Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Kinerja Reksadana Pasar Uang Stabil di Tengah Ketidakpastian

Kinerja Reksadana Pasar Uang Stabil di Tengah Ketidakpastian

by Hendra Wijaya at 17 Oct 2024 18:51

Kinerja Reksadana Pasar Uang (RDPU) di Indonesia menunjukkan stabilitas yang mengesankan, terutama setelah Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan di level 6%. Dalam situasi ketidakpastian global saat ini, reksadana pasar uang menjadi pilihan menarik sebagai instrumen investasi jangka pendek yang aman.

Stabilitas Reksadana Pasar Uang

CEO PT Pinnacle Persada Investama, Guntur Putra, menjelaskan bahwa imbal hasil RDPU cenderung stabil, berkat pergerakan aset dasar seperti deposito dan obligasi jatuh tempo kurang dari setahun. Keputusan BI dalam Rapat Dewan Gubernur pada 15-16 Oktober 2024 untuk menahan suku bunga acuan, termasuk BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI 7DRRR) di level 6%, juga memberikan dampak positif terhadap kinerja RDPU.

Sehari setelah pengumuman tersebut, obligasi jangka pendek mengalami peningkatan, yang tercermin pada Indonesia 3M Gov Bond yang naik 0.123% menjadi 6.19% dan Indonesia 1M Gov Bond yang meningkat 0.096% menjadi 6.15%. Sementara itu, kinerja RDPU berdasarkan Infovesta Money Market Fund Index menampakkan angka harian sebesar 0.016%.

Kelebihan Reksadana Pasar Uang

Guntur menjelaskan bahwa RDPU adalah pilihan yang tepat untuk kebutuhan likuiditas tinggi, dan lebih menguntungkan dibandingkan dengan deposito atau giro. Hal ini disebabkan oleh tingkat likuiditas yang tinggi di mana investor dapat mencairkan dana kapan saja sesuai kebutuhan.

Josephin dari KISI Asset Management (KISI AM) juga mencatat bahwa imbal hasil RDPU yang stabil didukung oleh performa aset dasarnya. Dengan risiko investasi yang lebih rendah dibandingkan saham atau obligasi jangka panjang, RDPU cocok bagi investor yang ingin menjaga modal sambil menunggu situasi pasar yang lebih baik.

Penyesuaian Investasi di Era Pemangkasan Suku Bunga

Tantangan yang akan dihadapi RDPU ke depan adalah potensi pemangkasan suku bunga acuan. Jika terjadi, hal ini akan berdampak pada penurunan yield deposito dan obligasi. Josephin menyatakan bahwa KISI AM akan terus berfokus pada imbal hasil yang kompetitif dengan melakukan diversifikasi portofolio dan memilih aset-aset yang berisiko rendah namun menawarkan yield yang lebih tinggi.

Mereka juga berencana untuk mencari instrumen pasar uang lain yang memberikan hasil yang menarik, seperti Surat Berharga Negara dengan imbal hasil 6.8% sebelum pajak. Di sisi lain, Guntur menyatakan bahwa Pinnacle Investment berupaya untuk melakukan diversifikasi portofolio dengan mempertimbangkan alokasi lebih besar pada instrumen pasar uang.

Proyeksi Imbal Hasil Reksadana Pasar Uang

Proyeksi rata-rata imbal hasil RDPU di tahun depan, saat suku bunga mulai dipangkas, mungkin tidak setinggi saat ini. Secara umum, imbal hasil RDPU biasanya berkisar antara 3-5% per tahun, tergantung dari komposisi portofolio yang dipilih oleh manajer investasi.

Saat ini, KISI AM memiliki produk unggulan KISI Money Market Fund yang telah mencatatkan return 1 tahun sebesar 5.48% per tanggal 16 Oktober 2024. Sementara itu, Pinnacle Money Market Fund milik Pinnacle Investment mencatatkan kinerja satu tahun sebesar 5.4%. Kedua produk ini menunjukkan daya tarik yang tetap bagi investor yang mencari tempat untuk menempatkan dananya.

Kesimpulan

Dengan imbal hasil yang relatif stabil, reksadana pasar uang tetap menjadi instrumen investasi yang menarik dalam situasi ketidakpastian. Investor disarankan untuk mengevaluasi pilihan investasi mereka dengan mempertimbangkan likuiditas dan risiko. Reksadana pasar uang bisa menjadi tempat untuk memarkir dana sementara sebelum kembali ke aset yang lebih berisiko.

Ke depan, kondisi pasar yang berubah-ubah akan sangat mempengaruhi kinerja dan daya tarik reksadana pasar uang. Terlebih lagi, keputusan dan kebijakan bank sentral yang berhubungan dengan suku bunga akan menjadi faktor utama yang harus diperhatikan pelaku pasar investasi.