Dalam perdagangan bursa pada Kamis (17/10), indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja positif dengan kenaikan signifikan. Hal ini juga berdampak pada saham-saham perbankan terkemuka di dalam daftar LQ45, termasuk Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan Bank Central Asia (BBCA). Ketiga emiten ini menjadi sorotan investor, dengan pergerakan harga yang mencerminkan optimisme pasar terhadap sektor perbankan.
Saham BMRI Tembus Rp 7.225
Saham BMRI ditutup pada harga Rp 7.225 per saham, mengalami kenaikan 3,21% dibandingkan penutupan sebelumnya yang berada di Rp 7.000. Saham ini membuka di harga Rp 7.050 dan sempat menyentuh titik tertinggi pada Rp 7.250 dengan harga terendah Rp 7.000. Dalam sepekan terakhir, harga saham BMRI telah naik 3,96% dari harga Rp 6.950. Dengan peningkatan harga sepanjang satu tahun terakhir, saham ini mencatatkan kenaikan sebesar 20,42% dari harga Rp 6.000.
Aktivitas Transaksi dan Rasio Keuangan BMRI
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi untuk saham BMRI mencapai Rp 647,70 miliar, dengan volume perdagangan sebesar 902.199 lot. Earning per share (EPS) untuk saham ini tercatat pada angka Rp 569, dengan rasio price to earnings (PER) sebesar 12,30 kali dan rasio price to book value (PBV) di angka 2,57 kali. Kinerja yang solid ini menunjukkan bahwa saham BMRI tetap menjadi pilihan menarik untuk investor.
Pergerakan Saham BBRI
Selanjutnya, saham BBRI juga berakhir di zona hijau dengan harga penutupan di Rp 4.980 per saham, naik tipis 0,61% dari Rp 4.950 pada hari sebelumnya. Saham ini dibuka pada harga Rp 4.960 dan mencatatkan titik tertinggi di Rp 5.050 serta terendah di Rp 4.940, dengan kenaikan harian sebesar Rp 30 per saham. Dalam tujuh hari terakhir, harga saham BBRI menguat sebesar 2,47% dari Rp 4.860. Namun, jika dibandingkan dengan satu tahun yang lalu, harga saham ini mengalami penurunan sebesar 3,30% dari Rp 5.150.
Detail Transaksi dan EPS BBRI
Total nilai transaksi untuk saham BBRI mencapai Rp 938,50 miliar, dengan volume perdagangan sebanyak 1.880.971 lot. EPS untuk saham ini adalah Rp 392, menghasilkan rasio PER sebesar 12,63 kali dan rasio PBV terukur sebesar 2,45 kali. Penurunan harga tahunan ini mungkin menarik perhatian investor untuk melakukan akumulasi saham, apalagi dengan prospek pertumbuhan jangka panjang sektor perbankan yang masih menjanjikan.
Saham BBCA Naik Lebih dari 2%
Saham BBCA juga menunjukkan pergerakan positif dengan ditutup pada harga Rp 10.725, naik 2,39% dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 10.475. Saham ini dibuka di level Rp 10.550 dan sempat mencapai harga tertinggi Rp 10.800 serta terendah di Rp 10.500, yang berarti kenaikan harian sebesar Rp 250. Dalam sepekan, harga saham BBCA mencatatkan peningkatan sekitar 2,14% dari Rp 10.500, dan naik 19,83% dalam setahun terakhir dari posisi Rp 8.950.
Rincian Transaksi dan EPS BBCA
Total nilai transaksi saham BBCA tercatat mencapai Rp 717,60 miliar, dengan volume transaksi sebanyak 669.933 lot. EPS untuk BBCA adalah Rp 436, dengan rasio PER mencapai 24,03 kali dan rasio PBV sebesar 5,37 kali. Kenaikan harga saham BBCA yang konsisten menunjukkan bahwa saham ini tetap diminati oleh investor, meskipun rasio PER-nya lebih tinggi dibandingkan dengan saham-saham lainnya di sektor perbankan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, kinerja positif saham-saham perbankan seperti BMRI, BBRI, dan BBCA dalam bursa hari ini menunjukkan ketahanan dan daya tarik sektor keuangan di tengah fluktuasi pasar. Investor disarankan untuk terus memantau pergerakan harga dan faktor-faktor fundamental yang dapat mempengaruhi keputusan investasi. Selain itu, berinvestasi di saham perbankan yang solid dan memiliki fundamental yang kuat bisa menjadi langkah yang cerdas bagi portofolio investasi yang berkelanjutan.