Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

IHSG Terkonsolidasi, Apa Saja Sentimen Penggeraknya?

IHSG Terkonsolidasi, Apa Saja Sentimen Penggeraknya?

by Fitri Wulandari at 11 Oct 2024 18:36

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia terus bergerak dalam pola konsolidasi sepanjang bulan November ini. Meskipun diharapkan bisa mencatat pertumbuhan, tetapi sejumlah sentimen mengalami dampak negatif terhadap kinerja IHSG. Apa saja yang menjadi penggerak serta pemberat bagi IHSG hingga akhir bulan ini?

Pengaruh Data Ekonomi AS

Associate Director of Research and Investment di Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menjelaskan bahwa konsolidasi IHSG tidak sepenuhnya disebabkan oleh data ketenagakerjaan di Amerika Serikat. Data ketenagakerjaan yang cukup kuat ini memberi angin segar bagi The Fed, yang menunjukkan bahwa ketenagakerjaan tidak mengalami penurunan yang signifikan. Namun, satu masalah besar yang muncul adalah inflasi yang kerapkali gagal untuk turun secara signifikan.

Nico menjelaskan, meski sektor ketenagakerjaan menunjukkan performa yang positif, inflasi inti justru kembali naik dari 3,4% menjadi 3,5%. Kenaikan inflasi inti ini menjadi salah satu faktor yang membuat The Fed menjadi lebih berhati-hati dalam menentukan kebijakan suku bunga mereka. Dengan inflasi yang belum terkendali, ada kemungkinan bahwa penurunan suku bunga tahun ini hanya berada pada kisaran 25 basis poin (bps), meskipun kebutuhan untuk penurunan lebih besar tetap ada jika data-data yang masuk mendukung.

Stimulus dari Tiongkok

Selain data dari Amerika Serikat, faktor lain yang memberikan dampak bagi IHSG adalah stimulus besar yang dikeluarkan oleh pemerintah China. Dalam upaya pemulihan, stimulus ini diharapkan mampu memberikan dorongan bagi pasar yang telah mengalami penurunan cukup signifikan. Dengan kondisi bursa saham di China yang sudah murah karena mengalami koreksi dari awal tahun, banyak investor yang melihat nilai saham di China jauh lebih atraktif dibandingkan dengan pasar negara berkembang lainnya.

Nico berpendapat bahwa situasi ini berujung pada penurunan minat terhadap pasar modal Indonesia karena kenaikan IHSG yang sudah cukup tinggi. Investasi yang pernah dianggap menguntungkan kini terlihat kurang menarik, sehingga pelaku pasar beralih ke saham-saham dengan valuasi yang lebih murah di pasar China.

Tensi Geopolitik Memengaruhi Sentimen Investor

Faktor lain yang turut melemahkan IHSG adalah meningkatnya tensi geopolitik, yang kembali menghebohkan pasar. Ketidakpastian yang muncul dari isu-isu geopolitik membuat banyak pelaku pasar dan investor mau tidak mau merealokasi portofolio mereka. Mereka cenderung menjual aset-aset yang dianggap berisiko dan beralih ke instrumen yang lebih aman. Hal ini menunjukkan hati-hati yang lebih besar dalam pengambilan keputusan investasi di tengah situasi yang tidak menentu.

Potensi Penggerak IHSG ke Depan

Meskipun saat ini IHSG berada dalam tekanan, ada beberapa faktor potensial yang dapat memperkuat IHSG dalam jangka pendek. Beberapa elemen yang dianggap dapat mendukung kenaikan IHSG meliputi:

  • Pelantikan presiden terpilih yang diharapkan membangun kepercayaan pasar.
  • Pemilihan kabinet yang akan membawa kebijakan baru bagi ekonomi.
  • Pesta demokrasi di tingkat daerah (Pilkada) yang dapat meningkatkan partisipasi politik dan ekonomi.
  • Penurunan lebih lanjut tingkat suku bunga, yang bisa menambah likuiditas di pasar.
  • Window dressing menjelang akhir tahun yang biasa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan publik untuk memperbaiki laporan keuangan mereka.

Kesimpulan

Dengan konsolidasi yang berlangsung di IHSG, adalah penting bagi investor untuk secara terus-menerus memantau data-data ekonomi baik dari dalam maupun luar negeri. Sementara sentimen dari AS dan Tiongkok menjadi pengaruh besar, tetap ada harapan dari elemen domestik yang dapat mendukung pertumbuhan IHSG. Dalam konteks investasi, keputusan yang bijak dan data yang akurat akan sangat diperlukan untuk memanfaatkan peluang yang ada di pasar keuangan Indonesia.