Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Rupiah Menanti Kebijakan Baru: Antara Harapan dan Tantangan

Rupiah Menanti Kebijakan Baru: Antara Harapan dan Tantangan

by Joko Susanto at 29 Oct 2024 08:26

Nilai tukar rupiah saat ini menjadi sorotan besar di kalangan investor dan pelaku pasar, terutama menjelang dimulainya kebijakan fiskal dan moneter dari pemerintahan baru yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Realisasi dari kebijakan dan program-program yang dijanjikan oleh pemerintahan baru ini akan sangat berpengaruh terhadap arah pergerakan nilai rupiah ke depan.

Menghadapi Tantangan Global dan Internal

Alwi Assegaf, dari Research & Development Trijaya Pratama Futures, menyatakan bahwa saat ini pasar sedang berada dalam fase menunggu. Pasar masih mewaspadai berbagai kebijakan yang akan dikeluarkan oleh pemerintah baru. Penilaian kinerja pemerintahan Prabowo dan Gibran akan menjadi sorotan utama, terutama dalam 100 hari kerja pertama mereka.

Beliau menambahkan bahwa efek dari kebijakan pemerintah yang baru ini belum bisa langsung terlihat. Meskipun ada kabar mengenai kabinet yang beragam dan program-program ambisius seperti makan siang gratis, pasar seharusnya sudah mengantisipasi kondisi ini sebelumnya. Sentimen negatif yang bisa muncul, yang mungkin berkenaan dengan peningkatan anggaran belanja negara (APBN), harusnya sudah dihargai oleh pasar.

Penguatan Dolar AS Memicu Tekanan pada Rupiah

Dari sisi eksternal, nilai tukar rupiah saat ini juga menghadapi tekanan yang cukup besar. Salah satu faktor utamanya adalah penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Kenaikan imbal hasil obligasi AS yang mendukung arus masuk modal asing ke AS juga berkontribusi terhadap pelemahan rupiah. Alwi menyoroti bahwa kebijakan Federal Reserve (The Fed) yang berubah sangat berpengaruh, dengan kemungkinan pemangkasan suku bunga yang dilakukan secara bertahap, tidak agresif seperti yang sebelumnya diperkirakan.

“Saat ini, pasar memperkirakan bahwa The Fed akan menahan suku bunga pada level yang ada. Hal ini tentu akan menguatkan dolar dan berdampak negatif bagi mata uang berisiko seperti rupiah,” jelas Alwi. Penguatan dolar AS dapat diperkirakan lebih lanjut jika Donald Trump terpilih kembali sebagai Presiden AS pada pemilihan mendatang. Kebijakan proteksionisme yang selama ini diusung oleh Trump bisa saja menghentikan inflasi dan menyebabkan keputusan suku bunga yang lebih ketat.

Faktor Geopolitik dan Implikasi bagi Rupiah

Tidak hanya faktor dari luar negeri, ketidakpastian politik dan masalah geopolitik di Timur Tengah juga berkontribusi pada peningkatan permintaan terhadap dolar AS. Situasi yang masih tegang, seperti kemungkinan serangan Israel terhadap Iran, menciptakan kekhawatiran di kalangan investor. Dalam kondisi seperti itu, aset-aset safe haven seperti dolar diincar sebagai opsi mitigasi risiko.

Pemandangan Ekonomi Domestik dan Prospek Kedepan

Meski berbagai tantangan datang dari luar, fundamental ekonomi Indonesia dinilai masih cukup solid. Surplus neraca perdagangan yang terjadi dan cadangan devisa yang sedikit menurun menunjukkan kinerja ekonomi domestik yang cukup baik. Namun, ada juga perlambatan yang terlihat dari indikator seperti deflasi yang telah berlangsung selama lima bulan berturut-turut.

Dengan kondisi ini, hingga akhir tahun diperkirakan rupiah akan terus mengalami tekanan. Prediksi menunjukkan bahwa rupiah dapat tertekan menuju area resistensi di Rp 15.800 hingga Rp 15.965 per dolar AS, sementara area support diperkirakan berada di Rp 15.450.

Kesimpulan: Jalan Berduri Menuju Stabilitas

Secara keseluruhan, kebijakan yang dijalankan oleh pemerintahan baru dalam 100 hari pertama dapat menjadi penentu untuk nilai tukar rupiah di masa mendatang. Masyarakat dan pelaku pasar tentu berharap bahwa kebijakan yang akan diambil dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian. Dengan banyaknya tantangan yang ada, baik dari segi internal maupun eksternal, stabilitas rupiah memerlukan perhatian dan strategi yang tepat dari pemerintah.

Dengan melihat berbagai faktor yang mempengaruhi, diharapkan pasar dan investor dapat lebih siap menghadapi kemungkinan yang ada. Hasil dari kebijakan yang diambil dalam waktu dekat ini jadi hal penting yang harus kita pantau bersama.