Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali mengancam sektor peternakan di Indonesia, yang kini menyoroti Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Lebih dari 200 ekor sapi dilaporkan terjangkit, dengan 10 ekor di antaranya dilaporkan mati akibat perawatan yang terlambat. Penyakit ini sangat menular dan dapat menyebabkan kerugian besar bagi para peternak yang bergantung pada hewan ternak mereka.
Peningkatan Kasus Wabah PMK
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Ririn Hari Setiani, mengungkapkan bahwa peningkatan kasus PMK terlihat signifikan sejak akhir Desember 2024. Pada minggu terakhir tahun lalu, tercatat 79 ekor hewan ternak terinfeksi PMK, walaupun semua telah diobati, tingkat kesembuhan belum mencapai100%. Dari jumlah itu, 15 ekor sembuh, tiga ekor terpaksa dipotong, lima dijual, tiga mati, dan 53 ekor masih dalam kondisi sakit.
Awal tahun 2025 menambah jumlah kasus, dengan tambahan 156 kasus baru. "Sebanyak sembilan ekor sembuh, dua dipotong paksa, enam dijual, tujuh mati, dan 132 ekor masih sakit," lanjutnya. Dengan demikian, total kasus PMK di Trenggalek mencapai 235 ekor, terdiri atas 24 ekor yang sembuh, lima yang dipotong paksa, 11 dijual, dan 185 ekor yang masih sakit.
Strategi Penanganan dan Pencegahan
Dalam upaya menangani penyakit ini, pihak Dinas Peternakan terus meningkatkan edukasi kepada peternak mengenai langkah-langkah pencegahan. Ririn menegaskan bahwa pihaknya sangat mengandalkan vaksin dari Kementerian Pertanian dan pemerintah provinsi, karena anggaran daerah untuk program vaksinasi sangat terbatas. "Kami imbau para peternak untuk melakukan vaksinasi mandiri jika memungkinkan," ujarnya.
Selain vaksinasi, langkah pencegahan lain yang diterapkan adalah memperketat pengawasan lalu lintas ternak di wilayah Trenggalek. Peternak diharapkan lebih selektif dalam membeli hewan ternak, memastikan kelengkapan dokumen seperti surat keterangan kesehatan hewan, sertifikat veteriner, dan bukti vaksinasi.
Protokol Khusus Menghindari Penyebaran
Untuk mencegah penularan lebih lanjut, para peternak disarankan untuk memisahkan ternak baru yang dibeli dari hewan lainnya selama 14 hari. Pengamatan ketat terhadap kesehatan hewan baru sangat penting untuk memastikan tidak ada risiko penyebaran penyakit. Langkah ini menjadi krusial mengingat dampak buruk yang ditimbulkan dari wabah PMK.
Pentingnya Kerjasama Pemerintah dan Peternak
Pemerintah daerah berupaya keras dalam melawan wabah ini, tetapi keberhasilan penanganan juga sangat bergantung pada kesadaran dan kerjasama peternak. Dalam hal ini, sosialisasi mengenai penyakit PMK dan pentingnya vaksinasi serta pemisahan hewan sakit dari yang sehat harus terus digalakkan. Penyakit ini tidak hanya berdampak pada kesehatan hewan, tetapi juga dapat merugikan perekonomian peternak.
Kegiatan peternakan yang terganggu oleh wabah PMK menjadi tantangan serius bagi peternak di Trenggalek. Melihat banyaknya ekor sapi yang sakit dan kematian, solusi komprehensif mulai dari pencegahan, pengobatan yang tepat, hingga vaksinasi perlu segera diterapkan secara lebih serius.
Tindak Lanjut dari Pemerintah
Pemerintah diharapkan segera menanggapi situasi ini dengan kebijakan yang lebih konkret.Distribusi vaksin akan menjadi langkah penting dalam meminimalisir penyebaran PMK. Melalui kerjasama yang baik antara peternak, pemerintah daerah, dan kementerian terkait, diharapkan wabah ini dapat dikendalikan dan tidak berlanjut ke wilayah lainnya.
Semoga dengan langkah-langkah yang tepat dan kolaborasi semua pihak, wabah PMK di Kabupaten Trenggalek dan daerah lainnya di Indonesia dapat segera teratasi, menjaga ketahanan dan kesejahteraan sektor peternakan kita.