Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Rupiah Diperkirakan Menguat Pekan Ini, Apa Penyebabnya?

Rupiah Diperkirakan Menguat Pekan Ini, Apa Penyebabnya?

by Dika Saputra at 14 Oct 2024 06:26

Mata uang rupiah Indonesia mengalami penguatan pada akhir perdagangan pekan lalu, dan proyeksi yang positif akan berlanjut hingga pekan ini, menyusul kesehatan ekonomi yang ditunjukkan oleh stimulus yang diumumkan oleh China. Data terbaru menunjukkan bahwa pada Jumat (11/10), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) mencatat rupiah ditutup di Rp 15.609 per dolar AS, menguat 0,31% dari hari sebelumnya. Di pasar spot, rupiah bahkan lebih optimis ditutup pada level Rp 15.578 per dolar AS, menunjukkan kenaikan 0,64% dibandingkan hari sebelumnya.

Sentimen Positif dari Stimulus China

Menurut analisis dari Lukman Leong, seorang analis komoditas dan valuta, langkah-langkah stimulus yang diambil oleh pemerintah China berpotensi memberikan dampak positif bagi penguatan rupiah. “Efek stimulus China lebih ke sentimen risk-on. Stimulus ini akan mendukung penguatan ekonomi China yang tentunya akan meningkatkan permintaan ekspor Indonesia, terutama untuk komoditas,” ungkap Lukman dalam wawancaranya.

Dengan adanya stimulus ini, diharapkan akan terjadi peningkatan kegiatan ekonomi di China, yang merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Hal ini secara langsung dapat mendorong permintaan terhadap komoditas ekspor Indonesia, seperti minyak kelapa sawit dan batu bara, yang menjadi andalan dalam menggerakkan perekonomian nasional.

Impak Stabilitas Ekonomi AS

Tidak hanya faktor eksternal dari China yang menguntungkan, tetapi juga situasi domestik dan stabilitas ekonomi AS yang memberikan dukungan bagi penguatan rupiah. Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, optimistis bahwa mata uang Indonesia akan terus menguat dalam perdagangan Senin (14/10). “Data ekonomi AS yang stabil, ditambah dengan indeks harga produsen yang tidak berubah pada bulan September, mengindikasikan kemungkinan The Fed untuk memangkas suku bunga,” kata Ibrahim.

Pemangkasan suku bunga oleh The Fed akan memberikan dampak yang lebih luas terhadap ekonomi global, termasuk Indonesia. Ketika suku bunga di negara maju menurun, investasi asing cenderung mengalir ke emerging markets seperti Indonesia, yang menawarkan potensi pertumbuhan yang lebih tinggi.

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Selain faktor eksternal dan kebijakan moneter Amerika Serikat, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia juga turut mendorong optimisme. Bank Dunia dan IMF telah memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di atas 5% untuk tahun 2024-2025. Ibrahim menjelaskan, “Kondisi ini akan menarik investor untuk kembali masuk ke pasar dalam negeri, yang pada akhirnya memperkuat mata uang garuda.”

Penguatan fundamental ini penting untuk memperbaiki sentimen pasar yang beberapa waktu terakhir tertekan akibat kekhawatiran inflasi dan perlambatan global. Dengan kondisi ekonomi yang diprediksi stabil, investor diharapkan akan lebih kembali percaya untuk berinvestasi di pasar Indonesia.

Pergerakan Rupiah di Awal Pekan

Untuk perdagangan awal pekan, Lukman memproyeksikan bahwa nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.475 hingga Rp 15.600 per dolar AS. Di sisi lain, Ibrahim lebih optimis dan memperkirakan rupiah bisa menguat hingga level Rp 15.500 per dolar AS. Proyeksi ini menunjukkan potensi positif yang bisa menjadi pendorong bagi pasar syarat untuk menambah investasi.

Peringatan terhadap Hot Money

Walaupun banyaknya sentimen positif, Lukman menekankan bahwa stimulus dari China tidak akan berdampak langsung pada keluarnya hot money dari Indonesia. Hal ini penting karena kepastian bahwa arus keluar modal tidak mengganggu stabilitas makroekonomi Indonesia juga akan menjaga fundamental rupiah tetap kuat di tengah dinamika pasar yang ada.

Investor perlu mencermati dinamika di pasar valuta asing dan juga mengikuti perkembangan kebijakan yang dibuat oleh bank sentral di negara maju. Memiliki pemahaman tentang bagaimana stimulus dan kebijakan moneter dapat mempengaruhi nilai tukar serta perekonomian secara keseluruhan adalah hal yang krusial bagi para investor dan pebisnis di Indonesia.

Dengan semua faktor yang mendukung ini, penguatan rupiah diharapkan tidak hanya akan menjadi tren jangka pendek tetapi juga berpeluang untuk berlanjut dalam jangka panjang, mendukung akses yang lebih baik bagi perekonomian nasional untuk berkembang dan beradaptasi terhadap tantangan global yang ada.