JAKARTA – Sektor saham properti di Indonesia diproyeksi akan mendapatkan angin segar dalam waktu dekat. Hal ini seiring dengan keputusan penting yang akan diambil Bank Indonesia (BI) terkait suku bunga acuan di tengah wacana penghapusan pajak properti pada era pemerintahan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming.
Proyeksi Pemangkasan Suku Bunga
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada tanggal 15 hingga 16 Oktober 2024 menjadi perhatian utama para investor dan pelaku pasar. Sejumlah ekonom memprediksi bahwa Bank Indonesia akan melakukan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, yang akan menurunkan suku bunga menjadi 5,75%. Pemangkasan suku bunga ini dianggap sebagai langkah yang positif untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor properti.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Vicky Rosalinda, berpendapat bahwa sektor properti akan menjadi lebih menarik dengan adanya insentif dari pemerintah, seperti perpanjangan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) hingga akhir tahun ini.
Wacana Penghapusan Pajak Properti
Selain proyeksi pemangkasan suku bunga, wacana penghapusan pajak properti juga menjadi katalisator positif bagi prospek saham sektor ini. Hal tersebut diungkapkan oleh Hashim Djojohadikusumo, Ketua Satgas Perumahan, yang menyatakan bahwa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 11% dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 5% berpotensi untuk dihapus.
Jika wacana ini terealisasi, pajak yang dihapuskan mencapai 16% dari total pajak 21% yang dikenakan kepada sektor properti. Proses penghapusan ini diperkirakan dapat berlangsung dalam 1 hingga 3 tahun pertama di awal masa pemerintahan Prabowo-Gibran.
Respons Positif Pelaku Pasar
Respon positif dari para pelaku pasar terhadap kabar ini terlihat dari penguatan harga indeks saham properti dibandingkan dengan indeks saham lainnya. Meskipun demikian, Vicky Rosalinda mengingatkan bahwa penguatan ini masih bersifat sementara dan masih memerlukan persetujuan dari Kementerian Keuangan.
Saham yang Direkomendasikan
Kiwoom Sekuritas telah merekomendasikan sejumlah saham properti yang dinilai menarik untuk dijadikan pilihan investasi, antara lain:
- PT Ciputra Development Tbk. (CTRA)
- PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE)
- PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON)
Berdasarkan data dari Bloomberg Terminal, PT Ciputra Development Tbk. menjadi yang paling disorot dengan 20 dari 22 analis merekomendasikan untuk membeli saham ini, dengan proyeksi harga rata-rata dalam 12 bulan ke depan sebesar Rp1.593, yang mencerminkan potensi return sebesar 15,4%.
Sementara itu, PT Bumi Serpong Damai Tbk. juga tidak kalah menarik. Dari 21 analis, 17 di antaranya memberikan rekomendasi beli dengan target harga rata-rata sebesar Rp1.414.
PT Pakuwon Jati Tbk. juga mendapatkan pandangan positif, di mana 95% atau 19 dari 20 analis merekomendasikan beli dengan rata-rata target harga Rp575,31, yang memberikan potensi return sebesar 12,8% dari harga saat ini.
Harga Saham Saat Ini
Dari lantai bursa, harga saham CTRA kini berada di posisi Rp1.380 per lembar, meningkat sebesar 17,95% year to date (YtD). Sedangkan, saham BSDE berada di posisi Rp1.265, atau naik 17,13% YtD. Sementara itu, saham PWON menunjukkan pertumbuhan sebesar 12,33% YtD menjadi Rp510 per saham.
Penutup
Dengan semua faktor ini, investor diharapkan dapat mempertimbangkan peluang investasi di sektor saham properti. Meskipun kondisi pasar saat ini menunjukkan tanda-tanda positif, penting untuk diingat bahwa keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk melakukan analisis dan riset yang mendalam sebelum melakukan keputusan investasi.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.