Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Setelah Pemilu AS, Harga Emas Melemah: Apa Sebabnya?

Setelah Pemilu AS, Harga Emas Melemah: Apa Sebabnya?

by Gilang Permana at 18 Nov 2024 05:28

Harga emas baru-baru ini mengalami penurunan yang cukup signifikan, meninggalkan rekor tertingginya setelah pemilu Amerika Serikat (AS) memberikan kepastian kepemimpinan dengan kemenangan Donald Trump. Menaiknya Trump ke tampuk pemerintahan terlihat membawa dampak besar terhadap pola investasi, di mana banyak investor beralih ke aset kripto dan pasar saham, khususnya yang bergerak di sektor teknologi.

Kinerja Emas Pasca Pemilu

Berdasarkan laporan dari Bloomberg yang mengutip Deutsche Bank, dua hari setelah kemenangan Trump, harga emas mencatatkan kinerja terburuk dalam 13 pemilihan presiden AS terakhir. Sejak Hari Pemilihan, harga emas turun hampir 7%, sebuah kontrast yang jelas dengan kenaikan pada sejumlah aset lainnya.

“Ketika orang benar-benar tertarik pada emas adalah ketika tidak ada hal lain yang berhasil,” ungkap Rob Haworth, direktur strategi investasi senior di US Bank. Pernyataan tersebut mencerminkan pandangan bahwa emas sering kali dianggap sebagai aset lindung nilai pada saat ketidakpastian ekonomi terbesar.

Faktor Penyebab Penurunan Harga Emas

Penurunan harga emas mengikuti akhir dari reli yang sebelumnya sempat terjadi, di mana logam mulia ini melambung lebih dari 30% selama tahun sebelum pemilu. Berbagai faktor ikut berkontribusi terhadap penurunan ini, di antaranya risiko geopolitik dan potensi penurunan suku bunga acuan bank sentral. Kemenangan Trump langsung menghilangkan sebagian besar ketidakpastian di pasar, yang mengecilkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.

Selain itu, kenaikan nilai dolar AS menjadi faktor utama penghambat harga emas. Mengingat emas dipatok dalam mata uang USD, stabilitas ekonomi AS yang kuat dan inflasi yang mereda, serta sikap Federal Reserve yang tidak terburu-buru dalam menurunkan suku bunga membuat emas semakin kurang menarik sebagai pilihan investasi. Menurut Matt Miskin, salah satu kepala strategi investasi di John Hancock Investment Management, “Dengan ekonomi AS lainnya yang tampak begitu kuat saat ini, emas akan menjadi keputusan yang berlawanan.”

Peralihan Modal ke Aset Kripto

Pergeseran minat investor juga mengarah pada peningkatan investasi di aset kripto. Bitcoin, misalnya, menikmati keuntungan besar pasca pemilu. Total aset dalam iShares Bitcoin Trust ETF mencapai lebih dari US$40 miliar hanya dalam waktu seminggu. Sementara itu, terjadi arus keluar di SPDR Gold Shares, yang merupakan ETF emas terbesar di dunia.

“Dengan kemenangan Trump, implikasi utama adalah bahwa kita cenderung melihat lebih sedikit regulasi pada mata uang kripto. Itu seharusnya menarik setidaknya sebagian modal dari emas; kantong permintaan yang spekulatif mungkin sekarang akan beralih ke mata uang kripto,” kata Kristina Hooper, kepala strategi pasar global untuk Invesco Advisers.

Prospek Emas di Masa Depan

Walaupun harga emas mengalami penurunan yang signifikan, para analis tetap mengingatkan akan potensi jangka panjang untuk logam mulia ini. Kebijakan ekonomi yang diusung oleh Trump, terkait pajak dan tarif, bisa memicu defisit serta inflasi yang lebih tinggi, demikian menjadikan emas sebagai alat lindung nilai inflasi yang relevan.

Lebih lanjut, kebijakan Trump yang cenderung tidak terduga dapat memotivasi bank sentral, seperti Tiongkok dan Rusia, untuk terus menambah cadangan emas mereka. Rajeev De Mello, manajer portofolio makro global di Gama Asset Management SA, mengemukakan bahwa “Banyak pengelola cadangan negara yang bersahabat atau cukup netral akan sedikit lebih khawatir tentang kebijakan luar negeri yang lebih tidak menentu dan implikasinya terhadap keamanan cadangan mereka.”

Kesimpulan

Keseluruhan dinamika ini menunjukkan bahwa emas akan terus menjadi topik hangat di kalangan investor. Penurunan harga dalam jangka pendek mungkin menciptakan peluang pasar baru. Dalam konteks investasi, penting bagi para investor untuk melakukan diversifikasi dan tetap waspada terhadap perkembangan pasar yang terus berubah. Walaupun saat ini daya tarik emas sedikit berkurang, dimungkinkan untuk melihat pergeseran kembali ke logam mulia ini jika kondisi perekonomian global menunjukkan tanda-tanda ketidakpastian.

Berita Lainnya