Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Rupiah Diproyeksi Perkasa Menjelang Pelantikan Presiden Baru

Rupiah Diproyeksi Perkasa Menjelang Pelantikan Presiden Baru

by Fitri Wulandari at 14 Oct 2024 05:55

BISNIS.COM, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diproyeksi mengalami penguatan yang signifikan pada perdagangan hari ini, Senin (14/10/2024). Hal ini terjadi menjelang pelantikan Presiden Republik Indonesia terpilih, Prabowo Subianto, yang diyakini akan mempengaruhi dinamika ekonomi domestik.

Pergerakan Nilai Tukar Rupiah

Pada perdagangan akhir pekan yang lalu, Jumat (11/10/2024), nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,64% menjadi Rp15.577,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS juga mengalami penguatan sebesar 0,14% yang berada di level 102,84. Data ini menunjukkan adanya tren positif pada nilai tukar rupiah, dan analis memprediksi bahwa rupiah akan melanjutkan penguatan di awal pekan ini.

Proyeksi Penguatan Rupiah

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan laju rupiah akan terapresiasi lebih jauh ke level Rp15.500 per dolar AS. Menurut Ibrahim, ada beberapa faktor yang memengaruhi penguatan ini. Dari sisi eksternal, stabilitas data ekonomi di Amerika Serikat memberikan sinyal positif bagi pergerakan rupiah ke depan.

Dampak Kebijakan Moneter AS

Pasar saat ini mendukung kebijakan moneter bank sentral AS, The Fed, yang diperkirakan akan menurunkan suku bunga. Ibrahim menjelaskan, data terbaru mengenai harga produsen AS yang tidak berubah pada bulan September 2024 mengindikasikan kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Selain itu, tingkat pengangguran di AS yang relatif lebih tinggi menunjukkan adanya penurunan dalam kinerja data tenaga kerja, yang menguatkan argumen untuk penyesuaian kebijakan moneter tersebut.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Dari perspektif internal, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diajukan oleh Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF) menunjukkan angka yang optimis, yaitu di atas 5% untuk tahun 2024 dan 2025. Ibrahim menambahkan, meski indikator deflasi tercatat dalam lima bulan berturut-turut, isu ini tidak terlalu berdampak negatif terhadap kestabilan ekonomi Indonesia. Beliau yakin bahwa pertumbuhan ekonomi akan stabil di kisaran 5% sampai 5,1%.

Impak pada Pasar Domestik

Kondisi ekonomi Indonesia yang stabil di tengah tantangan global memungkinkan masuknya pelaku pasar ke dalam pasar domestik, sehingga mendukung penguatan nilai tukar rupiah. Ibrahim menekankan bahwa kepercayaan pasar dan investor terhadap potensi ekonomi Indonesia yang kokoh juga akan memberikan dampak positif bagi nilai tukar rupiah dalam jangka pendek dan menengah.

Kesimpulan

Dengan proyeksi positif yang datang dari aspek eksternal dan internal, khususnya menjelang pelantikan presiden baru, diperkirakan bahwa rupiah akan menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini tentunya menjadi angin segar bagi pelaku pasar dan investor. Kesehatan ekonomi negara yang stabil serta kebijakan moneter yang tepat sasaran menjadi kunci bagi penguatan nilai tukar di masa depan.