Jakarta, KONTAN.CO.ID - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mengumumkan progres terbaru pengerjaan proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai yang telah mencapai 31,14%. Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, melakukan kunjungan ke lokasi proyek pada hari Rabu, 16 Oktober 2023, untuk meninjau progres pembangunan yang didampingi oleh Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Perseroda), Iwan Takwin, serta Direktur Operasi I Waskita Karya, Ari Asmoko, dan Wali Kota Jakarta Timur, M Anwar.
Percepatan Pembangunan Targetkan Operasional Awal 2027
Dalam kunjungannya, Heru memberikan penilaian positif bahwa pengerjaan proyek tidak hanya sesuai rencana, tetapi juga lebih cepat dari yang ditargetkan. “Saya yakin, LRT Jakarta Fase 1B dapat beroperasi sesuai target, yaitu pada awal 2027,” ujarnya.
Inovasi dalam Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B
Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menjelaskan bahwa progres pembangunan proyek ini ditargetkan akan mencapai 34,503% pada akhir Oktober 2024. WSKT menerapkan berbagai inovasi dalam pembangunan LRT ini agar dapat menyelesaikan proyek tepat waktu. Salah satu inovasi tersebut adalah penggunaan desain long span (bentang panjang) yang dirancang khusus untuk mengatasi kondisi lalu lintas aktif di area proyek yang padat.
Selain itu, Waskita Karya juga menerapkan teknologi Building Information Modelling (BIM) hingga level 7D. "Penerapan BIM sampai level 7D dilakukan untuk mendukung pelaksanaan monitoring dan pengendalian proyek," tambah Ermy.
Detail Proyek dan Anggaran
Proyek LRT Jakarta Fase 1B memiliki total anggaran sebesar Rp 4,1 triliun yang merupakan Penyertaan Modal Daerah (PMD) ke PT Jakarta Propertindo (Perseroda) yang bersumber dari APBD DKI Jakarta. Saat ini, progres pembangunan LRT tersebut mencakup pengecoran slabdeck viaduct sepanjang 1,4 km dan pemasangan third rail dari Stasiun Velodrome menuju Stasiun Rawamangun. Progres pembangunan Stasiun Rawamangun sendiri telah mencapai 38,04%.
Optimalisasi Infrastruktur Transportasi di Jakarta
Kehadiran LRT Jakarta Fase 1B diharapkan dapat memperkuat integrasi transportasi di Jakarta, terutama di Stasiun Manggarai. Masyarakat diharapkan dapat merasakan manfaat dari pembangunan ini, dengan estimasi jumlah penumpang yang akan meningkat menjadi 80.000 per hari.
Mengatasi Kemacetan dan Peningkatan Ekonomi
Pembangunan LRT yang terintegrasi ini adalah salah satu upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengatasi masalah kemacetan yang terus menjadi isu klasik perkotaan, akibat pertumbuhan jumlah penduduk dan ekonomi yang pesat. Kemacetan yang tidak tertangani dapat mengakibatkan kerugian besar, baik dari segi waktu, biaya transportasi, hingga kondisi lingkungan.
Ermy mengungkapkan bahwa dengan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai lingkungan, banyak dari mereka mulai beralih ke moda transportasi umum sebagai pilihan perjalanan. "Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B diharapkan dapat mendorong kegiatan sosial dan perekonomian masyarakat setempat," ujarnya.
Inovasi Digital untuk Monitoring Proyek
Selama kunjungan, Heru juga melihat penggunaan teknologi digital BIM yang dioptimalkan untuk memantau progres pembangunan proyek. Teknologi ini dilengkapi dengan fitur pendeteksi dini atas ketidaksesuaian kualitas dan desain serta berfungsi sebagai bank data untuk semua proyek yang sedang berlangsung.
Masyarakat diharapkan tetap bersabar dan mendukung proses pembangunan yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi mobilitas di Jakarta.
Uji Coba Jalur dan Pengapresiasian Terhadap Dukungan Masyarakat
Heru juga menyaksikan uji coba jalur menggunakan kereta Maintenance Rail Vehicle (MRV) dan mengapresiasi dukungan masyarakat selama proses pembangunan. Hal ini menunjukkan komitmen Waskita Karya dalam menyelesaikan proyek infrastruktur yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dengan dilakukannya uji coba jalur, diharapkan semua persiapan untuk operasional LRT Jakarta Fase 1B dapat berlangsung lancar dan sesuai rencana yang telah ditetapkan.