Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Kinerja Reksadana Dalam Koreksi, Pasar Uang Jadi Primadona

Kinerja Reksadana Dalam Koreksi, Pasar Uang Jadi Primadona

by Joko Susanto at 07 Oct 2024 12:24

Kinerja Reksadana: Hanya Pasar Uang yang Bertahan Positif

Sepekan terakhir, kinerja reksadana di Indonesia menunjukkan tren penurunan yang cukup signifikan. Hanya reksadana pasar uang yang mampu mencatatkan imbal hasil atau return positif. Berdasarkan data dari Infovesta Utama untuk periode 27 September hingga 4 Oktober 2024, reksadana pasar uang mengungguli kategori lainnya dengan membukukan return sebesar 0,09%.

Sementara itu, sebagian besar kategori reksadana mengalami imbal hasil negatif. Dalam hal ini, reksadana saham mencatatkan penurunan yang paling parah dengan return -2,14%. Dalam pekan sebelumnya, meskipun masih dalam performa positif dengan return 0,04%, performa reksadana saham dari awal tahun menunjukkan angka merah dengan minus 5,28% (year to date).

Peringkat Kinerja Reksadana: Siapa yang Unggul?

Berikut adalah rincian kinerja reksadana sepanjang periode tersebut:

Jenis ReksadanaKinerja (Return)Kinerja Tahun Ini (YTD)
Reksadana Pasar Uang0,09%3,56%
Reksadana Saham-2,14%-5,28%
Reksadana Campuran-1,02%2,31%
Reksadana Pendapatan Tetap-0,36%3,39%

Di posisi ketiga, reksadana campuran mengalami penurunan imbal hasil sebesar -1,02%, setelah sebelumnya mampu tumbuh 0,40%. Meskipun mengalami koreksi, sejak awal tahun reksadana campuran masih mencatatkan imbal hasil positif dengan angka 2,31%.

Reksadana pendapatan tetap, di sisi lain, meraih posisi kedua dengan imbal hasil -0,36% selama periode tersebut, namun masih memiliki pertumbuhan tahunan yang positif sebesar 3,39%.

Faktor Penyebab Koreksi Kinerja Reksadana

Koreksi ini tidak dapat dipisahkan dari pergerakan indeks saham yang semakin bearish. IDX Composite (IHSG) dalam sepekan terakhir jatuh sebesar -2,61% ke level 7.496,09. Penurunan ini dipicu oleh lemahnya mayoritas indeks sektoral dan aksi jual bersih oleh investor asing yang mencapai Rp4,88 triliun dalam sepekan.

Selain itu, kondisi ekonomi domestik juga berkontribusi terhadap kinerja reksadana. Dalam lima bulan berturut-turut, Indonesia mengalami deflasi. Pada bulan September 2024, tingkat inflasi Indonesia tercatat turun sebesar -0,12% secara bulanan (MoM), yang menunjukkan penurunan daya beli masyarakat. Secara tahunan (YoY), inflasi berada di kisaran 1,84%, mendekati batas bawah kisaran yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) yaitu 1,50% YoY.

Proyeksi dan Rekomendasi untuk Investor

Memandang ke depan, proyeksi dalam sepekan mendatang menunjukkan bahwa pasar saham berpotensi untuk rebound. Investor disarankan untuk melakukan aksi beli pada saham-saham dengan kapitalisasi besar yang saat ini tertekan di valuasi undervalued. Di pasar obligasi, waktu yang tepat untuk membeli Surat Utang Negara (SUN) mendapatkan rekomendasi khusus, terutama untuk seri-seri baru yang diterbitkan oleh pemerintah.

Analisis lebih jauh merekomendasikan agar investor mempertimbangkan pengurangan porsi tenor jangka pendek dan meningkatkan alokasi pada tenor menengah hingga panjang. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan peluang keuntungan yang lebih baik di masa mendatang.

Reksadana Pasar Uang Terbaik Pekan Ini

Meskipun mayoritas reksadana mengalami koreksi, berikut adalah lima reksadana pasar uang dengan kinerja terbaik pada periode 27 September hingga 4 Oktober 2024:

  1. Juara Money Market Fund: 4,72%
  2. Insight Money: 4,69%
  3. Principal Bukareksa Pasar Uang: 4,56%
  4. Ashmore Dana Pasar Uang Syariah: 4,54%
  5. Capital Money Market Fund: 4,48%

Dengan mempertimbangkan semua faktor yang ada, penting bagi investor untuk melakukan analisis yang mendalam dan beradaptasi dengan kondisi pasar saat ini. Meski pasar sedang dalam kondisi koreksi, peluang untuk mengoptimalkan portofolio tetap ada, terutama dengan instrumen reksadana yang tepat.