Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Rupiah Melemah: Data Neraca Perdagangan Jadi Pemicu

Rupiah Melemah: Data Neraca Perdagangan Jadi Pemicu

by Hendra Wijaya at 15 Oct 2024 11:48

Kurs rupiah berbalik melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada siang ini, Selasa (15/10). Pada pukul 11.38 WIB, kurs rupiah spot berada di level Rp 15.573 per dolar AS, melemah 0,04% dari penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di Rp 15.566 per dolar AS. Kejadian ini menjadi perhatian, mengingat rupiah sebelumnya sempat menunjukkan penguatan pasca kabar positif terkait posisi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Mengapa Rupiah Melemah?

Pelemahan nilai tukar rupiah ini terjadi setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data neraca perdagangan yang menunjukkan penurunan, baik dari sisi ekspor maupun impor. Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus selama 53 bulan berturut-turut yang berakhir pada September 2024, dengan surplus senilai US$ 3,26 miliar.

Namun, nilai ekspor Indonesia di bulan September 2024 tercatat menurun menjadi US$ 22,08 miliar, atau turun 5,80% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara itu, nilai impor Indonesia juga mengalami penurunan menjadi US$ 18,82 miliar, dengan prosentase penurunan yang lebih besar, yakni sebesar 8,91%.

Perbandingan Ekspor dan Impor

Bulan Ekspor (US$ miliar) Impor (US$ miliar) Surplus (US$ miliar)
September 2024 22,08 18,82 3,26
Agustus 2024 23,42 20,61 2,81

Performa Mata Uang Asia Lainnya

Keadaan ini bukan hanya mempengaruhi rupiah, tetapi juga berimbas hampir pada seluruh mata uang Asia. Menurut data Bloomberg, hanya yen Jepang yang menunjukkan penguatan sebesar 0,03% terhadap dolar AS. Sebaliknya, yuan China, won Korea, dan baht Thailand mengalami pelemahan masing-masing sebesar 0,35%.

Indeks Dolar Menguat

Secara umum, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia juga menunjukkan penguatan. Indeks dolar tercatat berada di level 103,31, meningkat dari penutupan perdagangan sebelumnya di 103,3. Ini adalah posisi paling kuat indeks dolar selama lebih dari 10 pekan, yang menunjukkan bahwa dolar AS semakin dominan di pasar global.

Pernyataan dari Pemerintah

Kabar terbaru lainnya menyebutkan bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah diminta oleh Presiden Prabowo Subianto untuk melanjutkan jabatan di kabinet mendatang. Hal ini dilihat sebagai langkah positif yang diharapkan dapat memberikan stabilitas dalam kebijakan ekonomi Indonesia mendatang.

Kesimpulan

Pelemahan rupiah yang terjadi saat ini mencerminkan ketidakpastian ekonomi, terutama terkait dengan data neraca perdagangan yang kurang menggembirakan. Meskipun Indonesia masih mencatatkan surplus neraca dagang selama lebih dari empat tahun, penurunan nilai ekspor dan impor dapat membahayakan prospek ekonomi ke depan.

Diperlukan langkah langkah strategis dari pemerintahan dan pelaku ekonomi untuk menghadapi tantangan ini, sekaligus menciptakan ketahanan ekonomi yang lebih kuat di tengah gejolak global.