JAKARTA – Menjelang akhir tahun 2024, perhatian investor mulai terfokus pada saham-saham blue chip yang terdapat dalam Indeks Kompas100. Indeks ini terkenal karena stabilitas dan kinerja solid yang ditawarkan oleh emiten-emiten yang terdaftar di dalamnya. Meski tidak ada perubahan konstituen hingga periode Januari 2025, potensi pergerakan saham dalam indeks ini tetap menarik untuk dicermati.
Kinerja Indeks Kompas100 yang Positif
Sejak awal tahun, Kompas100 telah menguat sebesar 0,43% hingga penutupan 29 Oktober 2024. Menurut analis dari Kiwoom Sekuritas, Miftahul Khaer, mayoritas emiten dalam indeks ini terdiri dari saham-saham dengan fundamental yang kuat dan dikenal sebagai blue chip. "Indeks Kompas100 masih sangat relevan untuk sentimen dan kondisi pasar saat ini," ujarnya.
Volatilitas Pasar dan Strategi Dollar-Cost Averaging
Sementara itu, penurunan tingkat suku bunga secara global tetap menjadi katalis positif bagi pasar saham. Namun, Miftahul mencatat bahwa pergerakan pasar saat ini cukup volatil. Di tengah situasi ini, investor disarankan untuk menerapkan metode Dollar-Cost Averaging (DCA) pada saham yang memiliki kinerja solid serta valuasi yang fair hingga undervalue. Metode ini dianggap efektif untuk mengurangi risiko investasi saat pasar berfluktuasi.
Saham yang Perlu Diwaspadai
Namun, tidak semua saham di Kompas100 menunjukkan performa yang sama. Direktur Purwanto Asset Management, Edwin Sebayang, memberikan penilaian terhadap beberapa emiten yang berada dalam komponen indeks ini. Menurutnya, ada saham-saham yang sudah mengalami penurunan yang signifikan dan berpotensi sulit untuk rebound.
Saham PT Astra International Tbk (ASII), misalnya, telah mengalami penurunan sebesar 9,29% sejak awal tahun. Begitu juga dengan PT Global Mediacom Tbk (BMTR) yang anjlok hingga 18,66%. Selain itu, saham-saham lain seperti EMTK, GGRM, HMSP, MTEL, NCKL, MAHA, MNCN, SMGR, INTP, SCMA, TLKM, TOWR, TBIG, dan UNVR juga menyusul dalam daftar saham yang perlu dihindari karena sektornya yang sudah memasuki fase senja.
Fokus pada Sektor yang Sedang Naik
Edwin menyarankan investor untuk memfokuskan investasi pada saham-saham dari sektor yang sedang menguat. Di sektor perbankan, emiten yang perlu diperhatikan antara lain BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, NISP, BRIS, dan BBTN. Sementara di sektor retail, investor bisa berinvestasi di ACES dan AMRT.
Di sektor konsumer, saham-saham seperti MYOR, MAPI, MAPA, ULTJ, CMRY, INDF, dan ICBP juga layak untuk dicermati. Begitu juga dengan sektor properti, emiten-emiten seperti CTRA, SMRA, PWON, BSDE, PANI, dan SSIA memiliki prospek yang menarik.
Rekomendasi Saham dari Analis
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, juga memberikan rekomendasi saham-saham favorit dalam Kompas100. Beberapa di antaranya adalah:
- ACES: Target harga Rp 1.200
- TLKM: Target harga Rp 3.700
- ASII: Target harga Rp 5.925
- MAPI: Target harga Rp 1.925
Di sektor perbankan, Nafan merekomendasikan emiten berikut:
- BBCA: Target harga Rp 12.000
- BBNI: Target harga Rp 6.825
- BBRI: Target harga Rp 6.500
- BMRI: Target harga Rp 8.800
Sementara itu, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan saham BBRI dengan target harga Rp 6.000 dalam jangka waktu 3 hingga 6 bulan ke depan. Saham SMRA dan BSDE juga memiliki target harga masing-masing Rp 800 dan Rp 1.450.
Kesimpulan
Melihat perkembangan terakhir di pasar saham, bagi investor, tidak ada pilihan yang lebih baik daripada melakukan riset yang tepat dan memilih saham-saham yang memiliki fundamental kuat. Dengan memanfaatkan informasi dari analis dan memantau kinerja pasar, diharapkan investor dapat mengambil keputusan yang lebih bijak di sisa tahun 2024 ini.