk blue ammonia akan segera terbentuk, baik untuk konsumsi domestik maupun ekspor. Saat ini, ESSA menantikan tender pengadaan blue ammonia oleh konsumen di Jepang dan Korea Selatan, yang diharapkan dapat meningkatkan prospek penjualan dan pendapatan perusahaan di masa depan.

Kesimpulan

Meskipun ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, seperti penurunan pendapatan dan laba bersih, analis sepakat bahwa ESSA memiliki potensi kinerja yang positif berkat kebijakan pemerintah, peluang investasi baru di sektor energi, serta strategi efisiensi yang telah dilakukan. Investor disarankan untuk tetap memperhatikan perkembangan terbaru terkait kinerja perusahaan dan peluang investasi yang ada di depan mata.