Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Rupiah Melemah, Investor Tunggu Katalis Baru Menjelang Pilpres

Rupiah Melemah, Investor Tunggu Katalis Baru Menjelang Pilpres

by Gilang Permana at 02 Nov 2024 06:26

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan pekan ini, menandakan adanya ketidakpastian yang menyelimuti pasar. Pelemahan ini diprediksi akan berlanjut, seiring sikap wait and see dari investor. Dalam sepekan, rupiah spot mengalami penurunan sebesar 0,54% menjadi Rp 15.732 per dolar Amerika Serikat (AS), tergerus dari posisi pekan lalu yang berada di Rp 15.647 per dolar AS.

Sementara itu, pada Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah tercatat melemah 0,60% ke posisi Rp 15.723 per dolar AS dari Rp 15.629 per dolar AS pada akhir pekan lalu. Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong, menyebutkan bahwa pelemahan ini lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kekhawatiran yang berkembang di Timur Tengah.

Data Ekonomi AS Pengaruhi Sentimen Pasar

Di samping itu, data-data ekonomi dari AS yang menunjukkan kinerja positif, terutama pada sektor pekerjaan, juga berkontribusi terhadap pelemahan rupiah. Beberapa indikator seperti ASDP, Jolt, dan klaim pengangguran menunjukkan hasil yang kuat. "Data-data ini dapat membuat investor semakin waspada dan berharap untuk hasil yang lebih baik dari kawasan tersebut," ujar Lukman.

Namun, ada pula sentimen positif yang dapat mendukung pergerakan rupiah, yakni data Purchasing Managers' Index (PMI) dari China yang menunjukkan bahwa sektor manufaktur telah keluar dari zona kontraksi. Hal ini memberikan harapan bagi investor mengenai potensi pertumbuhan di kawasan Asia, termasuk Indonesia.

Strategi Investor Menantikan Hasil Pilpres AS

Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, menambahkan bahwa pasar saat ini cenderung wait and see, terutama menjelang hasil pooling mengenai pemilihan presiden (pilpres) AS. Terdapat perolehan suara yang bervariasi antara kandidat, di mana beberapa pooling menunjukkan Trump mengungguli Kamala dan sebaliknya. Ketidakpastian ini akan mempengaruhi keputusan investasi.

"Sehingga pasar cenderung menunggu keputusan tersebut sebelum mengambil langkah lebih lanjut," kata Fikri. Di sisi lain, data inflasi Indonesia yang rilis pada Oktober menunjukkan angka sebesar 0,08%, diharapkan dapat memberi dampak positif terhadap yield riil Indonesia. Diharapkan, kondisi ini dapat menarik lebih banyak dana asing ke dalam negeri.

Ruang Gerak Rupiah Minggu Depan

Meskipun ada harapan dari data inflasi, Fikri mencatat bahwa ketidakpastian global masih menyelimuti pasar, menyebabkan investor asing menahan diri untuk berinvestasi di Indonesia. Kondisi ini diharapkan akan berlanjut hingga pekan depan di mana hasil pilpres dan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) akan menjadi fokus investor.

Selain itu, pada malam hari nanti, dijadwalkan sejumlah rilis data ekonomi dari AS, seperti tingkat pengangguran, Non-Farm Payroll, dan participation rate. Diperkirakan, data-data ini akan tetap datar dengan tingkat pengangguran bertahan di angka 4,1%.

Proyeksi Pergerakan Rupiah

Jika data yang dirilis sesuai ekspektasi, Fikri memperkirakan bahwa rupiah tidak akan banyak bergerak dengan perkiraan posisi di angka US$ 15.600 hingga Rp 15.700 per dolar AS di awal pekan depan. Hal senada juga disampaikan oleh Lukman, yang memperkirakan rupiah akan berada di rentang Rp 15.650 hingga Rp 15.800 per dolar AS pada awal pekan mendatang.

Kestabilan Ekonomi Global dan Imbasnya Terhadap Rupiah

Kestabilan ekonomi di tingkat global merupakan faktor cukup signifikan yang memengaruhi nilai tukar rupiah. Dengan adanya ketidakpastian yang terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk konflik yang berlangsung di Timur Tengah, menjadi ancaman bagi mata uang domestik. Investor mulai mempertimbangkan faktor-faktor ini dalam pengambilan keputusan mereka seiring keuntungan investasi menjadi lebih memperhitungkan risiko.

Selaras dengan harapan data PMI China yang positif, para pelaku pasar berharap bahwa pertumbuhan ekonomi di negara jiran dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Dalam hal ini, sinergi antar ekonomi kawasan menjadi penting dalam menjaga kestabilan nilai tukar secara keseluruhan.

Menjelang akhir tahun, diharapkan dinamika yang muncul dalam politik domestik dan internasional dapat memberikan sinyal yang lebih jelas bagi arah pergerakan rupiah ke depan.