Mataram, ANTARA - Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) di Kota Mataram telah menjadi tempat yang penuh cerita dan penemuan menarik. Pagi itu, museum dipenuhi oleh tawa dan semangat 25 siswa sekolah dasar yang mengenakan seragam olahraga. Di tengah keramaian, salah satu siswa, Naura Sauzan Karima yang baru berusia 10 tahun, terlihat berjuang untuk mengenakan sarung tangan karet biru berukuran dewasa, dibantu oleh ibunya.
Kegiatan ini adalah bagian dari program "Belajar Bersama Arkeolog Cilik" yang diselenggarakan Museum NTB bekerja sama dengan Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI). Program ini dirancang bukan hanya untuk mengedukasi tetapi juga untuk membangkitkan minat anak-anak terhadap sejarah dan arkeologi.
Kotak Ekskavasi Kecil, Penemuan Besar
Di bawah tenda yang ditata rapi, terdapat enam kotak persegi berukuran 100x100 sentimeter, yang masing-masing terisi pasir dan koral dengan ketebalan 20 hingga 30 sentimeter. Di dalam kotak ekskavasi ini, miniatur benda-benda kepurbakalaan terkubur yang siap ditemukan oleh tangan-tangan muda peserta.
Naura bergabung dengan teman-teman sekelasnya dari berbagai sekolah di Pulau Lombok, termasuk siswa dari SD Islam Terpadu Anak Soleh. Dengan alat sederhana seperti spatula plastik dan kuas, mereka mulai menggali, layer demi layer, dengan harapan menemukan benda-benda bersejarah.
Penggalian yang Menarik
Setiap siswa memiliki area ekskavasi masing-masing. Dengan penuh semangat, Naura yang mendapat bagian ekskavasi di bagian utara, tidak menemukan apa pun. Namun, tidak putus asa, ia kemudian pindah ke area barat dan berhasil menemukan tulang belulang serta sebuah kendi yang berisi aneka perhiasan.
Pada kotak ekskavasi lainnya, beberapa siswa menemukan fosil terumbu karang, kerang laut, beras hitam, dan arang. Penemuan kerangka manusia membawa siswa pada kesadaran bahwa lokasi itu dulunya adalah situs pemakaman prasejarah. Tradisi pemakaman dengan harta benda sebagai bekal menuju alam lain menunjukkan kearifan lokal yang sangat kaya.
Indikasi Geologis dan Kearifan Budaya
Selain penemuan benda-benda bersejarah, hasil ekskavasi juga memberikan informasi penting tentang perubahan geologis. Penemuan terumbu karang dan kerang laut mengindikasikan bahwa area tersebut dahulu adalah laut sebelum berubah menjadi daratan akibat proses geologi. Kehadiran beras hitam dan arang lebih lanjut menunjukkan tanda-tanda aktivitas vulkanisme yang pernah terjadi di kawasan tersebut.
Mengenali Profesi Arkeolog
Program ini tak hanya menjadi ajang belajar, tetapi juga memotivasi anak-anak untuk mempertimbangkan karir di bidang arkeologi. Beberapa siswa, termasuk Naura, menunjukkan ketertarikan untuk menjadi arkeolog. Naura yang berasal dari keluarga antikuarian memiliki lebih banyak alasan untuk mencintai sejarah dan budaya. Program "Belajar Bersama Arkeolog Cilik" akan berlangsung selama dua hari, pada 22 dan 23 Oktober 2024, dengan peserta pelajar dari tingkat sekolah dasar dan menengah pertama.
Kesimpulan
Melalui aktivitas seperti ini, museum tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan artefak sejarah, tetapi juga sebagai wadah untuk mendidik dan menginspirasi generasi muda untuk mencintai dan memahami sejarah. Penemuan-penemuan yang dibuat oleh anak-anak menciptakan fondasi bagi penghargaan lebih besar terhadap warisan budaya dan sejarah Nusantara.
Dengan semangat dan dedikasi yang luar biasa, program ini berhasil menciptakan kenangan yang tak terlupakan bagi siswa yang terlibat. Menjadi arkeolog cilik adalah langkah pertama menuju pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah dan peradaban manusia.