Latihan paduan strategi militer antara dua negara seringkali menjadi langkah penting dalam menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan tertentu. Salah satu contoh nyata adalah latihan operasi pendaratan amfibi yang diadakan oleh Korps Marinir TNI Angkatan Laut bersama dengan Angkatan Darat Australia di Pulau Bathrust, Australia pada tanggal 5 November 2024. Latihan ini merupakan bagian dari Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Keris Woomera 2024.
Tujuan Latihan
Latihan ini memiliki tujuan yang sangat signifikan dalam meningkatkan kemampuan pertempuran pasukan terutama dalam konteks operasional di medan perang perkotaan. Sebanyak 25 prajurit Korps Marinir TNI AL menjadi wakil Indonesia dalam latihan ini. Mereka berkolaborasi dengan pasukan dari 1st Combat Ground Infantry Battalion Australia, yang berpusat di Townsville, New South Wales.
Proses Latihan Pendaratan Amfibi
Latihan pendaratan amfibi ini dimulai dengan debarkasi pasukan pendarat menggunakan perahu karet dari kapal perang Australia, HMAS Adelaide. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kemampuan pasukan dalam mendarat secara cepat dan efisien di wilayah musuh serta melakukan serangan yang terkoordinasi.
Pasukan pendarat, termasuk prajurit Korps Marinir TNI AL, berhasil mendarat di pesisir dan melaksanakan misi serbuan amfibi. Momen ini merupakan ujian nyata untuk memadukan strategi yang telah dipelajari dalam pelatihan sebelumnya, dan karenanya, keterampilan serta pengetahuan yang diperoleh selama latihan ini sangatlah penting.
Simulasi Pertempuran Kota
Sementara itu, di lokasi berbeda, prajurit Korps Marinir TNI AL lainnya terlibat dalam latihan simulasi pertempuran kota jarak dekat (Bluebolt Urban Operation) di Markas 1st Brigade Royal Australian Regiment, Robertson Barrack, Darwin. Menurut Letkol (Mar) Empri Airudin, komandan kontingen TNI dalam latihan ini, upaya berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang taktik tempur dalam pertempuran kota menjadi fokus utama dari latihan tersebut.
"Tujuan dari latihan ini adalah untuk saling berbagi ilmu taktik serta melatih kemampuan pertempuran jarak dekat serta menghancurkan musuh dan menguasai medan perang perkotaan," jelas Letkol Empri.
Rangkaian Latihan Gabungan
Latgabma Keris Woomera 2024 yang melibatkan ketiga matra TNI dan Angkatan Bersenjata Australia dimulai di kapal HMAS Adelaide pada 3 November. Rangkaian latihan ini berlangsung di beberapa lokasi, di antaranya Pulau Melville, Pulau Bathrust, serta markas Angkatan Bersenjata Australia di Darwin. Selain itu, tahapan puncak latihan dijadwalkan di perairan Jawa Timur dan Pantai Banongan, Situbondo, pada 13-16 November 2024.
Di Pantai Banongan, pasukan dari kedua negara akan kembali berlatih menerapkan operasi pendaratan amfibi, melibatkan berbagai komponen angkatan bersenjata seperti infanteri, tank, artileri, jet tempur, dan helikopter serbu. Hal ini menandakan betapa seriusnya kedua negara dalam meningkatkan kemampuan operasional masing-masing pasukan.
Simulasi dan Materi Latihan
Beberapa simulasi operasi yang menjadi materi latihan dalam Latgabma Keris Woomera mencakup:
- Latihan operasi pendaratan amfibi
- Latihan simulasi pertempuran kota
- Latihan operasi unit kesehatan di laut (MOHU)
- Simulasi evakuasi dan distribusi bantuan bencana
- Latihan gabungan penembakan munisi tajam terintegrasi
Pembukaan latihan ini disampaikan oleh Komandan Indo Pasifik Endeavor (IPE) 2024, Commodore Michael Harris, yang menilai Latgabma Keris Woomera 2024 sebagai kesempatan bagi TNI dan ADF untuk menguji kemampuan tempur gabungan di berbagai medan. "Dari latihan bersama ini, pasukan kita akan membangun taktik, teknik, dan prosedur bersama guna meningkatkan interoperabilitas dan kesiapan dalam menghadapi tantangan keamanan di kawasan," ungkapnya.
Indo-Pacific Endeavor 2024
Dalam rangkaian Indo-Pacific Endeavor (IPE) 2024, militer Australia melakukan kunjungan ke 14 negara untuk berlatih bersama baik dalam skenario pertempuran maupun penanggulangan bencana. Indonesia menjadi satu-satunya negara yang menggelar latihan gabungan militer dengan ADF, yang tentunya menjadi prestasi tersendiri bagi TNI.
Latihan ini tidak hanya memperkuat kapasitas tempur, tetapi juga mempererat hubungan antarpersonel kedua negara serta meningkatkan kemampuan masing-masing prajurit dalam menghadapi situasi keamanan yang dinamis dan kompleks di kawasan Asia-Pasifik.
Dengan terselenggaranya latihan ini, diharapkan kemampuan prajurit TNI AL semakin meningkat, dan dapat merespons berbagai tantangan keamanan dengan lebih baik di masa depan.