Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Wall Street Tertekan, Investor Cemas Inflasi dan Pengangguran

Wall Street Tertekan, Investor Cemas Inflasi dan Pengangguran

by Citra Maharani at 11 Oct 2024 05:13

NEW YORK. Wall Street ditutup melemah pada Kamis (10/10), karena investor menakar data inflasi dan klaim pengangguran yang lebih tinggi dari perkiraan sebagai indikasi kesehatan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan arah kebijakan suku bunga di masa mendatang. Indeks Dow Jones Industrial Average mencatat penutupan turun 57,88 poin atau 0,14%, menjadi 42.454,12. Sementara indeks S&P 500 melemah 11,99 poin atau 0,21% menjadi 5.780,05 dan indeks Nasdaq Composite juga turun 9,57 poin atau 0,05% menjadi 18.282,05.

Penutupan hari ini mengikuti performa baik di sesi sebelumnya, di mana baik indeks S&P 500 maupun Dow Jones mencatat rekor penutupan tertinggi. Namun, di sesi ini hanya tiga dari sebelas sektor industri utama pada indeks S&P 500 yang berhasil menguat, dengan sektor energi naik 0,8% berkat kenaikan harga minyak.

Data Inflasi yang Menyita Perhatian

Data terkait Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) menunjukkan kenaikan 0,2% per bulan pada bulan September, serta kenaikan tahunan sebesar 2,4%. Angka-angka tersebut sedikit lebih tinggi dari prediksi para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Sementara itu, angka IHK inti, yang tidak termasuk harga pangan dan energi yang volatile, mengalami kenaikan 3,3% dari tahun ke tahun, lebih tinggi dari perkiraan 3,2%.

“Investor terpecah antara laporan CPI yang lebih kuat dari yang diharapkan dan laporan klaim pengangguran yang lebih lemah. Ini menciptakan ketidakpastian di pasar,” ungkap Jack Ablin, Kepala Investasi di Cresset Capital di Chicago.

Klaim Pengangguran Meningkat

Di sisi lain, klaim pengangguran di AS juga meningkat menjadi 258.000 untuk minggu yang berakhir pada 5 Oktober, melebihi perkiraan 230.000. Hal ini menimbulkan pertanyaan lebih lanjut mengenai kekuatan pasar tenaga kerja yang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.

Bank Sentral Federal (The Fed) saat ini menghadapi dilema. Sebagian besar para trader memperkirakan ada sekitar 80% kemungkinan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan November. Sementara itu, Rafael Bostic, Presiden Bank Sentral Federal Atlanta, menyatakan bahwa dia akan merasa “sangat nyaman” untuk tetap tidak mengubah suku bunga pada pertemuan mendatang, mengutip adanya “ketidakstabilan” dalam data inflasi dan ketenagakerjaan.

Austan Goolsbee, Presiden Fed Chicago, menuturkan bahwa dia memperkirakan pemangkasan suku bunga secara bertahap selama satu setengah tahun ke depan, sementara John Williams dari The Fed New York menegaskan bahwa dia masih melihat kemungkinan penurunan suku bunga di masa mendatang.

Harga Minyak dan Kinerja Pasar

Pada saat yang sama, harga minyak berjangka mengalami penguatan seiring dengan lonjakan penggunaan bahan bakar menjelang Badai Milton yang menerjang pantai barat Florida. Selain itu, kekhawatiran mengenai pasokan minyak sehubungan dengan ketegangan di Timur Tengah juga mengangkat harga komoditas ini.

Investor kini bersiap menyambut musim pendapatan kuartal ketiga, di mana bank-bank besar dijadwalkan melaporkan hasil kinerja mereka pada hari Jumat. Tingkat pertumbuhan pendapatan kuartal ketiga untuk indeks S&P 500 diperkirakan mencapai 5% secara tahunan, menurut data dari LSEG.

Saham Perusahaan Melonjak dan Merosot

Dalam hal saham individu, Delta Air Lines mencatat penurunan sebesar 1% setelah perusahaan meramalkan pendapatan kuartalan yang lebih rendah dari ekspektasi. American Airlines juga mencatat penurunan 1,4%. Di lantai bursa yang sama, saham Pfizer merosot 2,8% akibat kabar bahwa mantan eksekutif menjauh dari kampanye investor aktivis Starboard terhadap perusahaan farmasi tersebut.

Kesimpulan

Ada banyak faktor yang saling berinteraksi yang sedang menguji kemampuan investor untuk tetap tenang dan membuat keputusan berdasarkan data yang ada. Perpaduan antara angka inflasi yang melawan harapan dan klaim pengangguran yang lebih tinggi mungkin membuat investor harus lebih berhati-hati dalam strategi mereka. Dengan musim laporan pendapatan yang dimulai, pelaku pasar akan lebih memperhatikan bagaimana perusahaan besar menjawab tantangan yang ada di depan mereka.

Saat Wall Street berjuang melawan tekanan inflasi dan pengangguran, semua mata tertuju pada langkah selanjutnya dari The Fed dan dampak keputusan tersebut terhadap pasar keuangan. Dalam situasi ini, adakalanya menyimak pergerakan sektor-sektor tertentu, seperti energi, yang memperoleh keuntungan, dapat memberikan peluang menarik bagi investor.