Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Tantangan Ambisi Pertumbuhan Ekonomi 8% di Era Prabowo-Gibran

Tantangan Ambisi Pertumbuhan Ekonomi 8% di Era Prabowo-Gibran

by Dika Saputra at 17 Oct 2024 20:42

Pemerintah baru di bawah kepemimpinan Presiden Republik Indonesia terpilih, Prabowo Subianto, mencanangkan target ambisius untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8%. Meski demikian, para pelaku pasar modal memperkirakan pencapaian target tersebut akan menjadi tantangan yang sulit dalam jangka waktu lima tahun mendatang.

Rully Arya Wisnubroto, Chief Economist dan Head of Research dari PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menyatakan bahwa target pertumbuhan sebesar 8% itu terlalu optimis. "Saya rasa untuk 5,5% sampai dengan 6% saja itu sudah cukup baik untuk jangka pendek," ujarnya dalam acara Media Day yang diselenggarakan pada Kamis (17/10/2024).

Menurut Rully, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 6% untuk jangka panjang pun terbilang lebih realistis. "Saat ini, pasar saham lebih mementingkan formasi kabinet di pemerintahan baru, terutama menteri-menteri yang terkait dengan ekonomi," tambahnya.

Menuju Pelantikan dan Pengumuman Kabinet

Dalam upaya merampungkan kabinet Prabowo-Gibran, jelang pelantikan Presiden, Prabowo terlihat memanggil sejumlah tokoh di kediamannya di Kertanegara, Jakarta Selatan, serta di Hambalang, Bogor. Pemanggilan ini bertujuan untuk merumuskan posisi dan calon menteri di kabinet mendatang.

Di antara nama-nama yang mencuat adalah Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan, Erick Thohir yang diproyeksikan menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan. Keputusan ini diharapkan dapat memberikan kepercayaan lebih kepada pasar terhadap stabilitas ekonomi di Indonesia.

Sederet berita positif ini berefek pada indeks harga saham gabungan (IHSG), yang mengalami kenaikan 1,13% pada perdagangan Kamis (17/10/2024), mencapai level 7.735,03 dan juga mencatat kenaikan sebesar 3,41% dalam sepekan terakhir. Para investor terlihat optimis sambil menunggu keputusan kabinet yang akan diambil oleh Prabowo.

Sektor Properti sebagai Katalis Pertumbuhan

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, menjelaskan bahwa strategi Prabowo untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% berfokus pada percepatan bisnis di sektor properti. Sektor ini memiliki keterkaitan yang luas, yakni 185 industri turunan lainnya yang berpotensi untuk mengangkat perekonomian nasional secara keseluruhan.

“Kami percaya bahwa sektor properti dan perumahan akan menjadi tulang punggung dalam mencapai target pembangunan 3 juta rumah setiap tahun,” tuturnya dalam dialog mengenai pembangunan perumahan di Jakarta.

Hashim menyoroti bahwa keberhasilan sektor properti dan perumahan di China dapat dijadikan contoh yang baik bagi Indonesia. Selama 35 tahun, sektor ini menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi China sehingga mendorong keluar dari masalah kemiskinan. Pemerintah Indonesia diyakini telah mengamati pelajaran berharga dari keberhasilan Negara Tirai Bambu ini.

Realitas dan Harapan Ke Depan

Meski terdapat optimisme dalam pelaksanaan program yang akan datang, harus diakui ada sejumlah tantangan yang harus dihadapai pemerintah baru. Peningkatan daya beli masyarakat, stabilitas harga-harga komoditas, serta dukungan dari sektor swasta menjadi kunci untuk menciptakan iklim investasi yang sehat.

Seiring dengan itu, pengembangan infrastruktur juga menjadi prioritas yang harus diperhitungkan secara seksama. Investasi besar dalam infrastruktur diyakini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menarik lebih banyak investor domestik maupun asing.

Di tengah ketidakpastian global yang dihadapi dunia saat ini, upaya pemerintah dalam menciptakan suasana yang kondusif sangat diperlukan. Keberlanjutan program-program yang diusung, termasuk dalam sektor properti, menjadi harapan besar untuk pencapaian target ambisius yang telah ditetapkan.

Namun, perlu diingat bahwa ekonomi yang sehat tidak hanya ditentukan oleh angka-angka pertumbuhan. Kesejahteraan masyarakat dan pemerataan hasil pembangunan juga harus menjadi landasan utama. Dalam hal ini, inklusivitas harus dijunjung tinggi agar semua lapisan masyarakat merasakan manfaat dari pertumbuhan ekonomi.

Kesimpulan

Dengan ambisi besar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% dalam waktu lima tahun, pemerintahan Prabowo-Gibran diharapkan dapat menghadapi tantangan yang ada dengan kebijakan yang tepat dan berfokus pada sektor-sektor strategis seperti properti. Pelibatan berbagai pihak dalam pembangunan dan terwujudnya kebijakan yang inklusif menjadi kunci bagi stabilitas ekonomi Indonesia ke depan.

Upaya kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus dilakukan untuk memastikan pencapaian target yang diinginkan tidak hanya sekadar mimpi, tetapi menjadi kenyataan yang bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.