Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Proyeksi Kenaikan Harga Semen: Peluang atau Tantangan bagi SMGR?

Proyeksi Kenaikan Harga Semen: Peluang atau Tantangan bagi SMGR?

by Eko Nugroho at 15 Oct 2024 20:06

Industri semen di Indonesia menjadi salah satu sektor yang saat ini menarik perhatian, terlebih dengan kebijakan yang diambil oleh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Dalam beberapa bulan ke depan, SMGR diperkirakan akan melanjutkan tren kenaikan harga jual atau average selling price (ASP) semen, yang kini menjadi sorotan para analis terkait dampaknya terhadap kinerja perusahaan.

Kenaikan Harga Jual Semen

Corporate action yang dilakukan oleh SMGR terlihat dari kenaikan ASP sebesar 3% pada semen kantong merek premium hingga 13 provinsi pada periode Mei-Juni. Selanjutnya, perusahaan juga telah mengumumkan rencana kenaikan harga sebesar 3%-5% untuk semen kantong dan semen curah selama bulan Juli hingga Agustus 2024.

Lebih lanjut, SMGR berencana untuk melakukan kenaikan harga lagi antara bulan September hingga Desember, yang mencakup produk semen kantong, curah, dan ekspor. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer menegaskan bahwa kenaikan harga jual semen tersebut dipercaya akan memaksimalkan potensi pendapatan SMGR.

Dampak pada Margin dan Volume Penjualan

Miftahul menambahkan bahwa meskipun margin dapat meningkat dengan harga yang lebih kompetitif, hal tersebut masih harus diimbangi dengan volume penjualan yang stabil. Ia menjelaskan, “ASP yang lebih kompetitif akan berdampak ke margin, sehingga lebih maksimal lagi. Namun dengan catatan selama volume penjualannya masih bisa tetap dijaga.”

Namun, tidak semua analis sepakat dengan optimisme ini. Research Analyst Panin Sekuritas, Aqil Triyadi, berpendapat bahwa dampak dari kenaikan ASP tidak akan cukup signifikan untuk mendorong profitabilitas SMGR, mengingat sektor semen saat ini masih mengalami oversupply sementara permintaan pasar belum pulih sepenuhnya.

Perkembangan Sektor Properti dan Infrastruktur

Aqil mencatat bahwa pemulihan dalam sektor ini dapat didorong lewat kebijakan pemerintah, yakni target pembangunan 3 juta rumah per tahun. Ditambah dengan insentif yang diberikan oleh pemerintah untuk sektor properti, seperti PPN dan BPHTB, diharapkan dapat memberikan harapan lebih meningkatkan permintaan semen di pasar.

“Kebijakan ini memberikan harapan lebih untuk mendorong kinerja sektor semen,” ungkap Aqil, menambahkan bahwa perhatian terhadap tren rivalitas di industri semen juga harus diperhatikan, terutama dalam kontek oversupply yang masih berlaku.

Proyeksi Kinerja Keuangan SMGR

Melihat perspektif yang berbeda, Miftahul mengindikasikan bahwa ada potensi perbaikan kinerja yang mungkin terjadi di sisa tahun ini. Dikatakan bahwa SMGR dapat menciptakan momentum positif, terutama di semester kedua tahun ini, di mana mereka diuntungkan oleh banyaknya hari kerja di kuartal ketiga dan keempat.

Miftahul menggarisbawahi bahwa secara historis, sekitar 54% volume penjualan dan 66%-72% laba bersih perusahaan biasanya terkonsentrasi di paruh kedua tahun. Ini menjadi indikasi bahwa perusahaan berpeluang meraih hasil yang lebih baik dalam waktu dekat.

Sentimen Pelonggaran Suku Bunga

Faktor lain yang juga berkontribusi terhadap optimisme ini adalah adanya pelonggaran suku bunga yang diterapkan oleh bank sentral. Hal ini mampu mendorong peningkatan kebutuhan semen karena rendahnya biaya pembiayaan, yang akan mendukung aktivitas pembangunan. “Dengan demikian, volume penjualan SMGR berpotensi melanjutkan momentum pertumbuhannya di semester kedua 2024,” ujar Miftahul.

Meski demikian, perlu dicatat bahwa segmen semen kantong cenderung flat dalam permintaan. Hal ini sejalan dengan asumsi bahwa meskipun harga naik, bukan berarti penjualan akan sejalan dengan pertumbuhan yang diharapkan.

Rekomendasi untuk Investor

Terkait dengan saham SMGR, Miftahul memberikan rekomendasi ‘trading buy’ dengan target harga Rp 4.390 per saham. Hal ini didasarkan pada analisis valuasi yang menunjukkan bahwa harga saham SMGR masih berada dalam level yang wajar.

Sementara itu, Aqil merekomendasikan strategi ‘hold’ untuk saham SMGR yang dibarengi dengan target harga Rp 4.200 per saham. Rendahnya proyeksi laba di tahun ini serta potensi tekanan dari oversupply menjadi fokus utama dalam saran ini.

Kesimpulan

Dengan berbagai pemikiran dan analisis yang berbeda dari para analis, jelas bahwa perjalanan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) masih menyimpan tantangan dan peluang. Kenaikan harga jual semen yang direncanakan, di satu sisi menawarkan potensi pendapatan yang lebih tinggi, namun di sisi lain harus diwaspadai dengan kondisi oversupply dan rendahnya pemulihan permintaan. Kebijakan pemerintah dan situasi ekonomi di Indonesia menjadi faktor penentu dalam kelangsungan kinerja SMGR di masa depan.