Pada Jumat (4/10), harga emas turun akibat data pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari perkiraan, mengurangi ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed. Harga emas spot merosot 0,2% menjadi US$2.649,69 per ons troi setelah mencapai rekor tertinggi pekan lalu. Emas berjangka AS juga ditutup 0,4% lebih rendah di US$2.667,80.
Pengaruh Data Pekerjaan AS
Pertumbuhan lapangan kerja AS meningkat pada September dengan tingkat pengangguran turun menjadi 4,1%. Sentimen ini mengurangi tekanan pemotongan suku bunga The Fed pada pertemuan 6-7 November. Emas tergelincir karena laporan ketenagakerjaan yang kuat, sehingga kemungkinan pemotongan suku bunga hanya 25 bps.
Dampak Terhadap Harga Emas dan Dolar
Indeks dolar melonjak, membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri. Ekspektasi pemotongan suku bunga 50 bps pada November turun menjadi hampir 0% setelah data payroll dirilis. Hal ini sangat membatasi penjualan emas.
Perspektif Geopolitik dan Emas
Situasi geopolitik yang memanas, seperti serangan Israel di Jalur Gaza, mempengaruhi harga emas. Emas, sebagai safe-haven selama ketidakstabilan politik, cenderung menguat dalam suku bunga rendah. Jika geopolitik terus bergejolak, harga emas berjangka bisa mencapai US$2.700 dan bahkan membuat rekor baru.
Prospek Emas dan Logam Mulia Lainnya
Harga perak spot naik menjadi US$32,21 per ons troi, sementara platinum turun menjadi US$989,33 dan palladium stabil di US$1.000. Emas tetap menjadi fokus utama investor sebagai aset safe-haven.