Diabetes melitus tipe 2 terus menjadi salah satu masalah kesehatan global yang serius. Data menunjukkan, satu dari dua pasien diabetes serta satu dari sepuluh pasien pradiabetes mengalami Neuropati Periferal (NP). Sayangnya, delapan dari sepuluh pasien masih belum terdiagnosis. Hal ini sangat mengkhawatirkan, karena NP dapat mengganggu kualitas hidup secara signifikan.
Pentingnya Kesadaran tentang Neuropati Periferal
Manila, Filipina menjadi tuan rumah acara diskusi yang menghadirkan para pakar kesehatan dari Filipina, Indonesia, dan Malaysia dalam rangka perayaan Hari Diabetes Sedunia 2024. Diskusi ini fokus pada temuan riset terbaru mengenai diagnosis dan perawatan Neuropati Periferal, serta pentingnya meningkatkan kesadaran publik tentang kondisi ini, terutama di kalangan masyarakat umum, dokter, dan apoteker.
Penelitian dan Temuan Terkini
Menurut Dr. Bien Matawaran yang merupakan seorang ahli endokrinologi, kasus NP diabetes kian meningkat di Asia Tenggara, dengan prevalensi di beberapa negara mendekati 60%. "Banyak orang tidak menyadari risiko yang dihadapinya, sebab faktor risiko NP diabetes tidak terlihat jelas. Maka, kita harus waspada terhadap gejala-gejalanya dan melakukan pemeriksaan awal," jelas Dr. Matawaran.
Mengenali Gejala Neuropati Periferal
Berdasarkan keterangan dari Dr. Rizaldy Pinzon, gejala NP sering kali tidak diperhatikan karena berkembang secara perlahan. Pasien mungkin tidak merasakan gejala signifikan hingga kerusakan saraf sudah sangat parah. "Gejala awal yang ringan dapat berubah menjadi masalah serius, seperti kehilangan mobilitas dan luka kaki yang tidak disadari," ujarnya.
Kendala dalam Diagnosis Dini
Dr. Francis Pasaporte menyoroti kendala dalam pemeriksaan awal NP, yang meliputi rendahnya kesadaran masyarakat mengenai kondisi ini, serta kesulitan dokter dalam menghadapi arus kunjungan pasien yang tinggi. "Dokter sering kali tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan evaluasi menyeluruh, dan mungkin tidak memiliki pemahaman yang cukup mengenai NP," tambahnya.
Inovasi dalam Diagnosis Neuropati Periferal
P&G Health meluncurkan alat bantu diagnosis digital, NEW Neurometer Pro, yang merupakan kuesioner sederhana berisi lima pertanyaan untuk mengevaluasi risiko kerusakan saraf. Alat ini dirancang untuk mempercepat proses diagnosis dan tersedia gratis bagi masyarakat di Filipina, Indonesia, dan Malaysia. Melalui Neurometer Pro, pasien dapat lebih proaktif dalam mendapatkan diagnosis awal.
Perawatan yang Efektif untuk Neuropati Periferal
Analisis subgrup dari Uji Klinis NENOIN menunjukkan bahwa kombinasi dosis tetap vitamin B neurotropik (B1, B6, dan B12) dapat meredakan gejala Neuropati Periferal. Gejala-gejala seperti rasa terbakar, kesemutan, dan kebas dapat mengalami penurunan hingga 80%. Pasien dengan gejala ringan hingga moderat melaporkan kualitas hidup yang jauh lebih baik setelah mendapatkan perawatan ini.
Risiko dan Dampak Neuropati Periferal
Menurut Dr. Kenny P Merin, pemahaman tentang NP sangat penting, terutama dampaknya terhadap kualitas hidup dan risiko terjadinya luka. "Sebanyak 59% pasien yang masih bekerja mengaku kurang produktif akibat gejala NP," ungkapnya. Ini memperlihatkan bahwa NP tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga produktivitas kerja.
Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat
Penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran mengenai Neuropati Periferal, mengingat banyaknya pasien yang tidak terdiagnosis. Program edukasi publik yang diinisiasi oleh P&G Health diharapkan dapat membantu masyarakat memahami gejala, risiko, serta pentingnya diagnosis dan perawatan dini.
Kesimpulan
Neuropati Periferal adalah masalah yang sering tidak terdiagnosis dan dapat memengaruhi kualitas hidup pasien diabetes secara signifikan. Dengan meningkatnya kesadaran tentang gejala dan penggunaan alat diagnosis digital yang inovatif, diharapkan pasien dapat melakukan langkah awal yang cepat dalam menangani kondisi ini dan mencegah komplikasi lebih lanjut.