Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Rupiah Menguat, Namun Analis Prediksi Pelemahan di Depan

Rupiah Menguat, Namun Analis Prediksi Pelemahan di Depan

by Gilang Permana at 11 Oct 2024 09:33

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menunjukkan penguatan pada perdagangan hari ini, Jumat (11/10/2024). Menurut informasi dari Bisnis.com, rupiah dibuka menguat ke level Rp15.655 per dolar AS, meningkat 0,14% atau 22,5 poin dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya.

Data dari Bloomberg menunjukkan bahwa di tengah situasi yang fluktuatif, indeks dolar AS juga terpantau mengalami penurunan sebesar 0,07% di level 102,91. Fenomena ini terjadi seiring dengan penguatan sejumlah mata uang Asia lainnya, seperti dolar Taiwan yang mencatatkan penguatan sebesar 0,01%, won Korea Selatan yang naik 0,34%, dan peso Filipina yang menguat 0,16%.

Sentimen Pasar Global dan Dampaknya Terhadap Rupiah

Meskipun terdapat penguatan pada rupiah dan sebagian mata uang Asia, beberapa mata uang lainnya justru mengalami pelemahan. Yen Jepang, misalnya, melemah 0,12%, dolar Singapura turun 0,01%, dan rupee India juga terkoreksi hingga 0,02%. Hal ini menunjukkan adanya fluktuasi yang cukup beragam di pasar-mata uang regional.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengungkapkan bahwa meskipun rupiah mengalami penguatan di awal perdagangan, ia memperkirakan bahwa mata uang ini akan mengalami pelemahan di akhir perdagangan hari ini, dengan rentang nilai Rp15.610 hingga Rp15.730. Sentimen global menjadi faktor dominan dalam memengaruhi fluktuasi nilai tukar rupiah.

Dolar AS Dipicu Data Ketenagakerjaan yang Kuat

Salah satu faktor yang menyebabkan dolar AS menguat adalah laporan data ketenagakerjaan yang kuat dari AS. Data tersebut membuat pasar meredam ekspektasi terkait penurunan suku bunga yang diharapkan oleh banyak pihak. Meskipun saat ini ada peluang sebesar 85% untuk penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, sebagian analis mencatat bahwa ada kemungkinan kecil bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga pada level saat ini.

Laporan terbaru mengenai Indeks Harga Konsumen (IHK) AS pada bulan September yang akan dirilis pada hari ini menjadi perhatian penting bagi para investor. Pembacaan IHK yang lebih tinggi dari ekspektasi dapat kembali membuat tekanan bagi perpindahan nilai tukar antar mata uang.

Perhatian Pada Kondisi Ekonomi Global dan Dalam Negeri

Sementara itu, perhatian pasar juga tertuju pada kondisi ekonomi China. Hari-hari sebelumnya, pasar saham di China dan Hong Kong mengalami volatilitas yang signifikan. Meskipun pemerintah China menyatakan optimisme akan mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini, mereka tampak enggan memperkenalkan langkah-langkah fiskal yang lebih agresif.

Dari dalam negeri, data Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) per September 2024 menunjukkan bahwa keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi domestik tetap terjaga. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada September 2024 tercatat pada level optimis sebesar 123,5. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada ombak ketidakpastian global, konsumen domestik tetap optimis.

Indeks Kondisi Ekonomi dan Ekspektasi Konsumen

Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) juga menunjukkan tren positif. IKE tercatat di level 113,9, sedangkan IEK berada di angka 133,1. Optimisme konsumen terutama terpantau di kalangan responden dengan pengeluaran antara Rp3,1 juta hingga Rp4 juta, di mana terdapat peningkatan IKK yang signifikan.

Kesimpulan dan Proyeksi Ke Depan

Dengan beragam faktor yang memengaruhi pasar mata uang, proyeksi bagi rupiah ke depannya nampaknya akan tetap tergantung pada perkembangan data ketenagakerjaan AS dan kondisi ekonomi global, khususnya terkait dengan langkah-langkah kebijakan moneternya. Penguatan yang terjadi saat ini belum tentu berlanjut, dan pelaku pasar diharapkan untuk tetap waspada terhadap perubahan yang dapat terjadi.

Ketika para investor mempertimbangkan penguatan rupiah saat ini dalam konteks kondisi ekonomi yang lebih luas, analisa yang teliti dan respon cepat terhadap data-data ekonomi yang muncul di depan akan menjadi kunci untuk pengambilan keputusan yang tepat.