Pemerintah Indonesia berencana untuk meningkatkan kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan meluncurkan BBM jenis baru yang memiliki kandungan sulfur rendah. Selain itu, pemerintah juga akan menerapkan kebijakan pembatasan subsidi BBM secara bersamaan. Agus Cahyono Adi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM menekankan bahwa peluncuran BBM baru dan kebijakan subsidi akan berlangsung bersamaan.
Agus menyatakan bahwa BBM rendah sulfur sudah menjadi kebutuhan penting bagi Indonesia dikarenakan masalah kualitas udara yang memprihatinkan. Kandungan sulfur yang tinggi dalam BBM dianggap sebagai salah satu penyebab utama buruknya kualitas udara di Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.
Rencana besar pemerintah untuk BBM rendah sulfur melibatkan penurunan kandungan sulfur pada BBM subsidi agar kualitas BBM di Indonesia dapat ditingkatkan. Standar sulfur internasional yaitu sekitar 50 ppm, sementara BBM Pertamina saat ini, terutama yang bersubsidi, memiliki kandungan sulfur yang jauh melebihi standar tersebut.
Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, menjelaskan bahwa pemerintah berencana untuk secara bertahap mengurangi kandungan sulfur dalam BBM di Indonesia. Dia menjelaskan bahwa kilang Pertamina akan direncanakan untuk memproduksi BBM dengan kandungan sulfur yang lebih rendah hingga tahun 2028. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas udara dan lingkungan di Indonesia.