Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Volatilitas Harga SBN Meningkat, Apa Dampaknya untuk Investor?

Volatilitas Harga SBN Meningkat, Apa Dampaknya untuk Investor?

by Eko Nugroho at 11 Oct 2024 09:39

JAKARTA - BNI Sekuritas memproyeksikan akan terjadi peningkatan volatilitas pada harga dan yield instrumen Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi rupiah. Proyeksi ini disampaikan setelah melihat pergerakan harga yang variatif dalam perdagangan kemarin. Pasar tengah dalam kondisi yang cukup berfluktuasi, terutama dalam konteks inflasi yang terjadi di level global.

Dalam laporan yang dirilis, Head of Fixed Income BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe, menjelaskan bahwa Bureau of Labor Statistics Amerika Serikat (AS) melaporkan adanya kenaikan pada indeks harga konsumen (CPI) sebesar 0,2% month-over-month selama September 2024. Kenaikan ini konsisten dengan dua bulan sebelumnya dan sedikit lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebesar 0,1%. Namun, disisi lain, laju inflasi tahunan mengalami penurunan menjadi 2,4%, level terendah sejak Februari 2021, meski masih sedikit di atas perkiraan 2,3%.

Indikator Global dan Sentimen Pasar

Amir menambahkan bahwa core consumer prices, yang merupakan angka inflasi yang tidak termasuk harga makanan dan energi, juga mengalami kenaikan yang lebih cepat yaitu 0,3%. Inflasi inti tahunan juga menunjukkan tren yang sama dengan kenaikan menjadi 3,3% dibandingkan 3,2% pada bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan sentimen yang cenderung negatif pada indikator global.

Adanya kondisi ini tercermin dari level yield US Treasury (UST) yang masih berada pada level yang relatif tinggi. Yield curve untuk UST 5-tahun tercatat bertahan di 3,91%, sementara yield curve untuk UST 10-tahun mengalami kenaikan sebesar 3 basis poin (bps) menjadi 4,09%. Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun untuk Indonesia masih bertahan di angka 69 bps.

Prospek Investasi di SBN

Menyikapi kondisi tersebut, BNI Sekuritas mengingatkan adanya potensi peningkatan volatilitas pada harga dan yield instrumen SBN berdenominasi rupiah. Dalam riset yang dirilis, mereka memperkirakan bahwa beberapa seri obligasi berikut ini akan menarik bagi para investor, yaitu FR0084, FR0037, FR0078, FR0068, FR0080, FR0045, dan FR0075. Hal ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagi investor dalam menentukan strategi investasi.

Berdasarkan data perdagangan kemarin, volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp 11,9 triliun, yang merupakan penurunan dari hari sebelumnya yang mencapai Rp 20,1 triliun. Dua seri SBN teraktif di pasar sekunder adalah FR0103 dan FR0100, masing-masing dengan volume transaksi sebesar Rp 2,3 triliun dan Rp 1 triliun. Selain itu, untuk obligasi korporasi, volume transaksi secara outright tercatat sebesar Rp 1,8 triliun.

Rekomendasi untuk Investor

Dengan memperhatikan volatilitas yang ada di pasar, penting bagi para investor untuk merencanakan strategi investasi dengan baik. Mereka disarankan untuk terus mengikuti perkembangan pasar dan memantau inflasi serta dampaknya terhadap yield SBN. Kesadaran terhadap kondisi global dan domestik dapat membantu investor mengoptimalkan profitabilitas dari portofolio investasi mereka.

“Investor juga perlu tidak hanya berfokus pada imbal hasil yang ditawarkan oleh obligasi, tetapi juga perlu mempertimbangkan faktor risiko yang mungkin timbul, terutama di kondisi pasar yang sangat dinamis saat ini,” tambah Amir.

Kesimpulan

Dalam proyeksi yang dikeluarkan oleh BNI Sekuritas, volatilitas harga dan yield SBN cenderung meningkat, memperlihatkan perlunya kewaspadaan bagi para investor. Memantau indikator inflasi, dan melihat rekomendasi obligasi yang dikeluarkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas. Meskipun pasar saat ini menunjukkan tantangan, terbukanya peluang investasi tetap ada selama investor bersikap proaktif.