Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Rupiah Rebound di Awal Perdagangan, Apa Penyebabnya?

Rupiah Rebound di Awal Perdagangan, Apa Penyebabnya?

by Budi Santoso at 11 Oct 2024 09:02

Kinerja nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terlihat positif di awal perdagangan pada Jumat, 11 Oktober 2023. Setelah mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir, rupiah spot dibuka di level Rp 15.665 per dolar AS. Angka ini menunjukkan penguatan sebesar 0,08% dibandingkan penutupan sebelumnya yang berada di level Rp 15.678 per dolar AS. Pergerakan ini sejalan dengan mayoritas mata uang di Asia yang juga mengalami penguatan pada periode yang sama.

Perbandingan Penguatan Mata Uang Asia

Sampai pukul 09.00 WIB, baht Thailand menjadi mata uang Asia dengan penguatan terbesar, melonjak hingga 0,4%. Berasal dari latar belakang ekonomi yang cukup kuat, alasan di balik penguatan ini pun banyak dibahas oleh para analis ekonomi. Ini diikuti oleh won Korea Selatan yang menguat 0,32%, dan peso Filipina yang naik 0,17%. Ringgit Malaysia juga mencatatkan penguatan sebesar 0,14%, sedangkan yuan China mencatatkan kenaikan tipis 0,04%.

Mata Uang Penguatan
Baht Thailand 0,4%
Won Korea Selatan 0,32%
Peso Filipina 0,17%
Ringgit Malaysia 0,14%
Yuan China 0,04%

Faktor Penyebab Rebound Rupiah

Penguatan yang dialami rupiah ini diiringi dengan sejumlah faktor yang tidak dapat diabaikan. Salah satunya adalah stabilitas kondisi ekonomi domestik yang terus diperkuat oleh langkah-langkah kebijakan moneter Bank Indonesia. Bank sentral Indonesia terus memiliki pandangan optimis mengenai inflasi yang terkendali, meskipun terdapat beberapa tantangan dari luar negeri.

Di sisi lain, situasi global yang membaik, termasuk meredanya ketegangan geopolitik di beberapa kawasan, memberikan dorongan positif bagi pasar. Para investor lebih percaya diri untuk berinvestasi di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini tentunya mempengaruhi permintaan terhadap aset rupiah.

Perbandingan dengan Mata Uang Lain

Sementara itu, dalam pergerakan mata uang di kawasan Asia, yen Jepang menjadi mata uang yang mengalami pelemahan terdalam. Mengalami penurunan sebesar 0,13%, yen Jepang menghadapi tekanan dari data ekonomi yang kurang memuaskan dan ketidakpastian kebijakan moneter yang akan datang. Dolar Singapura turun 0,04%, sedangkan dolar Hong Kong melemah tipis 0,003% pada awal perdagangan.

Outlook Masa Depan

Meski saat ini rupiah menunjukkan tren positif, para analis tetap mengingatkan bahwa risk appetite di pasar global dapat berubah dengan cepat. Oleh karena itu, investor disarankan untuk tetap mencermati sentimen yang ada, termasuk keputusan kebijakan moneternya. Sentimen pasar yang penuh ketidakpastian, terutama menjelang rilis data-data penting ekonomi, tentunya akan mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah ke depannya.

Situasi ini menegaskan pentingnya diversifikasi portofolio bagi para investor. Dengan mengamati pergerakan mata uang asing dan laporan ekonomi global, investor bisa membuat keputusan yang lebih informatif dalam menghadapi dinamika pasar yang cepat berubah.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, nilai tukar rupiah yang rebound di awal perdagangan ini merupakan indikasi positif bagi pasar, meskipun tantangan ke depan tetap ada. Stabilitas ekonomi domestik, dikombinasikan dengan pengaruh faktor eksternal, akan terus berperan dalam menentukan posisi rupiah di pasar global. Para investor dan pelaku pasar diharapkan tetap proaktif untuk tetap update dengan perubahan yang mungkin terjadi di masa mendatang.