Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Penurunan Transaksi SBN: Apa Penyebabnya dan Dampaknya?

Penurunan Transaksi SBN: Apa Penyebabnya dan Dampaknya?

by Andika Pratama at 15 Oct 2024 20:56

Dalam minggu terakhir, pasar Surat Berharga Negara (SBN) mengalami penurunan transaksi yang cukup signifikan, mencatat pengurangan sebesar 23,94% atau sekitar Rp 32,97 triliun pada periode 7 - 11 Oktober 2024. Penurunan ini menjadi tanda tanya besar di kalangan investor dan analis pasar, terutama setelah pekan sebelumnya SBN mencatat pertumbuhan yang cukup baik hingga 17,92% atau Rp 20,92 triliun.

Kondisi Pasar SBN saat Ini

Melihat data dari Infovesta Utama, penurunan transaksi SBN kali ini paling terlihat pada tenor kelas menengah dengan jangka waktu 5 - 15 tahun, yang mencatat penurunan sebesar Rp 29,79 triliun. Sementara itu, tenor panjang dengan masa jatuh tempo lebih dari 15 tahun juga mengalami penurunan dengan angka Rp 1,94 triliun, dan kelompok tenor pendek di bawah 5 tahun turun sebesar Rp 1,34 triliun.

Meski transaksi di pasar SBN mengalami penurunan, langkah investor asing dalam pasar tetap menunjukkan tren positif. Mereka masih mencatatkan aksi net buy di pasar domestik sebesar Rp 0,73 triliun, meskipun kenaikannya hanya sekitar 0,1%. Pada pekan sebelumnya, posisi kepemilikan asing tercatat Rp 5,35 triliun, mengalami kenaikan 0,6%.

Imbal Hasil SBN yang Naik

Menariknya, walaupun jumlah transaksi kian menurun, imbal hasil SBN justru tercatat mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut paling signifikan terjadi pada kelompok tenor 10 tahun (FR0100) dengan kenaikan mencapai 21 basis poin (bps). Selanjutnya, tenor 5 tahun (FR0101) mencatat kenaikan 20 bps dan tenor 20 tahun (FR0097) meningkat 17 bps.

Pengaruh Indikator Ekonomi Global dan Domestik

Dalam beberapa waktu ke depan, investor tentu akan memantau beberapa rilis data ekonomi yang cukup signifikan. Dari Amerika Serikat, investor akan menggali informasi terkait penjualan ritel, yang diproyeksikan masih akan tumbuh dengan solid. Hal ini dapat berdampak pada kebijakan The Federal Reserve (FOMC) dan atmosfer pasar SBN domestik.

Sementara itu, di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menahan suku bunga acuan di level 6%. Namun, terdapat juga pandangan yang menyatakan potensi penurunan suku bunga mengingat tren pelemahan ekonomi yang tengah berlangsung. Langkah ini tentu akan berpengaruh terhadap yield atau imbal hasil SBN yang diproyeksikan akan bergerak naik dalam minggu ini, terutama di tengah sentimen tentang inflasi global yang kemungkinan kembali meningkat.

Paparan SBN Paling Atraktif

Seiring dengan penurunan transaksi, beberapa Surat Berharga Negara tetap kian menarik bagi investor. Berikut adalah lima SBN yang dianggap paling atraktif dalam sepekan terakhir:

Nama SBNKuponJatuh TempoTTM (Year)HargaNilai
FR01006,63%15 Februari 20349,35%Rp 99,9Rp 16.490,57 miliar
FR01036,75%15 Juli 203510,76%Rp 100,55Rp 15.816,89 miliar
FR01046,50%15 Juli 20305,76%Rp 100,55Rp 8.497,06 miliar
FR0977,13%15 Juli 204318,67%Rp 103,00Rp 7.560,46 miliar
FR01016,88%15 April 20294,51%Rp 101,88Rp 7.503,92 miliar

Investor yang cermat bisa melihat peluang di tengah penurunan yang terjadi. Faktor-faktor dalam ekonomi global dan domestik, serta perilaku investor asing, memberikan gambaran yang kompleks namun penting untuk dipahami agar keputusan investasi dapat diambil secara bijaksana.

Kesimpulan

Penurunan transaksi SBN baru-baru ini menunjukkan adanya tantangan dalam pasar obligasi. Namun, dengan perilaku investor asing yang tetap menunjukkan agresifitas, dan adanya kenaikan imbal hasil, pasar SBN dapat tetap menarik untuk diinvestasikan. Penting bagi investor untuk terus memantau tidak hanya data ekonomi yang dirilis, tapi juga perkembangan kebijakan moneter dari bank sentral yang dapat mempengaruhi arah pasar ke depan.