Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Rupiah Melemah Beruntun, Bank Indonesia Siap Intervensi

Rupiah Melemah Beruntun, Bank Indonesia Siap Intervensi

by Gilang Permana at 07 Oct 2024 11:43

Stabilitas Rupiah Terancam di Tengah Volatilitas Pasar Global

Nilai tukar rupiah mengalami penurunan yang signifikan pada awal pekan ini, setelah sempat mencapai titik terlemahnya di Rp 15.688 per dolar Amerika Serikat (AS). Pada Senin, 7 Oktober 2023, pukul 11.36 WIB, posisi kurs rupiah spot tercatat di Rp 15.670 per dolar AS, yang berarti ada pelemahan sekitar 1,19% dibandingkan akhir pekan lalu yang berada di Rp 15.485 per dolar AS. Dalam enam hari berturut-turut, rupiah telah melemah total 3,6%.

Kondisi ini mengindikasikan adanya tekanan yang cukup serius terhadap nilai tukar rupiah, yang sebelumnya menunjukkan kekuatan dengan mencapai Rp 15.102 per dolar AS pada Rabu, 25 September 2023. Angka tersebut merupakan level paling kuat rupiah dalam 14 bulan terakhir, sejak 1 Agustus 2023. Namun, kini situasi berbalik dan tantangan baru muncul dari faktor eksternal yang mempengaruhi pasar valuta asing.

Pengaruh Global Terhadap Rupiah

Edi Susianto, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas di Bank Indonesia (BI), menyatakan bahwa BI selalu siap untuk melakukan intervensi di pasar. Intervensi ini akan dilakukan di pasar spot, domestic non-deliverable forward, dan pasar obligasi guna memastikan keseimbangan antara supply dan demand untuk forex. Menurut Edi, perkembangan pasar global saat ini tidak menguntungkan bagi mata uang negara berkembang, termasuk rupiah, terutama dipicu oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah serta data ketenagakerjaan AS yang lebih baik dari ekspektasi.

"Perkembangan ini mempengaruhi psikologi pasar, yang cenderung membuat investor lebih berhati-hati dan berdampak pada nilai tukar rupiah,” jelas Edi dalam penjelasannya yang dikutip dari Bloomberg.

Intervensi Bank Indonesia

Berdasarkan informasi dari beberapa trader yang dilaporkan oleh Bloomberg, Bank Indonesia telah melakukan intervensi di rentang harga Rp 15.660 hingga Rp 15.665 per dolar AS. Intervensi ini bertujuan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah di tengah gejolak pasar. Upaya ini dianggap penting untuk menjaga kepercayaan pasar dan memastikan perekonomian domestik tetap berjalan dengan baik.

Perbandingan dengan Mata Uang Asia Lainnya

Pelemahan rupiah tidak terjadi secara terpisah. Banyak mata uang Asia yang juga mengalami penurunan terhadap dolar AS pada hari yang sama. Ringgit Malaysia mencatatkan pelemahan tertinggi sebesar 1,27%, diikuti oleh rupiah yang berada di urutan kedua dalam hal penurunan. Selain itu, nilai tukar peso Filipina, dolar Taiwan, dan baht Thailand lainnya juga menunjukkan penurunan. Namun, tidak semua mata uang Asia mengalami pelemahan; won Korea justru menguat sebesar 0,19% terhadap dolar AS, dan ada penguatan juga pada yen Jepang, yuan offshore, dolar Singapura, serta dolar Hong Kong.

Indeks Dolar dan Dampaknya

Menariknya, meskipun indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia mengalami penurunan tipis sebesar 0,05% menjadi 102,48, dalam sepekan terakhir, indeks dolar telah melonjak sebanyak 1,67%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pada hari tertentu terjadi penurunan, dalam jangka waktu yang lebih panjang, kekuatan dolar tetap mempengaruhi perdagangan global.

Kesimpulan

Rupiah yang melemah beruntun selama ini memperlihatkan betapa rentannya nilai tukar mata uang terhadap pengaruh eksternal. Dengan ketegangan geopolitik dan kondisi perekonomian yang fluktuatif, dukungan dari Bank Indonesia melalui intervensi diharapkan dapat membantu menstabilkan situasi ini. Hal tersebut sangat penting agar perekonomian Indonesia tetap dalam jalur pertumbuhan yang positif, dan kepercayaan investor tetap terjaga.