Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Rekor Harga Emas Baru: Apa Impaknya bagi Investor?

Rekor Harga Emas Baru: Apa Impaknya bagi Investor?

by Joko Susanto at 18 Oct 2024 07:59

Harga emas kembali mencetak rekor baru, dengan posisi akhir yang terlihat pada angka US$ 2.692 per ons, mengalami kenaikan sebesar 0,71%. Kenaikan ini merupakan kelanjutan dari tren penguatan harga emas selama tiga hari berturut-turut, dengan rata-rata harga berada di angka US$ 2.639 per ons. Harga tertinggi yang pernah dicapai emas sebelumnya terjadi pada bulan September lalu, dengan kenaikan sebesar 0,50% menjadi US$ 2.670 per ons. Melihat hal ini, banyak investor berpendapat bahwa penguatan harga emas dapat menjadi sinyal baik dalam portofolio investasi mereka.

Faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas

Menurut data dari Trading Economics, penguatan harga emas didorong oleh beberapa faktor utama. Salah satu yang paling signifikan adalah persepsi dovish yang muncul dari kebijakan bank sentral besar dunia, khususnya The Fed di Amerika Serikat. Langkah ini diambil seiring dengan menurunnya yield obligasi, yang pada gilirannya meningkatkan daya tarik emas sebagai aset yang tidak menawarkan imbal hasil.

Dalam konteks ini, The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga acuannya kembali pada November 2024 sebanyak 25 basis points (bps). Penurunan suku bunga ini mengikuti penurunan sebelumnya sebesar 0,5 bps, yang telah menjadikan suku bunga acuan berada di rentang 4,75%-5,0% pada bulan September 2024. Adanya peluang pemangkasan suku bunga dari bank sentral Eropa juga membuka kemungkinan yang sama bagi Bank of England untuk memotong suku bunga, guna menanggapi penurunan inflasi di Inggris.

Geopolitik dan Ketidakpastian Pasar

Harga emas juga sangat diuntungkan oleh kondisi ketegangan geopolitik global, yang membuat emas semakin menjadi primadona di antara investor, terutama saat volatilitas pasar saham meningkat pesat. Head of Investment Information dari Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina, menyatakan bahwa selama bulan Oktober, pelaku pasar masih menunggu kepastian terkait susunan kabinet baru pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto. Selain itu, investor juga mengamati dengan seksama pengumuman detil dari China mengenai paket stimulus yang dapat mempengaruhi kondisi pasar saham.

Peluang Investasi Emas dalam Ketidakpastian Ekonomi

Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan, Bisman Bakhtiar, menjelaskan bahwa kondisi ekonomi global yang melemah akibat faktor geopolitik dan inflasi berkontribusi pada penguatan nilai emas. Dalam situasi yang kurang menentu ini, banyak investor memilih emas sebagai pilihan investasi untuk mengamankan aset mereka. Ini artinya, dalam suasana ketidakpastian ini, emas tidak hanya dipandang sebagai komoditas, tetapi juga sebagai aset yang memberikan perlindungan.

Emiten Pertambangan yang Diuntungkan

Berdasarkan tren harga emas yang positif ini, beberapa emiten pertambangan mineral logam berpeluang untuk meraup keuntungan, di antaranya adalah PT Merdeka Copper Tbk (MDKA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). General Manager Corporate Communication MDKA, Tom Malik, mengungkapkan proyeksi positif perusahan seiring dengan harga emas yang berada pada kisaran 2.600-an per ons, yang mengalami lonjakan signifikan dibandingkan akhir tahun lalu yang berada di level 1.900-an per ons. Kenaikan ini mencatatkan kenaikan hampir 30%, yang tentu berdampak pada kinerja perusahaan.

MDKA juga menunjukkan stabilitas produksi melalui anak perusahaannya, PT Bumi Suksesindo (BSI), yang mengelola tambang emas Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur. Sepanjang semester pertama tahun 2024, BSI berhasil menghasilkan sumber daya mineral terbaru sekitar 112,6 juta ton dengan kadar emas mencapai 0,37g/t.

Selain itu, MDKA juga memiliki proyek emas di Pani, yang berpotensi menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia. Proyek ini ditargetkan akan mulai beroperasi pada akhir 2025, dengan produksi emas perdana diharapkan dapat dilakukan pada awal tahun 2026.

Pencapaian PT Aneka Tambang Tbk

Di sisi lain, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tidak kalah menarik untuk diperhatikan. Pada tanggal 17 Oktober 2024, harga emas batangan Antam mengalami kenaikan sebesar Rp 5.000, menjadi Rp 1.496.000 per gram. Segmen emas ANTM berkontribusi sekitar 81% terhadap total penjualan, mencatatkan nilai penjualan sebesar Rp 18,83 triliun, meningkat 42% dibandingkan tahun sebelumnya.

Dari segi volume produksi, ANTM berhasil memproduksi logam emas mencapai 439 kg (14.114 troy oz.) tahun ini. Keberhasilan mereka dalam mempertahankan pangsa pasar dan strategi pemasaran yang efektif berimbas pada kenaikan pada total penjualan sebanyak 18%. Ini adalah pencapaian yang signifikan dalam konteks persaingan pasar yang semakin ketat.

Kesimpulan

Dengan tren kenaikan harga emas yang terus berlanjut, para investor disarankan untuk memperhatikan situasi ini sebagai kesempatan berinvestasi. Situasi ketidakpastian global dan potensi penurunan suku bunga oleh bank sentral besar dapat menjadi pendorong bagi para pelaku pasar untuk memanfaatkan investasinya di aset aman ini. Bagi perusahaan-perusahaan pertambangan emas seperti MDKA dan ANTM, kondisi ini memberikan prospek yang cerah untuk pertumbuhan dan profitabilitas di masa depan.

Berita Lainnya