Jakarta - Jaksa Agung Republik Indonesia, ST Burhanuddin, menekankan pentingnya nilai humanisme dan dedikasi dalam penegakan hukum di Indonesia. Dalam sambutannya, ia mengingatkan kepada semua jaksa, terutama yang baru dilantik, untuk menjauhi gaya hidup hedonis dan selalu menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Pentingnya Rasa Keadilan
Burhanuddin menyatakan bahwa penegakan hukum tidak hanya sekadar kepatuhan terhadap norma, tetapi juga harus menyentuh rasa keadilan yang diharapkan oleh masyarakat. "Penegakan hukum harus selaras dengan hati nurani dan keadilan sosial yang ada di masyarakat," ujarnya saat menutup Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa (PPPJ) Angkatan LXXXI (81) Gelombang II Tahun 2024, yang berlangsung di Jakarta baru-baru ini.
Menjadi Teladan dalam Masyarakat
Jaksa Agung juga mengisyaratkan bahwa semua jaksa harus menjalani pola hidup sederhana dan menjadi teladan bagi masyarakat. "Saya berharap semua jaksa dapat bersikap integritas, profesional, dan penuh rasa syukur,“ lanjutnya. Diharapkan, dengan menjaga sikap tersebut, para jaksa bisa memberikan contoh yang baik kepada masyarakat dalam hal penegakan hukum.
Komitmen Terhadap Pengembangan SDM
Burhanuddin kemudian berbicara mengenai komitmen institusi dalam meningkatkan pengembangan sumber daya manusia, dengan menekankan pentingnya manajemen karir berbasis prestasi. "Kita tidak hanya butuh jaksa dengan kemampuan hukum yang baik, tetapi juga jaksa yang paham akan dinamika masyarakat dan dapat beradaptasi dengan cepat," tuturnya.
Peningkatan Kemampuan dan Keterampilan
Dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks ke depan, Jaksa Agung mendorong sembilan poin penting bagi para jaksa. Pertama, meningkatkan kemampuan analitis dan intelektual. Kedua, membangun karakter yang kuat. Ketiga, berkomitmen pada pembelajaran seumur hidup.
Keempat, memahami isu-isu terkini dalam masyarakat. Kelima, mengasah keterampilan komunikasi untuk berinteraksi dengan masyarakat secara efektif. Keenam, menjaga integritas dalam semua tindakan. Ketujuh, menerapkan prinsip rehabilitasi dalam hukum. Kedelapan, menghargai keanekaragaman dalam masyarakat. Kesembilan, tidak luput untuk selalu bersyukur atas kesempatan untuk berkontribusi di bidang hukum.
Hidup Sebagai Pembelajaran Berkelanjutan
Burhanuddin menyampaikan bahwa kehidupan adalah proses pembelajaran yang tidak pernah berakhir dan sebagai penegak hukum, para jaksa memiliki tanggung jawab tidak hanya kepada institusi mereka tetapi juga kepada masyarakat dan Tuhan. Ia percaya, "Orang yang rendah hati selalu mengucap syukur dalam setiap situasi dan ini adalah cerminan iman dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa."
Harapan untuk Masa Depan
Dengan penekanan pada karakteristik jaksa yang humanis, diharapkan penegakan hukum di Indonesia dapat makin mendekatkan institusi hukum dengan masyarakat. Burhanuddin percaya bahwa kehadiran jaksa yang memahami masyarakat dan ingin menciptakan keadilan yang bernilai dapat memperbaiki citra hukum dan kepercayaan masyarakat terhadap sistem hukum.
Dengan semua pesan yang disampaikan, diharapkan setiap jaksa dapat menerapkan prinsip-prinsip yang telah diutarakan oleh Jaksa Agung. Sebuah langkah yang bukan hanya strategis tetapi juga filosofis dalam memperkuat peran penegakan hukum di Indonesia.