PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR), dalam langkah strategis terbaru, telah mengumumkan rencana untuk menerbitkan surat utang (notes) dengan nilai pokok maksimum hingga US$ 500 juta. Transaksi ini direncanakan untuk dilakukan melalui penawaran internasional yang ditujukan kepada lembaga dan investor di luar Indonesia, yang akan dicatatkan di Bursa Efek Singapura (SGX-ST).
Nilai nominal dari penerbitan surat utang ini setara dengan Rp 7,81 triliun, berdasarkan kurs yang berlaku di mana 1 dolar Amerika Serikat (AS) setara dengan Rp 15.620. Mengingat besaran ini, nilai penerbitan notes tersebut lebih dari 50% dari total ekuitas Cikarang Listrindo, sehingga dianggap sebagai transaksi material yang perlu mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). RUPSLB dijadwalkan berlangsung pada tanggal 22 November 2024.
Rincian Penerbitan Surat Utang
Surat utang yang akan diterbitkan oleh Cikarang Listrindo ini diharapkan jatuh tempo maksimum dalam kurun waktu sepuluh tahun setelah penerbitan. Pihak manajemen merencanakan untuk memberikan suku bunga tetap dengan plafon maksimal sebesar 7% per tahun, yang akan dibayarkan setiap enam bulan.
Penting untuk dicatat bahwa notes ini tidak akan dijamin oleh jaminan tertentu. Dana yang berhasil dihimpun lewat penerbitan surat utang ini akan digunakan untuk melunasi sebagian atau seluruh jumlah dari Notes 2026, termasuk kewajiban bunga dan biaya lainnya. Notes 2026 sendiri memiliki suku bunga tetap 4,95%, dan pembayaran bunga dilakukan dua kali dalam setahun setiap tanggal 14 Maret dan 14 September.
Tujuan dan Strategi Perusahaan
Manajemen Cikarang Listrindo menekankan bahwa proses penerbitan surat utang ini bertujuan untuk memperbaiki likuiditas perusahaan serta mendukung kebutuhan pembiayaan yang lebih luas. Dengan meningkatkan likuiditas, perusahaan berharap dapat memberikan ruang untuk pelunasan kewajiban utang yang ada dan mengembangkan usaha lebih lanjut.
"Rencana transaksi ini diambil dalam rangka meningkatkan likuiditas Perseroan dan memenuhi berbagai kebutuhan pembiayaan," ungkap manajemen Cikarang Listrindo dalam keterbukaan informasi yang dirilis pada hari Kamis, 9 Oktober.
Risiko dan Peluang di Balik Penerbitan Surat Utang
Penerbitan surat utang dan pelunasan Notes 2026 ini tentunya dihadapkan pada ketidakpastian yang bergantung pada kondisi pasar. Manajemen percaya bahwa perlunya perpanjangan waktu jatuh tempo utang akan memberikan di manfaat keuangan tambahan bagi perusahaan dan mendukung melakukan pengembangan usaha di masa mendatang.
Tentu saja, strategi ini membawa risiko tersendiri, terutama seputar kondisi pasar yang dapat mempengaruhi minat investor internasional untuk berpartisipasi dalam penawaran tersebut. Namun, perusahaan berusaha menjalankan langkah-langkah mitigasi untuk menjamin prospek positif dalam jangka panjang.
Kinerja Keuangan Cikarang Listrindo
Membahas aspek kinerja, Cikarang Listrindo juga sebelumnya telah mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,2 triliun pada tahun 2023. Angka ini menunjukkan pertumbuhan positif, dan manajemen mengidentifikasi beberapa faktor yang telah mendukung kinerja tersebut, termasuk efisiensi operasional dan peningkatan pendapatan dari layanan yang diberikan.
Namun, pengelolaan utang yang baik mutlak diperlukan untuk menjaga kesehatan finansial perusahaan. Terutama dengan adanya rencana penerbitan surat utang ini, para pemangku kepentingan tentunya berharap bahwa langkah tersebut dapat meningkatkan likuiditas tanpa membebani struktur utang secara berlebihan.
Kesimpulan
Dengan peluncuran rencana penerbitan surat utang senilai US$ 500 juta ini, Cikarang Listrindo menegaskan komitmennya untuk tetap beradaptasi dengan kebutuhan pendanaan yang semakin kompleks. Keputusan ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya berusaha untuk memenuhi kewajiban yang ada, tetapi juga berfokus pada pengembangan jangka panjang. Penerbitan surat utang ini, jika berjalan dengan baik, berpotensi membawa sejumlah keuntungan bagi pertumbuhan bisnis Cikarang Listrindo di masa depan.