Tingginya harga ayam bersamaan dengan penurunan biaya pakan menyediakan sentimen positif bagi emiten yang bergerak di sektor poultry. Menurut para analis, situasi ini dapat menjadi katalis yang mendukung profitabilitas serta kinerja para emiten yang terkait. Laporan ini akan mengulas rekomendasi saham dan target harga untuk beberapa emiten terkemuka di sektor ini.
1. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)
Research Analyst MNC Sekuritas, Raka Junico, menyebutkan bahwa harga pakan yang lebih rendah memberikan dampak positif terhadap profitabilitas JPFA, terutama pada feed margin. Saat ini, harga jagung berada di kisaran Rp 4.500-5.000/kg, jauh lebih rendah dibandingkan dengan situasi di Februari 2024 yang mencapai lebih dari Rp 6.000/kg.
"Selain itu, potensi peningkatan permintaan menjelang musim perayaan di kuartal keempat dapat menjadi penopang bagi harga broiler dan DOC (day-old chicks)," ungkap Raka dalam wawancara dengan KONTAN pada Jumat, 11 Oktober.
Berdasarkan analisis, Raka memproyeksikan bahwa top-line JPFA dapat tumbuh sebesar 11% secara tahunan mencapai Rp 57 triliun, sedangkan bottom line bisa mencapai Rp 2,5 triliun.
Rekomendasi: Buy
Target Harga: Rp 2.080 per saham
2. PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN)
Analis dari Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis Setyo Wibowo, mengindikasikan bahwa pendapatan utama dari emiten ini berasal dari pakan ternak. Keberlanjutan pakan ternak sangat tergantung pada harga bahan baku, seperti jagung. Dengan tren harga jagung yang sedang turunnya, ini memberikan keuntungan bagi MAIN.
Aziz juga memaparkan bahwa sektor perunggasan saat ini dihadapkan pada oversupply, yang dipengaruhi oleh kebijakan program culling pemerintah serta peningkatan konsumsi lewat program makan siang untuk sekolah.
Status ini dapat berdampak pada harga ayam, dan secara positif dapat meningkatkan kinerja emiten seperti MAIN.
Rekomendasi: Trading Buy
Target Harga: Rp 830 per saham
3. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)
Menurut analisis dari BRI Danareksa, yang disampaikan oleh Victor Stefano dan Wilastita Muthia Sofi, CPIN mengalami kontribusi negatif dari bisnis makanan olahannya. Namun, emiten ini masih memiliki peluang untuk meningkatkan margin pakannya, terutama karena biaya pakan yang lebih rendah di kuartal pertama 2024.
Victor dan Wilastita juga memperkirakan pertumbuhan laba yang kuat sebesar 76-15% untuk tahun 2024/2025. Meskipun posisi dana lokal dan asing dari CPIN ringan serta valuasinya relatif murah (berada di bawah -1 standar deviasi), ada risiko yang harus diperhatikan, seperti volatilitas laba dan kemungkinan pelemahan daya beli yang dapat memengaruhi performa emiten ini.
Rekomendasi: Buy
Target Harga: Rp 6.400 per saham
Kesimpulan
Dari analisis para ahli, sektor poultry menunjukkan potensi yang menjanjikan di tengah situasi harga ayam yang fluktuatif dan penurunan biaya pakan. Dengan mempertimbangkan rekomendasi yang telah diberikan, para investor dapat lebih optimis memasuki investasi di sektor ini, meskipun tetap perlu mewaspadai faktor-faktor risiko yang ada. Dengan beberapa emiten seperti JPFA, MAIN, dan CPIN yang menawarkan prospek positif, ini bisa jadi saat yang tepat untuk mengambil keputusan investasi.
Rekomendasi untuk Investor
Dengan proyeksi yang optimis, para investor disarankan untuk mempertimbangkan melakukan investasi di emiten sektor poultry. Setiap emiten memiliki keunggulan dan tantangannya masing-masing. Memahami dinamika pasar dan tren harga pakan dapat membantu investor dalam mengambil keputusan yang tepat.
Untuk mengikuti perkembangan informasi lebih lanjut mengenai sektor poultry dan rekomendasi saham lainnya, selalu pastikan untuk memperbarui berita dan analisis terbaru dari sumber-sumber yang kredibel.