Dolar Amerika Serikat (AS) menempati posisi stabil pada hari Selasa, 15 Oktober 2023, mendekati level tertinggi dalam lebih dari dua bulan terakhir. Hal ini terpicu oleh spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menerapkan pemangkasan suku bunga dalam skala moderat dalam waktu dekat. Kekuatan dolar ini dapat dilihat dari berbagai indikator ekonomi yang positif dari AS serta respon pasar terhadap perubahan kebijakan moneter yang mungkin terjadi.
Data Ekonomi AS Mendorong Kekuatan Dolar
Beberapa data ekonomi dari AS menunjukkan ketahanan yang mengesankan, meskipun inflasi untuk bulan September sedikit lebih tinggi dari ekspektasi para analis. Data ini telah mendorong para trader untuk mengurangi ekspektasi terkait pemangkasan suku bunga yang lebih drastis oleh The Fed.
Pada bulan September lalu, The Fed telah memulai siklus pelonggaran kebijakan moneter dengan memotong suku bunga sebesar 50 basis poin. Namun, perkembangan terakhir menunjukkan bahwa para pelaku pasar kini memperkirakan laju pemangkasan akan berjalan lebih lambat. Pemikiran ini turut memperkuat posisi dolar AS di tengah volatilitas pasar global.
Peluang Pemangkasan Suku Bunga
Saat ini, trader memberikan peluang hampir 90% bagi kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November mendatang. Sebagai total, diharapkan ada penurunan sebesar 45 basis poin untuk tahun ini. Indeks dolar, yang mengukur performa mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, tercatat pada level 103,16. Ini mendekati level tertinggi yang dicapai pada 8 Agustus lalu, yaitu 103,36, yang terlihat pada pergerakan Kegiatan hari Senin.
Komentar dari Gubernur The Fed Mempengaruhi Pasar
Kenaikan nilai dolar AS juga ditunjang oleh komentar dari Gubernur The Fed, Chris Waller, yang menyerukan agar lebih berhati-hati dalam melakukan pemangkasan suku bunga ke depannya. Francesco Pesole, seorang ahli strategi FX di ING, menyatakan bahwa 'repricing kebijakan The Fed' telah menjadi motor penggerak utama di balik penguatan dolar saat ini, terutama jika dibandingkan dengan kebijakan bank sentral di negara lain.
Dampak Global Dari Stabilitas Dolar AS
Di luar AS, stabilitas dolar memiliki efek yang signifikan terhadap mata uang global. Euro misalnya, tertekan dan mencapai level terendah sejak 8 Agustus di angka $1,0885. Penurunan ini terjadi menjelang pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) yang direncanakan pada hari Kamis. Pada pertemuan tersebut, ECB diperkirakan akan kembali melakukan pemangkasan suku bunga sebagai respon terhadap situasi ekonomi yang terus berubah.
Sementara itu, pound sterling juga berada di posisi yang kurang menguntungkan, diperdagangkan pada level $1,3079. Ini terjadi setelah data pasar tenaga kerja Inggris menunjukkan pertumbuhan upah yang melambat dalam periode tiga bulan hingga Agustus lalu. Kondisi ini memberikan jalan bagi Bank of England (BoE) untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga pada bulan depan.
Pelemahan Yen dan Dampaknya Terhadap Pasar Asia
Pelemahan yen Jepang tampak sedikit mereda, diperdagangkan pada angka 149,29 per dolar AS setelah sebelumnya jatuh hingga 149,98, tercatat sebagai level terendah sejak 1 Agustus. Di sisi lain, mustahil untuk mengabaikan dampak dari pergerakan harga minyak mentah global yang memengaruhi mata uang negara penghasil minyak, seperti krone Norwegia dan dolar Kanada, yang melemah setelah berita bahwa Israel tidak akan menyerang target minyak Iran. Kondisi ini meredakan kekhawatiran mengenai gangguan pasokan di kawasan Timur Tengah.
Yuan Tiongkok Melemah
Dari Asia, yuan Tiongkok juga mengalami pelemahan, tertekan ke level terendah dalam satu bulan terhadap dolar AS pada hari yang sama. Keterkaitan antara kekuatan dolar AS dan performa mata uang lainnya menunjukkan bagaimana pasar global saling berinteraksi, serta bagaimana keputusan-keputusan kebijakan moneter di satu negara selalu memiliki dampak yang luas di negara lain.
Kesimpulan
Stabilitas dolar AS saat ini mencerminkan ketahanan ekonomi AS yang relatif kuat, meskipun terdapat tantangan dari inflasi dan tekanan pasar kerja. Dengan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter yang lebih moderat daripada sebelumnya, pasar di seluruh dunia harus siap menghadapi perubahan yang terjadi dan bagaimana hal ini akan mempengaruhi perekonomian global. Pelaku pasar di seluruh dunia akan terus memantau pergerakan dolar AS dan kebijakan The Fed ke depannya, karena hal ini jelas akan mempengaruhi banyak aspek di pasar keuangan internasional.