Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Indeks IDX High Dividend 20: Prospek Positif di 2024?

Indeks IDX High Dividend 20: Prospek Positif di 2024?

by Citra Maharani at 14 Oct 2024 08:06

Pasar saham Indonesia memberikan sinyal optimis di awal tahun 2024, terutama bagi investor yang memantau indeks IDX High Dividend 20. Indeks yang mencerminkan saham-saham berdividen tinggi ini menunjukkan peningkatan sebesar 0,52% secara year to date (ytd) hingga awal Oktober. Namun, di balik kenaikan ini, terdapat beberapa nama besar dalam kategori saham yang mengalami penurunan signifikan.

Penyebab Kenaikan Indeks

Menurut data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dirilis pada Jumat (11/10), meskipun mengalami pertumbuhan positif, sebagian besar kontribusi terhadap indeks ini dibayangi oleh penurunan sejumlah saham. Seperti yang diungkapkan oleh Sukarno Alatas, Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, dua saham utama yang menjadi penyebab penurunan tersebut adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Telkom Indonesia (TLKM). BBRI tercatat menurun sebesar 14,41% dan TLKM turun hingga 25,57% ytd.

Kontribusi kedua perusahaan ini cukup besar, di mana bobot BBRI dalam indeks turun dari 16% menjadi 14,8% dan TLKM dari 15,9% menjadi 13,5%. Penurunan besar pada dua emiten kunci ini menunjukkan adanya volatilitas yang dapat memengaruhi performa keseluruhan indeks.

Potensi Pertumbuhan Indeks

Sukarno memproyeksikan bahwa meskipun ada penurunan, indeks IDX High Dividend 20 masih memiliki potensi untuk tumbuh lebih lanjut hingga akhir 2024. “Jika BBRI dan TLKM dapat pulih, maka potensi pertumbuhan di indeks ini dapat meningkat sejalan dengan perbaikan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),” tuturnya.

Penurunan harga saham BBRI dan TLKM kini telah menciptakan peluang bagi investor, di mana valuasi saham-saham ini menjadi lebih menarik. Hal ini memberikan sinyal baik bagi investor untuk memantau dan merencanakan aksi beli pada saat yang tepat.

Ketersediaan Saham Pendukung

Terdapat beberapa emiten lain yang menduduki posisi penting dalam struktur indeks ini, termasuk Petrochemicals Indonesia (TPIA), Adaro Energy (ADRO), PT Bukit Asam (PTBA), Indofood CBP Sukses Makmur (INDF), United Tractors (UNTR), Bank Mandiri (BMRI), Bank Central Asia (BBCA), Amerta Indah Otsuka (AMRT), Kalbe Farma (KLBF), Indo Tambangraya Megah (ITMG), dan Indah Kiat Pulp & Paper (INKP). Sukarno merekomendasikan untuk mencermati saham-saham tersebut, terutama yang telah menunjukkan penurunan.

Minat Pasar dan Sentimen Global

Sementara itu, William Hartanto, seorang pengamat pasar modal dan pendiri WH Project, mengungkapkan bahwa kinerja indeks IDX High Dividend yang tipis selama ini disebabkan oleh kurangnya minat dari pelaku pasar terhadap saham-saham dalam indeks. Hal ini juga diperparah dengan sentimen negatif yang berasal dari tekanan jual asing, terutama setelah adanya sentimen stimulus ekonomi dari China.

“Saham dalam indeks ini cenderung hanya mendapatkan momentum saat pembagian dividen. Sebelum periode dividen, minat pelaku pasar terhadap saham ini masih rendah,” ungkap William dalam pernyataan yang disampaikan kepada Kontan pada Minggu (13/10).

Strategi Investasi di IDX High Dividend 20

Bagi investor, William merekomendasikan untuk tetap memantau perkembangan laporan keuangan dan pembagian dividen, karena kedua faktor ini memiliki pengaruh besar terhadap kinerja indeks. “Selama hal ini terus menunjukkan pertumbuhan, bisa dipastikan minat beli pelaku pasar juga akan meningkat,” lanjutnya.

William mengusulkan strategi buy untuk beberapa saham unggulan di IDX High Dividend 20, dengan target harga sebagai berikut:

Saham Target Harga (Rp)
BBCA 11.000
BMRI 7.200
TLKM 3.300
BBRI 5.500
ASII 5.500

Dalam hal rekomendasi dari Sukarno untuk saham-saham yang tercatat dalam indeks ini, target harga untuk BBRI adalah Rp 6.000, ANTM di Rp 1.640, TLKM di Rp 3.400, SMGR di Rp 4.450, AMRT di Rp 3.500, INKP di Rp 9.700, ADRO di Rp 3.990, dan ASII di Rp 5.400.

Kesimpulan

Indeks IDX High Dividend 20 memberikan gambaran yang menarik bagi investor di 2024, dengan potensi pertumbuhan yang masih ada meskipun beberapa saham utama mengalami tekanan. Dengan strategi yang tepat dan perhatian pada momentum dividen, investor dapat menemukan peluang di tengah tantangan. Tetap cermat dan bijak dalam mengambil keputusan investasi untuk memanfaatkan potensi pertumbuhan di pasar modal Indonesia.