Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Reksadana Terus Berkembang, Investasi Aman di 2024

Reksadana Terus Berkembang, Investasi Aman di 2024

by Andika Pratama at 13 Oct 2024 16:17

Kenaikan dana kelolaan reksadana di Indonesia menunjukkan tren positif yang berpotensi berlanjut hingga akhir tahun 2024. Menurut data yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total dana kelolaan reksadana telah mencapai Rp 503,49 triliun per September 2024. Selama enam bulan terakhir, tepatnya dari April hingga September 2024, industri reksadana kembali mengalami pertumbuhan signifikan setelah sebelumnya mengalami penurunan pada triwulan pertama tahun ini.

Pertumbuhan yang Signifikan Pada Segmen Reksadana

Selama periode April hingga September 2024, kelas aset reksadana pasar uang mencatatkan pertumbuhan terbesar, meningkat sebesar Rp 9,32 triliun menjadi Rp 85,56 triliun. Diikuti oleh kelas aset pendapatan tetap yang juga melonjak sebesar Rp 9,15 triliun, mencapai total Rp 150,37 triliun. Namun di sisi lain, reksadana kelas aset saham mengalami arus keluar yang cukup signifikan, mencatatkan penurunan sebesar Rp 5,19 triliun, sehingga total dana kelolaan reksadana saham hanya mencapai Rp 80,98 triliun.

Faktor Penyebab Perpindahan Investasi

CEO PT Pinnacle Persada Investama, Guntur Putra, mengungkapkan bahwa ketidakpastian di pasar saham menjadi salah satu faktor utama yang membuat investor beralih ke instrumen investasi yang dianggap lebih aman, seperti pasar uang dan obligasi. Kestabilan suku bunga dan proyeksi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) di AS juga mendorong minat investor terhadap obligasi.

“Pasar saham mengalami volatilitas yang cukup tinggi, membuat investor lebih hati-hati dan memilih aset yang lebih konservatif. Dengan suku bunga yang stabil dan pemangkasan suku bunga acuan, maka minat terhadap aset obligasi meningkat,” jelas Guntur kepada media.

Harapan Ekonomi dan Reksadana di Akhir 2024

Guntur juga menyoroti ketidakpastian politik menjelang transisi pemerintahan baru di Indonesia yang akan mulai pada 20 Oktober 2024. Pasar menunggu pengumuman kabinet dan arah kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintah baru. Ini juga memengaruhi sikap investor terhadap portofolio mereka.

Dengan pertumbuhan yang stabil di reksadana pasar uang dan obligasi, investor diharapkan terus memantau perkembangan pasar. Guntur memproyeksikan bahwa hingga akhir 2024, dana kelolaan industri reksadana secara keseluruhan akan terus meningkat, meskipun reksadana saham mungkin masih menghadapi tantangan.

Dukungan Terhadap Pertumbuhan Dana Kelolaan

Hingga kini, dana kelolaan dan advisory dari Pinnacle Investment berada di kisaran Rp 2,5 triliun, di mana Rp 2,35 triliun di antaranya adalah produk reksadana konvensional. Pertumbuhan ini banyak didorong oleh penguatan kerjasama dengan berbagai kanal distribusi yang membantu memperluas jangkauan produk yang ditawarkan.

Guntur menjelaskan, untuk mencapai target dana kelolaan hingga akhir tahun, Pinnacle akan fokus pada kinerja konsisten reksadana yang dikelola, serta peningkatan kualitas layanan dan edukasi investor mengenai keunggulan berinvestasi di reksadana.

Proyeksi dan Tantangan ke Depan

Market keuangan global dan kebijakan moneter akan menjadi faktor penentu bagi investor dan pasar keuangan di Indonesia hingga akhir tahun ini. Selain itu, faktor domestik, seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi, juga akan memengaruhi arah investasi.

“Jika pasar saham menunjukkan stabilitas dan pertumbuhan yang positif, ada kemungkinan pergeseran kembali terjadi ke dalam reksadana saham. Namun untuk saat ini, investor cenderung memilih instrumen yang lebih aman,” ungkap Guntur.

Secara keseluruhan, tren pertumbuhan dalam dana kelolaan reksadana menunjukkan bahwa investor lebih memilih untuk mengamankan investasinya di instrumen yang lebih stabil. Meski demikian, pasar saham masih memiliki potensi jika kondisi menjadi lebih kondusif. Meningkatnya edukasi tentang investasi reksadana dan respon positif terhadap kebijakan moneter diharapkan dapat lebih memicu pertumbuhan industri ini di masa mendatang.

Berita Lainnya

Trending