Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Sentimen Positif, Rupiah Diprediksi Menguat Senin Ini

Sentimen Positif, Rupiah Diprediksi Menguat Senin Ini

by Dika Saputra at 14 Oct 2024 06:02

JAKARTA. Rupiah Indonesia diprediksi akan menguat pada perdagangan Senin, 14 Oktober 2023. Hal ini dipicu oleh kebijakan stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah China, yang diyakini akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia. Pada penutupan perdagangan Jumat, 11 Oktober, nilai tukar rupiah spot ditutup di level Rp 15.578 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat 0,64% dari sehari sebelumnya yang berada di Rp 15.678 per dolar AS.

Namun, dalam semanas, rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,60% dari akhir pekan lalu, ketika berada pada posisi Rp 15.485 per dolar AS. Sementara di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) oleh Bank Indonesia, rupiah tercatat menguat 0,31% menjadi Rp 15.609 per dolar AS pada Jumat, 11 Oktober dari Rp 15.658 per dolar AS sehari sebelumnya. Namun, dalam sepekan, nilai di Jisdor juga melemah 0,73% dari Rp 15.495 per dolar AS.

Pentingnya Stimulus China

Analis komoditas dan mata uang, Lukman Leong menjelaskan bahwa penguatan rupiah dipengaruhi oleh stimulus China. Menurutnya, China merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia dan menjadi mitra dagang utama Indonesia. Meningkatnya ekonomi China akan berpotensi meningkatkan permintaan ekspor Indonesia, terutama untuk komoditas yang menjadi andalan negara ini.

"Efek stimulus China lebih kepada sentimen risk on. Stimulus ini akan mendukung penguatan ekonomi China yang tentulah bisa meningkatkan permintaan ekspor Indonesia seperti komoditas," jelas Lukman dalam wawancaranya dengan KONTAN, Minggu.

Meskipun ada kekhawatiran terkait keluarnya hot money dari Indonesia, Lukman tidak melihat dampak langsung dari stimulus tersebut. Meskipun dolar AS cukup kuat, dalam jangka panjang ia memperkirakan bahwa dolar AS akan melemah terhadap mata uang bersiko, khususnya di negara-negara berkembang (emerging).

Prospek Ekonomi Indonesia

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, juga memperkirakan bahwa rupiah akan menguat pada perdagangan hari Senin. Salah satu faktornya adalah stabilitas data ekonomi di AS, termasuk indeks harga produsen yang tetap tak berubah di bulan September. Hal ini memberikan indikasi bahwa The Fed (Federal Reserve) kemungkinan akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

"Pasar mendukung kebijakan moneter Bank Sentral Amerika yang kemungkinan besar akan menurunkan suku bunga," kata Ibrahim.

Di sisi lainnya, badan internasional seperti Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2024 hingga 2025 berada di angka di atas 5%. Proyeksi itu didasarkan pada indikator pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dinilai cukup baik, sehingga meski terjadi deflasi dalam lima bulan berturut-turut, ekonomi Indonesia diperkirakan masih stabil antara 5% sampai 5,1%.

Pengaruh Investor Terhadap Rupiah

Menurut Ibrahim, kondisi positif ini akan menarik perhatian investor kembali untuk masuk ke pasar dalam negeri, yang diharapkan dapat memberikan penguatan untuk mata uang garuda. Sementara itu, untuk kegiatan perdagangan yang lebih pendek, Lukman memperkirakan pergerakan rupiah akan tetap berfluktuasi sejalan dengan data-data ekonomi dari AS, China, hingga aspek domestik.

Namun, outlook untuk jangka menengah menunjukkan bahwa rupiah berpotensi menguat, didukung oleh kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan stimulus dari China yang diharapkan akan terus berlanjut.

Memasuki perdagangan Senin (14/10), Lukman memprediksi pergerakan rupiah akan berkisar di antara Rp 15.475 sampai Rp 15.600 per dolar AS. Sementara Ibrahim memperkirakan nilai rupiah dapat menyentuh level Rp 15.500 per dolar AS.

Kesimpulan

Mengingat berbagai faktor yang mendukung, baik dari dalam maupun luar negeri, publik dan pelaku pasar optimistik terhadap prospek pergerakan rupiah dalam waktu dekat. Kehadiran stimulus dari China diharapkan dapat memberikan suntikan positif bagi perekonomian dan nilai tukar rupiah di hadapan USD. Seiring dengan stabilnya data ekonomi Amerika dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, diperkirakan sentimen positif ini akan mendorong pergerakan valuasi mata uang Indonesia ke arah yang lebih baik.