Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Transaksi Digital Meledak, ATM Mulai Ditunggalkan?

Transaksi Digital Meledak, ATM Mulai Ditunggalkan?

by Citra Maharani at 18 Oct 2024 07:20

Fenomena pergeseran transaksi keuangan di Indonesia mulai terlihat jelas, di mana masyarakat mulai meninggalkan penggunaan automatic teller machine (ATM) sebagai sarana utama untuk bertransaksi. Hal ini terbukti dengan lonjakan penggunaan metode pembayaran digital yang semakin marak. Menurut Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, ini adalah hasil dari kemajuan sistem pembayaran yang semakin aman, lancar, dan andal.

Angka-angka Menarik dalam Transaksi Digital

Perry mengungkapkan bahwa nilai transaksi dalam Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) mencatatkan pertumbuhan sebesar 16% secara tahunan (yoy), mencapai total Rp 14.500 triliun. Ini menunjukkan bahwa transaksi keuangan digital mulai mengambil alih bentuk transaksi tradisional yang selama ini mengandalkan ATM.

Di sisi lain, volume transaksi pembayaran ritel melalui BI FAST mengalami lonjakan yang luar biasa, tumbuh tinggi hingga 61,1% yoy dan mencapai 324,9 juta transaksi. Ini tidak hanya mencerminkan peningkatan dalam penggunaan alat pembayaran digital, tetapi juga menunjukkan kepercayaan masyarakat yang semakin besar terhadap teknologi keuangan.

Pertumbuhan Layanan Digital Banking

Menariknya, layanan digital banking juga mencatatkan pertumbuhan signifikan. Penggunaan digital banking tumbuh sebesar 34,3% yoy menjadi 5.663 juta transaksi, sementara transaksi uang elektronik melesat hingga 29,1% yoy mencapai 2.001 juta transaksi. Ini menjadi sinyal bahwa masyarakat kini lebih memilih untuk bertransaksi menggunakan smartphone ketimbang pergi ke ATM.

QRIS Memimpin Pertumbuhan Transaksi

Salah satu metode yang paling berkembang pesat adalah QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Perry menyatakan bahwa penggunaan QRIS telah mengalami pertumbuhan fantastis sebesar 209,6% yoy, menandai jumlah pengguna mencapai 53,3 juta dan jumlah merchant mencapai 34,23 juta, di mana mayoritas dari mereka adalah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, menambahkan bahwa QRIS bukan hanya tumbuh dalam hal jumlah pengguna tetapi juga dalam volume transaksi. Hingga Oktober, QRIS telah digunakan sebanyak 4,08 miliar kali, jumlah ini bahkan melampaui target Bank Indonesia untuk tahun 2024 yang hanya diprediksi sebesar 4,08 miliar transaksi.

AspekPertumbuhan (%)Jumlah Transaksi
BI-RTGS16%Rp 14.500 triliun
BI FAST61,1%324,9 juta
Digital Banking34,3%5.663 juta
Uang Elektronik29,1%2.001 juta
QRIS209,6%4,08 miliar

Penurunan Transaksi Kartu ATM dan Peningkatan Kartu Kredit

Sementara itu, transaksi melalui kartu ATM mengalami penurunan yang signifikan, yakni sebesar 8,59% yoy menjadi jumlah 1.738,5 juta transaksi. Ironisnya, pada waktu yang sama, transaksi kartu kredit justru mengalami pertumbuhan sebesar 14,8% dengan mencapai 116,97 juta transaksi. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun penggunaan ATM mengalami kemunduran, minat terhadap kartu kredit masih cukup tinggi.

Tren Masa Depan

Pertumbuhan penggunaan sistem pembayaran digital di Indonesia menunjukkan adanya perubahan pola pikir dan perilaku konsumen. Masyarakat kini semakin terbuka terhadap penggunaan teknologi dalam transaksi sehari-hari. Hal ini juga mencerminkan tingkat literasi keuangan yang semakin meningkat di kalangan masyarakat.

Dengan pertumbuhan yang pesat ini, masa depan sistem pembayaran digital di Indonesia terlihat cerah. QRIS, dan metode pembayaran digital lainnya, diprediksi akan terus tumbuh, menciptakan peluang baru bagi pelaku bisnis, khususnya UMKM, untuk menjangkau lebih banyak pelanggan.

Kebangkitan transaksi non-tunai ini diharapkan tidak hanya akan meningkatkan efisiensi dalam transaksi keuangan, tetapi juga mempermudah akses ke layanan keuangan bagi masyarakat yang sebelumnya terbatas.