Minat Asing Terhadap Rencana Pembangunan Tanggul Laut di Indonesia
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaporkan bahwa rencana pembangunan tanggul laut di Indonesia telah menarik minat dari negara-negara asing ternama, antara lain Belanda, Korea Selatan, dan China. Endra S. Atmawidjaja, Juru Bicara Kementerian PUPR, menjelaskan bahwa minat ini dipicu oleh pernyataan Presiden Terpilih Prabowo Subianto terkait pembangunan tanggul laut raksasa.
Belanda, Korea Selatan, dan China menunjukkan ketertarikan mereka dalam proyek ini. Nanjing Hydraulic Research Institute (NHRI) dari China menjadi salah satu perusahaan yang menampilkan minatnya. Mereka tertarik untuk membangun pemecah gelombang dan berbagai struktur tanggul laut yang dapat diterapkan di Indonesia.
Urgensi Pembangunan Tanggul Laut
Endra menekankan bahwa meskipun masih dalam tahap pernyataan minat, proses dari tahap tersebut hingga realisasi memerlukan waktu yang panjang. NHRI sendiri masih dalam tahap diskusi dan studi sebelum mengambil keputusan final.
Proyek ini mendapat tanggapan positif dari Korea Selatan dan Belanda sebelumnya, yang berminat berpartisipasi dalam National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Hal ini terkait dengan urgensi ide pembangunan tanggul laut raksasa yang diusulkan oleh Prabowo, terutama dalam menghadapi ancaman penurunan muka air laut dan land subsidence di Pantura Pulau Jawa.
Endra menjelaskan bahwa kota-kota di Pantura menghadapi ancaman land subsidence seiring dengan kenaikan muka air laut akibat perubahan iklim. Hal ini bisa mengganggu aktivitas logistik dan industri yang banyak terpusat di kawasan Pantura. Oleh karena itu, pembangunan tanggul laut dianggap sebagai langkah penting dalam mengamankan kawasan produktif di sepanjang Pantura.
Rencana pembangunan tanggul laut Bekasi-Tangerang yang juga sedang berjalan diperkirakan akan memerlukan biaya hingga Rp 90 triliun. Kementerian PUPR sudah bersiap untuk meneruskan proyek ini dengan kolaborasi bersama NHRI.
Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pertemuan dengan NHRI diharapkan dapat membawa penyegaran dalam proyek ini dan bermanfaat sebagai transfer pengetahuan dari China ke Indonesia. Proyek ini juga dirancang secara terintegrasi dengan fungsi ganda sebagai jalan raya untuk mengurangi kemacetan di Jakarta dan bendungan estuari untuk penampungan air tawar.