Jakarta - Kepolisian masih melakukan pengejaran terhadap pelaku penyiraman air keras ke seorang wanita berinisial FR (20) di Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu (7/12) malam. Dalam insiden yang terjadi di Jalan Perjuangan, Teluk Pucung, Bekasi Utara, ini, korban mengalami luka serius akibat serangan tersebut.
Kapolsek Bekasi Utara, Komisaris Polisi Yus Jahan, menjelaskan bahwa saat kejadian, motor korban mengalami mogok di jalan. Suami korban datang untuk membantu memperbaiki kendaraan, sementara FR naik motor suaminya. Ketika motor yang dikendarai FR mulai berjalan, pelaku yang memepet secara tiba-tiba meluncurkan serangan berupa penyiraman air keras dari belakang.
"Saat itu, korban tidak menyadari apa yang terjadi hingga tiba-tiba merasakan nyeri di bagian belakang dan depan tubuhnya. Luka paling banyak terdapat di punggung dan bagian depan, namun wajahnya tidak terluka,"ujarnya ketika dihubungi media.
Yus menambahkan bahwa korban mengenali pelaku, meski hingga kini pihak kepolisian belum mengetahui motif di balik tindakan kriminal ini. Pihaknya saat ini masih menggali informasi dan bukti untuk menangkap pelaku yang masih dalam pengejaran.
Hasil penyelidikan awal menunjukkan bahwa insiden ini terekam melalui kamera pengawas di sebuah bengkel di dekat lokasi kejadian. Video tersebut pun menjadi viral dalam beberapa waktu terakhir. Pada video yang beredar, terlihat dengan jelas aksi kejam pelaku yang menyerang FR dengan air keras.
Tragedi ini menambah daftar panjang tindakan kekerasan terhadap perempuan yang semakin meresahkan masyarakat. Banyak pihak berharap aparat penegak hukum segera menangkap pelaku, dan menuntaskan kasus ini dengan adil demi keadilan bagi korban.
Dalam beberapa waktu terakhir, fenomena penyiraman air keras ini telah menjadi sorotan publik, mengingat beberapa kasus serupa juga pernah terjadi sebelumnya. Salah satu kasus yang mencuat adalah penyiraman air keras terhadap seorang polisi dan warga, yang mengakibatkan enam orang ditangkap oleh pihak kepolisian.
Menyikapi kejadian ini, masyarakat diminta lebih waspada dan melaporkan tindakan kekerasan yang mereka saksikan kepada pihak berwajib. Apalagi saat ini, dengan meningkatnya frekuensi aksi kekerasan, perlu ada kolaborasi antara warga dan aparat untuk menanggulanginya.
Kepolisian berharap dengan adanya kesadaran dan kepedulian dari masyarakat, aksi-aksi kekerasan dapat diminimalkan. Secara bersamaan, pemerintah diharapkan dapat mengedukasi publik tentang pentingnya menghormati dan melindungi hak-hak perempuan.
Akhir kata, peristiwa ini bukan hanya sekadar angka dalam katalog kekerasan, tetapi menyentuh sisi kemanusiaan kita. Sikap empati masyarakat sangat diperlukan, tidak hanya sebagai penonton berita tetapi juga sebagai pelaku perubahan menuju masyarakat yang lebih baik.
Dengan upaya keras kepolisian dan dukungan masyarakat, diharapkan pelaku bisa segera ditangkap dan proses hukum bisa segera dijalankan. Kita semua berharap kejadian tragis ini tidak terulang lagi di masa mendatang.