PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI baru-baru ini mengumumkan penawaran sukuk ijarah dan obligasi yang ditujukan untuk menghimpun total dana sebesar Rp2 triliun. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk memastikan kelancaran finansial dan pengembangan infrastruktur transportasi kereta api di Indonesia.
Rincian Penawaran Sukuk dan Obligasi
Melalui prospektus yang diterbitkan, KAI menawarkan sukuk ijarah berkelanjutan II KAI tahap I tahun 2024 dengan nilai maksimum sebesar Rp500 miliar, serta obligasi berkelanjutan II KAI tahap I tahun 2024 senilai Rp1,5 triliun. Penawaran umum ini merupakan bagian dari sukuk ijarah berkelanjutan I KAI dengan total sisa imbalan sebesar Rp1 triliun dan target dana Rp2 triliun untuk obligasi berkelanjutan tahap II tahun 2024.
Struktur Obligasi
Obligasi yang ditawarkan terdiri atas tiga seri yang memiliki jangka waktu yang berbeda, yaitu 3 tahun, 5 tahun, dan 7 tahun. Berikut adalah rincian lebih lanjut mengenai obligasi yang ditawarkan:
Seri | Jumlah Pokok (Rp) | Tingkat Bunga (%) | Jangka Waktu |
---|---|---|---|
Seri A | 437,80 miliar | 6,70 | 3 tahun |
Seri B | 448,36 miliar | 7,00 | 5 tahun |
Seri C | 613,84 miliar | 7,10 | 7 tahun |
Struktur Sukuk Ijarah
Pada sisi sukuk ijarah, KAI menawarkan tiga seri dengan rincian sebagai berikut:
Seri | Jumlah Sisa Imbalan (Rp) | Cicilan Imbalan Ijarah (Rp) | Jangka Waktu |
---|---|---|---|
Seri A | 116,54 miliar | 7,80 miliar per tahun | 3 tahun |
Seri B | 83,13 miliar | 5,61 miliar per tahun | 5 tahun |
Seri C | 300,32 miliar | 21,32 miliar per tahun | 7 tahun |
Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum
Seluruh dana yang diperoleh dari penawaran umum obligasi ini, setelah dikurangi biaya emisi, akan dialokasikan untuk dua tujuan utama. Pertama, sebesar Rp1 triliun akan digunakan untuk refinancing Obligasi I Kereta Api Indonesia Tahun 2017 Seri B. Kedua, untuk refinancing sebagian Obligasi II Kereta Api Indonesia Tahun 2019 Seri A.
Sementara itu, untuk Penawaran Umum Sukuk Ijarah, setelah dikurangi biaya emisi, seluruh dana akan dialokasikan untuk dua kebutuhan. Sekitar Rp400 miliar akan digunakan untuk refinancing sebagian Obligasi II Kereta Api Indonesia Tahun 2019 Seri A. Sisa dana dari Sukuk Ijarah akan digunakan untuk pengadaan prasarana guna mendukung pengembangan angkutan barang di Sumatra Bagian Selatan, termasuk penataan bangunan stasiun, pembangunan rel jalur ganda, dan penataan emplasemen di Stasiun Kramasan.
Ekspektasi Terhadap Penawaran Ini
KAI berharap penawaran sukuk dan obligasi ini akan menarik minat berbagai investor, baik institusi maupun individu. Investasi dalam surat utang seperti ini dianggap aman dengan imbal hasil yang kompetitif, terutama dalam konteks kondisi ekonomi saat ini. Dengan pendanaan ini, diharapkan KAI dapat membiayai proyek-proyek vital yang mendukung konektivitas dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, khususnya dalam sektor transportasi.
Melihat tren positif dan kebutuhan infrastruktur yang masih sangat tinggi di Indonesia, langkah KAI untuk melakukan refinancing dengan mengeluarkan sukuk dan obligasi baru ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi operasional serta perkembangan layanan kereta api di tanah air.