Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Potensi Cuannya: Dukungan Vitalik Buterin untuk Solo Staking ETH

Potensi Cuannya: Dukungan Vitalik Buterin untuk Solo Staking ETH

by Andika Pratama at 11 Oct 2024 02:24

Dalam dunia kripto, inovasi dan perubahan selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan setiap aset digital. Salah satu berita terbaru datang dari Vitalik Buterin, salah satu pendiri jaringan Ethereum, yang memberikan sinyal dukungan terhadap persyaratan staking ETH yang lebih lunak. Tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan skalabilitas dan desentralisasi, serta membuka peluang bagi individu untuk melakukan solo staking ETH.

Apa itu Staking dalam Konteks Kripto?

Staking adalah aktivitas yang dilakukan dalam jaringan blockchain yang menggunakan konsensus Proof-of-Stake (PoS). Dalam konteks ini, staking berfungsi untuk mengonfirmasi transaksi sekaligus memperkuat keamanan jaringan. Tujuannya mirip dengan aktivitas menambang Bitcoin (BTC) yang menggunakan konsensus Proof-of-Work (PoW), di mana setiap pemain ingin menjadi validator transaksi terdesentralisasi.

Namun, cara kerja staking dalam PoS jauh lebih efisien secara sumber daya. Seorang validator tidak memerlukan peralatan komputer canggih dan biaya listrik yang tinggi seperti dalam PoW. Sebagai gantinya, validator hanya perlu mengunci sejumlah token untuk dapat berfungsi sebagai jaminan. Saat ini, persyaratan minimal untuk menjadi validator di jaringan Ethereum adalah mengunci 32 ETH, yang setara dengan harga sekitar Rp1,19 miliar, jika mengacu pada harga ETH saat ini.

Usulan Penurunan Syarat Staking oleh Vitalik Buterin

Vitalik Buterin melalui unggahannya di platform X, @vitalik.eth, mengemukakan bahwa syarat minimal untuk staking yang mencapai 32 ETH saat ini dirasa menjadi hambatan bagi banyak individu. Ia mengusulkan agar persyaratan tersebut bisa diturunkan menjadi 16 ETH atau 24 ETH sebagai solusi sementara. Dalam pandangannya, hal ini akan berdampak positif terhadap aksesibilitas dan skalabilitas Ethereum.

“Apabila masalah koneksi bandwidth terselesaikan, persyaratan minimal staking bisa turun hingga 1 ETH saja di masa depan,” tulis Vitalik. Usulan ini tentu menjadi kabar baik bagi para investor dan penggemar Ethereum, karena dapat memperluas partisipasi dan memperkuat desentralisasi jaringan.

Syarat Teknikal untuk Menjadi Validator ETH

Berdasarkan penelitian dari Pintu Academy, syarat teknis untuk menjadi validator Ethereum sebenarnya cukup mudah dan tidak seribet banyak yang dibayangkan. Secara umum, hanya diperlukan perangkat dengan spesifikasi minimal: prosesor 4 core @2,8 GHz, memori RAM 16 GB, dan memori penyimpanan 2 TB.

Apabila dibandingkan dengan jaringan blockchain lain seperti Solana (SOL) atau Avalanche (AVAX), syarat teknis untuk menjadi validator di Ethereum tergolong ringan. Misalnya, Solana memerlukan prosesor 12 core dengan RAM 128 GB, dan Avalanche memerlukan prosesor 8 core dan RAM 16 GB.

Kemudahan Melalui Staking Pool

Kendati begitu, tidak semua individu yang ingin berpartisipasi memiliki modal untuk mengunci 32 ETH. Karena alasan ini, banyak investor kecil yang beralih menggunakan layanan pihak ketiga atau staking pool. Dengan staking pool, Anda bisa bergabung dengan orang lain untuk mengumpulkan ETH secara kolektif, sehingga syarat modal yang tinggi tidak lagi menjadi penghalang.

Memahami Konsep APY dan APR dalam Staking

Ketika membicarakan tentang staking, salah satu hal yang penting untuk dipahami adalah cara perhitungan cuan yang dihasilkan. Dalam konteks ini, ada dua istilah yang sering digunakan yaitu Annual Percentage Yield (APY) dan Annual Percentage Rate (APR).

APY mencakup bunga majemuk atau compound interest, yang berarti bahwa bunga yang diperoleh akan bertambah seiring waktu, menghasilkan bunga dari bunga. Ini membuat imbal hasil dari investasi menjadi lebih besar karena bunga dihitung dari total pokok serta bunga yang sudah terkumpul.

Di sisi lain, APR tidak memperhitungkan bunga majemuk, sehingga bunga hanya dihitung dari pokok awal tanpa tambahan dari bunga yang sebelumnya. Sebagai contoh praktis, jika sebuah produk investasi menawarkan bunga bulanan 2%, maka APR-nya akan menjadi 24% (2% x 12 bulan). Namun, jika dihitung menggunakan APY, hasil tahunan akan lebih besar karena akumulasi bunga setiap bulan.

Contoh Imbal Hasil dari Aplikasi Pintu

Pintu, sebagai salah satu platform perdagangan kripto, menawarkan kedua metode perhitungan ini dalam fitur-produknya seperti Pintu Earn dan PTU Staking. Dalam Pintu Earn, pengguna yang melakukan pengumpulan ETH secara fleksibel bisa mendapatkan imbalan bunga 1% APY. Sedangkan jika memilih metode penguncian, imbalan yang ditawarkan adalah 1,25% APR untuk penguncian 30 hari, dan 1,5% APR untuk penguncian 90 hari.

Kesimpulan

Dengan sinyal dukungan dari Vitalik Buterin untuk pelonggaran syarat staking ETH, terdapat harapan baru bagi individu yang ingin berpartisipasi dalam jaringan Ethereum. Meski saat ini masih diperlukan modal yang cukup besar untuk staking, pengurangan batas minimum dapat menjadi langkah awal menuju desentralisasi yang lebih baik dan aksesibilitas yang lebih luas. Apakah Anda siap untuk memasuki dunia staking dan meraih potensi cuan yang ditawarkan?