Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Rupiah Menguat, Apa yang Mendorong Kenaikan Ini?

Rupiah Menguat, Apa yang Mendorong Kenaikan Ini?

by Joko Susanto at 15 Oct 2024 09:34

JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan penguatan sejak perdagangan hari ini, Selasa (15/10/2024), mencatatkan level baru di Rp15.549 per dolar AS. Data yang dirilis oleh Bloomberg menunjukkan bahwa rupiah dibuka menguat sebesar 0,11% atau setara dengan 16,5 poin. Sementara itu, indeks dolar AS mengalami penurunan 0,12% dengan berada di level 103,17.

Mata Uang Asia Ikut Menguat

Tidak hanya rupiah, sejumlah mata uang Asia lainnya juga mengikuti tren penguatan. Yen Jepang mengalami penguatan sebesar 0,13%, dolar Singapura menguat 0,03%, rupee India naik 0,01%, dan baht Thailand juga terdengar menguat dengan 0,04%. Akan tetapi, beberapa mata uang Asia lainnya justru mengalami pelemahan. Dolar Hong Kong turun 0,02%, dolar Taiwan melemah 0,01%, won Korea Selatan menyusut 0,11%, dan yuan China juga melemah 0,12% terhadap dolar AS.

Proyeksi Penguatan Rupiah di Hari Perdagangan

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan bahwa tren penguatan yang dialami oleh rupiah masih akan berlanjut hingga penutupan perdagangan hari ini. Menurut Ibrahim, fluktuasi nilai tukar rupiah bersifat positif dan berpotensi ditutup menguat dalam rentang Rp15.510 hingga Rp15.580 per dolar AS.

Sentimen Positif di Balik Penguatan Ini

Ibrahim menambahkan bahwa terdapat sejumlah sentimen positif yang mendukung penguatan nilai tukar rupiah. Di antara sentimen-sentimen tersebut adalah proyeksi pertumbuhan ekonomi yang solid, surplus neraca dagang, dan posisi utang luar negeri yang terjaga. "Sentimen ini diharapkan dapat terus menggerakkan penguatan rupiah ke depan," ungkap Ibrahim.

Indikasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa perekonomian domestik Indonesia terus menunjukkan momentum yang baik, berhasil meraih pertumbuhan di atas 5%. Pada kuartal I/2024, ekonomi Indonesia tercatat tumbuh sebesar 5,11% year on year (YoY), sedangkan pada kuartal II/2024 tumbuh sebesar 5,05%. Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dikeluarkan oleh Bank Dunia juga memperlihatkan pemandangan optimis, di mana pertumbuhan untuk tahun 2024 dan 2025 diperkirakan masing-masing di angka 5% dan 5,1%.

Utang Luar Negeri dan Faktor Pengaruh Dolar AS

Selain pertumbuhan yang stabil, laporan Bank Indonesia (BI) tentang Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia per Agustus 2024 menunjukkan bahwa ULN mencapai US$425,1 miliar, tumbuh 7,3% YoY. Posisi ULN ini dipengaruhi oleh melemahnya mata uang dolar AS terhadap sebagian besar mata uang global, termasuk rupiah.

Analisis dan Implikasi Kebijakan

Berdasarkan analisis tersebut, penguatan nilai tukar rupiah dapat menjadi indikator positif bagi para investor dan pelaku pasar. Pemulihan nilai tukar rupiah ini diharapkan dapat memberikan kepercayaan kepada investor, baik domestik maupun asing, untuk lebih berani berinvestasi di pasar Indonesia. Otoritas keuangan dan bank sentral, di sisi lain, perlu terus memonitor kondisi ini dan memberikan kebijakan yang mendukung stabilitas ekonomi.

Kesimpulan

Penguatan rupiah di tengah kondisi ekonomi yang stabil menunjukkan potensi positif bagi sentimen pasar di Indonesia. Dengan berbagai faktor yang mendukung, seperti pertumbuhan ekonomi yang diharapkan tetap di atas 5%, surplus neraca dagang, dan pengendalian utang luar negeri, tidak heran jika para analis memperkirakan bahwa tren positif ini akan terus berlanjut. Melihat ke depan, penting untuk terus memantau perkembangan ini dan bagaimana respons para pelaku pasar terhadap penguatan ini.

Berita Lainnya