Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Melihat Peluang Cuan di Saham Melonjak Tahun 2024

Melihat Peluang Cuan di Saham Melonjak Tahun 2024

by Hendra Wijaya at 11 Oct 2024 07:50

Di pasar saham Indonesia, fenomena kenaikan saham yang ekstrem sering kali menarik perhatian investor. Peningkatan harga saham hingga ribuan persen dalam waktu singkat tentu menjadi daya tarik, namun bagaimana untuk memastikan apakah investasi pada saham-saham tersebut dapat memberikan keuntungan? Di awal tahun 2024, beberapa saham berhasil menuai perhatian dengan lonjakan harga yang fantastis, seperti yang terjadi pada saham PT Meratus Jasa Prima Tbk (KARW), PT Fortune Indonesia Tbk (FORU), dan PT Green Power Green Tbk (LABA).

Pulau Cuan di Tahun 2024

Saham PT Meratus Jasa Prima Tbk (KARW) menjadi salah satu yang paling mencolok dengan kenaikan tercatat sebesar 3.841% secara year-to-date (YTD), menjadikannya salah satu saham dengan performa terbaik di Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga saham KARW pada penutupan perdagangan Kamis (10/10) berada di level Rp 2.010 per saham.

Saham lain yang tidak kalah menarik adalah PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) yang melonjak 2.151,85% sejak awal tahun, ditutup di level Rp 3.040 per saham dengan kenaikan signifikan pada perdagangan terakhir. Di posisi ketiga, terdapat PT Green Power Green Tbk (LABA) yang menguat hingga 1.010% dan diakhiri di harga Rp 555 per saham.

Fundamental yang Buruk

Meski kenaikan harga saham ini terlihat menjanjikan, perhatian harus diberikan pada kinerja fundamental perusahaan. Data menunjukkan bahwa meski harga saham meroket, pergerakan bisnis dari emiten-emiten tersebut tidak sejalan dengan nyatanya.

PT Meratus Jasa Prima Tbk (KARW) menghadapi tantangan serius di bidang operasional. Perusahaan ini mengalami defisiensi modal yang signifikan dengan catatan ekuitas negatif per Juni 2024 sebesar minus US$ 32,39 juta. Di sisi pendapatan, kinerjanya jatuh, di mana pendapatan turun 47,63% dibandingkan tahun lalu, menjadi hanya US$ 2,10 juta.

FORU juga tidak lepas dari kondisi yang sama. Pendapatannya menurun 24,25% menjadi Rp 16,01 miliar di paruh pertama 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Rugi bersih yang dialami juga meroket menjadi hampir Rp 4,93 miliar.

Teori Permintaan dan Penawaran

Menurut Adityo Nugroho, Senior Investment Information dari Mirae Asset Sekuritas, kenaikan harga saham biasanya disebabkan oleh pengaruh permintaan dan penawaran di pasar. "Bagi investor, membeli saham sama dengan membeli ke dalam suatu usaha. Ketika prospeknya menjanjikan, investor bisa mendapatkan keuntungan dari capital gain," jelasnya.

Namun, Adityo mengingatkan, bagi investor yang mementingkan fundamental, disarankan untuk menjauhi saham-saham yang memiliki kinerja kurang baik. Bagi para trader, jika ada kenaikan volume dan momentum, hal tersebut bisa menjadi pertimbangan, meskipun risiko tinggi tetap ada.

Spekulasi yang Meningkatkan Ekspektasi

William Hartanto, pengamat pasar modal, menjelaskan bahwa lonjakan harga saham yang ekstrem seringkali dipicu oleh spekulasi investor. Menurutnya, perubahan pengendali di perusahaan yang bersangkutan dapat menjadi salah satu pendorong ekspektasi perbaikan kinerja ke depan.

Sebagai contoh, sejak 1 Februari 2024, pengendali baru PT Meratus Jasa Prima Tbk diambil alih oleh PT Saranakelola Investa. Hal ini menyulut harapan di kalangan investor akan adanya pembenahan di perusahaan tersebut, meski pengaruh dari perubahan kepemilikan biasanya sudah tercermin sebelum akuisisi resmi dilakukan.

Peluang Investasi Selanjutnya

Dengan kinerja fundamental yang negatif, saham-saham yang melonjak harga tersebut bisa masuk ke papan pemantauan khusus dari BEI. William memberikan rekomendasi untuk memperhatikan saham lain seperti SRAJ dan DSSA, yang juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sebesar 886,67% dan 416,56%, masing-masing, sepanjang tahun berjalan ini.

Saham Kenaikan Harga (%) Target Harga
LABA 1.010% Rp 710
DSSA 416,56% Rp 44.000 - Rp 48.000
SRAJ 886,67% Rp 3.200

Kesimpulan

Melihat situasi yang ada, perlu diingat bahwa investasi di saham yang melonjak tinggi harus dilakukan dengan hati-hati. Meskipun ada potensi keuntungan, risiko-risiko yang menyertai juga tidak bisa diabaikan. Investor diharapkan untuk melakukan analisis yang mendalam dan mempertimbangkan aspek-aspek fundamental perusahaan sebelum mengambil keputusan investasi.