Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Rupiah Menguat Tipis, Investor Tunggu Data Ekonomi Penting

Rupiah Menguat Tipis, Investor Tunggu Data Ekonomi Penting

by Citra Maharani at 15 Oct 2024 06:41

Kurs rupiah mengalami penguatan tipis sebesar 0,08% pada Senin (14/11), naik ke level Rp 15.566 per dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan ini juga terlihat pada Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) yang tercatat menguat 0,17% menjadi Rp 15.581 per dolar AS.

Menurut Sutopo Widodo, Presiden Komisioner HFX International Berjangka, pengamatan terhadap perilaku pasar menunjukkan probabilitas 87% untuk pemotongan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) akan lebih kecil, diprediksi hanya sebesar 25 basis poin pada bulan November mendatang. Sutopo menambahkan bahwa investor kini tengah menantikan sejumlah data penting, seperti penjualan ritel dan data klaim pengangguran yang baru, serta pernyataan Gubernur Fed, Christopher Waller, yang dijadwalkan hari ini.

Prospek Suku Bunga BI dan Data Perdagangan

Di sisi domestik, pasar juga menunggu rilis neraca perdagangan Indonesia serta keputusan terkait suku bunga BI. Sutopo memperkirakan bahwa BI akan memangkas BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,75% pada pertemuan yang akan datang. Ini tentu menjadi sorotan penting bagi pelaku pasar karena suku bunga yang lebih rendah dapat mendukung penguatan rupiah lebih lanjut.

Sentimen Pasar Positif Terhadap Kebijakan Pemerintah

Pengamat mata uang dan komoditas, Lukman Leong, mengungkapkan bahwa penguatan tipis yang terjadi pada rupiah selepas perdagangan Senin kemarin disebabkan oleh sentimen positif investor terkait kabar bahwa Sri Mulyani Indrawati akan menduduki posisi dalam jajaran kabinet Prabowo jika terpilih. Kabar ini memberikan harapan bagi stabilitas ekonomi di masa depan.

Proyeksi Pergerakan Rupiah Selanjutnya

Sutopo memproyeksi bahwa pada perdagangan Selasa (15/10), rupiah akan bergerak dalam rentang yang lebih ketat antara Rp 15.550 hingga Rp 15.650 per dolar AS. Hal ini sejalan dengan ekspektasi pasar yang cukup optimis menjelang rilis data perdagangan Indonesia.

Senada dengan itu, Lukman juga memprediksi bahwa pada hari Selasa, rupiah akan berpotensi untuk menguat lebih lanjut. Ekspektasi data perdagangan Indonesia untuk bulan September yang menunjukkan pertumbuhan positif menjadi faktor pendorong utama. Diperkirakan, surplus perdagangan Indonesia akan mencapai $3 miliar, dengan kenaikan baik dari sisi ekspor maupun impor yang terlihat lebih kuat.

Data Perdagangan: Ekspor dan Impor Stabil

Secara keseluruhan, data perdagangan yang akan dirilis diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih baik tentang kekuatan ekonomi Indonesia. Dengan surplus perdagangan yang terus menerus, ini diharapkan dapat memberikan dukungan bagi pemerintah dalam merencana kebijakan ekonomi ke depan dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Berdasarkan proyeksi, jika surplus perdagangan dipertahankan, ada kemungkinan besar rupiah dapat melemah lebih sedikit, dengan pergerakan diprediksi berkisar antara Rp 15.500 hingga Rp 15.600 per dolar AS.

Penutup

Ke depannya, pelaku pasar akan terus memantau dinamika ekonomi baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Keputusan suku bunga yang diambil oleh BI dan The Fed, serta data perdagangan yang akan dirilis akan sangat menentukan nasib rupiah dalam beberapa waktu ke depan. Stabilitas nilai tukar rupiah akan menjadi fokus utama bagi investor dan pelaku pasar dalam mempertimbangkan langkah investasi mereka. Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi, pemantauan ketat terhadap berita dan statistik ekonomi akan menjadi krusial dalam mewujudkan keputusan yang tepat di pasar keuangan.